Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
7 Kata Bijak untuk Pemimpin yang Egois, Halus tapi Ngena Banget!
15 April 2022 21:55 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Kata bijak untuk pemimpin yang egois, Foto: Unsplash.](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/f22f88750e486b6af1f9f213117b54e623f59228b65248b0d7a2c3879c7b3b8a.jpg)
ADVERTISEMENT
Tidak jarang dalam bekerja, kamu menemukan seorang pemimpin yang egois . Setiap manusia itu tidak bisa hidup sendirian, pasti akan membutuhkan orang lain. Karena itulah, sesama manusia harus mampu menghargai satu sama lainnya dan tidak boleh egois. Lalu bagaimana jika ada seorang pemimpin yang egois? Kamu bisa menggunakan kata bijak untuk pemimpin yang egois berikut ini untuk menyadarkannya tanpa melukai hatinya.
ADVERTISEMENT
Sifat egois idak disukai oleh kebanyakan orang. Egois itu adalah sifat yang hanya mementingkan diri sendiri dan merugikan orang lain. Jika seorang pemimpin egois, dalam bekerja pun pastinya tidak akan nyaman. Oleh karena itu, banyak orang menggunakan kata sindiran untuk pemimpin yang egois.
Kata-kata sindiran untuk pemimpin yang egois dapat menjadi pilihan untuk mewakili perasaan kamu yang sedih, marah , dan kecewa. Mungkin tidak akan bisa meluapkan secara langsung kekesalanmu atas keputusan yang dibuat oleh pemimpinmu.
Bagaimana cara mengungkapkannya? Berikut adalah kumpulan kata bijak untuk pemimpin yang egois, halus tapi ngena banget di hati.
Kata Bijak untuk Pemimpin yang Egois
Dikutip dari buku Kata Bijak dan Motivasi karya M.Sabda Al-Hasri (2019: 59), kamu bisa mengungkapkan perasaan kesalmu kepada pemimpin yang egois melalui sebuah kata-kata berikut:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Itulah kata bijak yang bisa diberikan kepada pemimpin yang egois, agar mereka sadar bahwa keputusan yang dibuat akan merugikan para pekerjanya dan pada akhirnya akan merugian perusahaan.(UMI)