Konten dari Pengguna

8 Contoh Teks Anekdot dan Strukturnya dalam Bahasa Indonesia

Inspirasi Kata
Menyajikan artikel berisi kata-kata, kutipan, dan kalimat yang menginspirasi pembaca.
27 Agustus 2024 9:11 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Contoh teks anekdot. Pexels/RDNE Stock project
zoom-in-whitePerbesar
Contoh teks anekdot. Pexels/RDNE Stock project
ADVERTISEMENT
Sebagai pelajar, salah satu materi Bahasa Indonesia yang harus diketahui adalah contoh teks anekdot. Jenis teks ini berbentuk cerita singkat yang lucu atau menarik, bahkan mungkin saja menggambarkan kejadian sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Meski dikenal sebagai kisah singkat lucu, tetapi anekdot sebenarnya tidak hanya untuk menghibur saja, tujuan lainnya adalah mengungkapkan suatu kebenaran atau sebagai sindiran.
Kata anekdot berasal dari bahasa Yunani anekdota yang bermakna tidak diterbitkan. Dalam perkembangannya, anekdot merupakan cerita singkat yang digunakan untuk menekankan atau mengilustrasikan poin penting yang penulis inginkan.

Contoh Teks Anekdot

Contoh teks anekdot. Pexels/Polina Tankilevitch
Seperti cerita pada umumnya, teks anekdot juga ditulis dengan berbagai tema, mulai dari politik, kesehatan, kehidupan sosial masyarakat, dan sebagainya.
Agar lebih paham dengan yang dimaksud teks anekdot, simak contohnya yang dikutip dari buku Teks Anekdot, karya Millah Af'idah dan Silvia Sri Asmarani, halaman 11-99:

1. Filosofi UUD

Di suatu hari, guru Pendidikan Kewarganegaraan menjelaskan perubahan Undang-Undang Dasar (UUD) dari periode ke periode. Guru itu juga memaparkan alasan perubahan UUD yang pernah berlaku di Indonesia. Guru yang melihat muridnya tertidur ingin mengetahui pengetahuan muridnya tersebut.
ADVERTISEMENT
Guru bertanya kepada murid yang tertidur, "Coba kamu jelaskan perubahan UUD dan apa maksud dari peraturan diatur di dalam UUD." Murid menjawab "Saya hanya tahu mengapa peraturan diatur di dalam UUD." Guru bertanya lagi, "Apa maksud kamu?'. "Ya kan semua ujung-ujungnya duit bu", celetuk sang murid.

2. Mawar dan Melati

Suatu hari Melati bertemu dengan Mawar, teman lamanya semenjak mereka duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) yang sama. Kini keduanya sama-sama menjadi murid di kelas 10 Sekolah Menengah Atas (SMA). Bedanya, Mawar diterima di sekolah RSBI.
Tidak seperti biasanya, Mawar waktu itu terlihat murung. Astuti yang penasaran pun bertanya, "Mawar, mengapa kamu sedih, kan kamu diterima di sekolah RSBI?". Mawar dengan tampang muka sedih menjawab, "Bagaimana aku tidak sedih? Sekolahku kan Rintisan Sekolah Bertarif Internasional".
ADVERTISEMENT

3. Bodrex Mania

Pada suatu hari yang cerah di bulan Ramadan, ada seorang kakek yang secara mendadak mengalami sakit kepala. Kakek tersebut tanpa merasa berdosa sama sekali, segera meminum obat pereda nyeri kepala bermerek Bodrex. Sang cucu menegur kakenya. Cucu berkata, "Kakek saat ini kan puasa, lalu mengapa kakek meminum obat tersebut?'. Si kakek dengan wajah polosnya hanya menjawab, "Lho itu obat Bodrex cu, jadi bisa diminum kapan saja". Cucu itupun hanya bisa geleng-geleng kepala.

4. Pernikahan Televisi

Salah satu stasiun televisi swasta terkenal di Indonesia, TRANS TV ternyata pernah mendapatkan teguran keras dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Ternyata penyebabnya terbilang sepele yaitu karena TRANS TV dinilai berlebihan memberitakan pernikahan Raffi Ahmad dan istrinya Nagita Slavina.
ADVERTISEMENT
Acara pernikahan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina menurut publik tidak perlu ditayangkan di luar waktu yang seharusnya. TRANS TV dianggap sebagai singkatan Televisi Raffi Ahmad Nagita Slaffina oleh masyarakat.

5. Kursi yang Membuat Lupa

Di suatu siang, ada dua bocah yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.
Bagus: "Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?"
Anton: "Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur, saat tertidur, orang kan lupa."
Bagus: (Tertawa): "Meski lucu, tapi jawabanmu salah."
Anton: "Hmm... kursi apa, ya?"
Bagus: "Jawabannya adalah kursi DPR!"
Anton: "Lho, kok begitu?"
Bagus: "Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janjinya."
ADVERTISEMENT
Anton: "Oh, iya, betul juga."

6. Sekolah Bertarif Internasional

Suatu ketika, di sekolah negeri “entah di mana”, seorang bapak guru memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). “Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi, sekolah kita akan menjadi SBI. Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya kira-kira apa yang akan kalian siapkan?” tanya sang guru.
“Azis, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?” tanya guru tersebut lebih lanjut. Dengan sigap, Azis menjawab pertanyaan pak guru “Belajar bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris, Pak.” jawab Azis.
“Bagus sekali, kalau kamu, Gusti? tanya guru kepada Gusti. “Harus siapkan uang, Pak.” jawab Gusti. “Lho, kok uang?” tanya pak guru lebih lanjut. “Ya, Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti dimintai iuran untuk ini itu.” jelas Gusti lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
“Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf Internasional, artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri” sang guru melanjutkan penjelasannya.
“Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional” Gusti juga melanjutkan penjelasannya.

7. Penjual Kue Yang Hebat

Caca membeli beberapa kue dari seorang nenek di pinggir jalan, namun ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulangnya karena tiba-tiba hujan turun deras sekali. Akhirnya Caca dan si nenek penjual kue pun sama-sama berteduh.
Agar tidak terlalu terasa canggung, Caca pun memulai obrolan “Nek, sudah lama jualan kue?” “Sudah sekitar 35 tahun, Nak”, jawab nenek. Caca kembali bertanya, “Memangnya tidak ada yang membantu, Nek?Anak-anak nenek kemana?”
ADVERTISEMENT
“Anak-anak saya sibuk kerja, ada yang di Polda, rumah sakit, dan juga sekolah” Caca pun kagum mendengar jawaban nenek itu, “Wow, hebat! Walau hanya berjualan kue, namun anak-anak nenek sukses semua ya?” “Ya sama saja Nak, kerjanya seperti saya, jualan kue.”

8. Berkat Kanker Otak

Rutinitas belajar dan mengajar selalu diawali dengan cek presensi. Setiap guru yang masuk akan memanggil satu per satu murid yang hadir. Aturan yang sama berlaku di SMA Ruangguru. Pada saat itu, guru Bahasa Indonesia yang terkenal galak mulai memanggil setiap murid. Dengan nada tegas dan ekspresi kaku, ia menyebut nama murid. Hal ini menyebabkan murid yang dipanggil pun menjawab tak kalah lantangnya.
“Andi Ahmad”
“Hadir Bu!”
“Azmi Mahdi”
“Hadir Bu!”
ADVERTISEMENT
“Bayu Satria”
“Hadir Bu”
“Akhirnya kamu masuk sekolah juga ya. Kenapa kamu kemarin tidak masuk?”
“Saya mesti ke rumah sakit, Bu,” jawab Bayu sembari senyum.
“Kenapa kamu jawab pertanyaan saya sambil senyum-senyum?” jawab sang guru kesal.
“Iya Bu, soalnya kata dokter saya terkena kanker otak.”
“Apa yang lucu? Kanker otak itu berbahaya.”
“Saya senang Bu. Ibu sudah tidak bisa bilang ‘dasar kamu tidak punya otak’ karena otak saya rusak.”
Seisi kelas meringis mendengar jawaban Bayu. Mereka ingin tertawa, tetapi khawatir dimarahi sang guru.

Struktur Teks Anekdot

Struktur teks anekdot, Pexels/Yan Krukau
Dikutip dari buku Bahan Ajar Teks Anekdot yang ditulis oleh Yuli Amelia S, halaman 12-13, struktur teks anekdot menurut Kosasih (2014: 19) terdiri dari tokoh, alur, dan latar. Penjelasan lebih lengkapnya sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut Tim Kemendikbud (2013: 194), disebutkan bahwa struktur teks anekdot yaitu sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Itulah contoh teks anekdot beserta struktunya yang patut dibaca agar lebih paham dengan bagaimana penyusunan teks anekdot itu sendiri.