Mengulik Sejarah 6 Tempat Paling Angker di Jakarta

Inspirasi Shopee
Temukan inspirasimu di Inspirasi Shopee
Konten dari Pengguna
29 Januari 2019 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Inspirasi Shopee tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengulik Sejarah 6 Tempat Paling Angker di Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kisah-kisah mistis dari beberapa tempat ini pasti sudah sering kamu dengar. Untuk yang tinggal di Jakarta, kamu pasti pernah deh melewati tempat ini! Tapi, sudah tahukah kamu sejarah di balik keseramannya? Yuk, simak!
ADVERTISEMENT
MUSEUM FATAHILLAH
Mengulik Sejarah 6 Tempat Paling Angker di Jakarta (1)
zoom-in-whitePerbesar
Kamu pasti sudah akrab dengan cerita angker yang ada di Museum Fatahillah ini. Terletak di Kota Tua, Museum Fatahillah merupakan bangunan bersejarah peninggalan era kolonial. Diresmikan pada tahun 1626, gedung ini memiliki beberapa fungsi seperti Balai Kota, Kantor Catatan Sipil, dan juga Pengadilan. Bangunan yang kini dijadikan Museum Fatahillah ini juga merupakan saksi bisu kekejaman pemerintah pada masa itu. Di bangunan ini, pernah dilakukan pembunuhan etnis Tionghoa secara masal di bawah pimpinan Gubernur Adriaan Valckenier. Tragedi ini disebut juga Geger Pecinan. Korban dari tragedi ini berjumlah 5.000 hinga 10.000 orang. Geger Pecinan terjadi karena adanya isu ekonomi dan politik di kala itu. Kekejaman Valckenier pun membuatnya dihukum dan akhirnya mati di penjara. Selain peristiwa tersebut, gedung ini juga menjadi penjara dan tempat eksekusi hukuman mati. TOKO MERAH
Mengulik Sejarah 6 Tempat Paling Angker di Jakarta (2)
zoom-in-whitePerbesar
Seperti namanya, bangunan berwarna merah ini terlihat mencolok di deretan bangunan kusam kota tua. Kamu akan dengan mudah menemukan Toko Merah karena lokasinya yang berada tepat di jalan besar area Kota Tua. Bangunan ini dibangun pada tahun 1730 dan seiring waktu selalu beralih fungsi, mulai dari kediaman pribadi seorang gubernur, hotel, hingga kediaman pribadi masyarakat biasa. Kedengarannya tidak seram ya? Ternyata, banyak isu mengenai Toko Merah ini. Misalnya saja isu kalau Toko Merah sempat menjadi tempat pembantaian etnis Tionghoa, isu lain bilang kalau sungai di depan Toko Merah merupakan tempat pembuangan mayat. Hiii. Menurutmu gimana? Apakah isu ini benar? MENARA SAIDAH
Mengulik Sejarah 6 Tempat Paling Angker di Jakarta (3)
zoom-in-whitePerbesar
Siapa sangka gedung problematis yang satu ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Dibangun pada 1995, gedung ini sempat lho menjadi kantor Kementerian Pembangunan Wilayah Timur Indonesia atau yang sekarang disebut Kementerian Pembangunan Daerah Terpencil (PDT). Barulah kemudian ketika gedung ini dilelang, Keluarga Saidah berhasil memenangkan lelang tersebut dan merenovasi gedung secara besar-besaran. Jumlah lantai yang tadinya 18 ditambah menjadi 28 lantai. Hingga tahun 2007, Menara Saidah merupakan gedung tempat kantor untuk beberapa perusahaan. Namun, satu per satu perusahaan mulai meninggalkan gedung ini. Salah satu keluhan yang sangat populer adalah bahwa lift di gedung ini berjalan dengan sangat lambat. Selain itu, alasan yang mungkin paling sering dikemukakan adalah karena pondasi bangunan yang miring beberapa derajat, menjadikan konstruksi bangunan ini cacat dan tidak aman untuk dipakai. Sempat beberapa kali coba dijual, pihak Saidah enggan memberikan gambar rancangan gedung yang mengakibatkan terhentinya proses pembelian di tengah jalan. Namun, pihak Saidah mengelak dugaan cacat konstruksi tersebut. Alasan ketiga dan yang paling menarik adalah karna banyaknya karyawan serta petugas gedung yang sering merasa ‘diganggu.’ Kabarnya, lift berjalan dengan sangat lambat karena adanya ‘sosok’ sangat berat yang menghuni lift di gedung ini. Alasan-alasan ini masih menjadi misteri, lho! Menara Saidah sekarang menjadi spot favorit buat mereka yang suka uji nyali. Kamu berani nggak? STASIUN MANGGARAI
Mengulik Sejarah 6 Tempat Paling Angker di Jakarta (4)
zoom-in-whitePerbesar
Sebelum difungsikan sebagai stasiun, Manggarai adalah perkampungan dan pasar budak orang-orang Manggarai, Flores. Stasiun Manggarai yang kita lihat sekarang ini didesain oleh arsitektur Belanda, Can Gendt. Ia mendirikan sekolah perkeretaapian dan rumah dinas bagi petugas kereta lho. Lalu, di mana seramnya? Ternyata, spot paling angker di Stasiun Manggarai adalah bagian depo. Banyak gerbong kereta kosong yang disimpan di sini. Beberapa bahkan adalah gerbong bekas kecelakaan. Ada yang ingat kereta Tragedi Bintaro? Kereta tersebut pernah lho singgah di sini. Mistisnya, krane kereta yang digunakan untuk kereta itu anjlok secara misterius di sini. MUSEUM WAYANG
Mengulik Sejarah 6 Tempat Paling Angker di Jakarta (5)
zoom-in-whitePerbesar
Kembali ke daerah Kota Tua, Museum Wayang terletak tidak jauh dari Museum Fatahillah. Di sini, kamu bisa melihat berbagai jenis wayang mancanegara. Bangunan museum ini dibangun pada tahun 1640 dan difungsikan menjadi gereja. Sayangnya, pada tahun 1808, bangunan ini runtuh karena gempa bumi. Reruntuhan bangunan ini dibangun kembali sehingga menjadi Museum Wayang yang kita kenal sekarang ini. Kalau kamu ke Museum Wayang, kamu akan melihat sejenis prasasti besar dengan tulisan Belanda di dekat suatu taman. Ya, sebagian lahan di Museum Wayang ini dulunya adalah makam. Jan Pieterszoon Coen yang pernah menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada awalnya dimakamkan di sini sebelum akhirnya dipindahkan. Coen adalah salah satu orang yang dengan politik adu dombanya mencoba memecah belah Indonesia pada saat itu. Disinyalir, sering terlihat ‘sosok’ Jan Pieterszoon Coen di Museum Wayang ini lho. Penasaran? Kunjungi langsung Museum Wayang ini ya! JALUR REL KERETA BINTARO
Mengulik Sejarah 6 Tempat Paling Angker di Jakarta (6)
zoom-in-whitePerbesar
Bagi kalian yang lahir pada tahun 90-an, kalian mungkin tidak familiar dengan kejadian ini. Coba tanya orang tua, tante, atau om kalian, pasti mereka tahu. Tragedi ini adalah salah satu tragedi paling memilukan di tahun 1987 dan menjadi kecelakaan paling buruk dalam sejarah transportasi di Indonesia. Kecelakaan ini terjadi di jalur rel Merak – Tanahabang antara kereta jurusan Tanah Abang – Merak dan Rangkasbitung – Jakarta Kota. Hal ini terjadi karena miskomunikasi antara para petugas stasiun dan masinis kereta. Duka yang mendalam ini membuat Tragedi Bintaro ini dijadikan film Tragedi Bintaro (1989), lagu 19/10 oleh Iwan Fals, dan lagi Masih Ada Waktu oleh Ebiet G. Ade. 156 orang meninggal ldunia dan ratusan penumpang lainnya luka-luka. Para pihak yang terkait pun diadili. Untuk memperingati peristiwa ini, tiap tahun diadakan tahlilan di pinggiran rel setiap tahunnya. Sejarahnya benar-benar memilukan ya! Oleh karena itu, daerah ini menjadi sangat angker. Images: Wikipedia, MerahPutih, TripAdvisor, Megapolitan Kompas LV
ADVERTISEMENT