Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Reforestasi dan Penerapan Tanam Jajar Legowo di Nagari Lubuk Karak
26 Desember 2023 10:29 WIB
Tulisan dari Zahlul Ikhsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nagari Lubuk Karak, Kecamatan Sembilan Koto, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatra Barat, memiliki cerita menarik tentang bagaimana masyarakatnya secara cerdas dan berkelanjutan menjaga kelestarian ekosistem mereka. Terletak di kawasan perbukitan landai, dikelilingi oleh hutan yang masih relatif baik, dan dilalui oleh derasnya Sungai Batang Momong, Nagari Lubuk Karak adalah perwujudan nyata kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan bagi keberlanjutan hidup.
ADVERTISEMENT
Pemandangan aliran Sungai Batang Momong yang jernih, terlihat dari atas jembatan gantung, dan kealaman pinggiran sungai menjadi bukti visual betapa harmonisnya manusia dan alam di nagari ini. Masyarakat Nagari Lubuk Karak memiliki persepsi yang khas, di mana hutan dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari hukum adat nagari, menjadikannya sebuah warisan yang harus dilestarikan.
Ancaman dan Tantangan: Alih Fungsi Lahan dan Aktivitas PETI
Namun, keindahan dan keberlanjutan alam Nagari Lubuk Karak tak luput dari tantangan zaman. Tantangan terbesar mereka melibatkan alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian atau non-pertanian, serta aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Keberadaan di daerah hulu menjadikan kerusakan lingkungan di nagari ini sebagai pemicu berbagai peristiwa bencana alam yang dapat mengancam kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya menjawab tantangan ini, masyarakat dan pemangku kepentingan setempat berkolaborasi dalam sebuah inisiatif yang luar biasa. Mereka memutuskan untuk tidak hanya merespon ancaman terhadap ekosistem mereka tetapi juga mencari solusi yang melibatkan aspek ekonomi masyarakat setempat.
Reforestasi Bernilai Ekonomis: Menggabungkan Ekonomi dan Ekologi
Beberapa waktu lalu, Nagari Lubuk Karak menjadi saksi pelaksanaan kegiatan reforestasi yang tak hanya menjaga keberlanjutan ekosistem tetapi juga menciptakan dampak ekonomi positif. Kegiatan ini diinisiasi oleh tim dosen dari Universitas Andalas yang membawa berbagai jenis bibit pohon bernilai ekonomis, seperti cengkih, jengkol, kayu manis, kemiri, mahoni, petai, dan pinang, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem mereka dengan sambil menghasilkan sumber ekonomi baru.
ADVERTISEMENT
Ketua Departemen Budidaya Tanaman Perkebunan, Dr. Ir. Edwin, Sp., menyampaikan pentingnya reforestasi dalam menjaga ekosistem dan memberikan manfaat bagi masyarakat Nagari Lubuk Karak. Penyerahan bibit pohon secara simbolis kepada stakeholder lokal menjadi simbol komitmen bersama untuk melestarikan alam
Masyarakat bersama-sama dengan tim melakukan penanaman berbagai jenis bibit pohon, menciptakan suasana penuh semangat dan kolaborasi. Respons positif dan antusiasme masyarakat mencerminkan kesadaran tinggi akan pentingnya pelestarian alam dan pemanfaatan ekonomi berkelanjutan.
Sosialisasi dan Inovasi: Tanam Jajar Legowo untuk Meningkatkan Produktivitas Padi
Namun, keberlanjutan ekosistem bukan hanya tentang menanam pohon. Melibatkan penduduk yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian, khususnya tanaman padi, tim dari Universitas Andalas menghadirkan solusi inovatif untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Hasil survei menunjukkan bahwa petani padi di Nagari Lubuk Karak masih menggunakan sistem tanam konvensional, terutama dengan penanaman padi dalam jarak yang terlalu rapat. Praktik ini telah terbukti menghambat pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Oleh karena itu, tim memberikan sosialisasi tentang penerapan sistem tanam jajar legowo sebagai solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Sosialisasi ini tidak hanya dilakukan melalui presentasi konvensional tetapi juga dengan Focus Group Discussion (FGD). FGD memberikan kesempatan kepada petani untuk berdiskusi langsung dan memahami lebih dalam konsep tanam jajar legowo. Dengan cara ini, masyarakat dapat lebih memahami dampak positif dari inovasi ini terhadap produktivitas padi mereka.
Mengintegrasikan Ekonomi dan Ekologi: Jajar Legowo untuk Masa Depan
Penerapan sistem tanam jajar legowo menjadi solusi yang menarik bagi petani padi di Nagari Lubuk Karak. Jajar legowo, yang mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan, memberikan manfaat ganda. Dengan jarak tanam yang lebih luas, pertumbuhan tanaman padi lebih optimal, menghasilkan produksi dan kualitas gabah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Tanaman padi yang berada di bagian pinggir akan mendapatkan sinar matahari lebih banyak, menghasilkan produksi dan kualitas gabah yang lebih baik karena mendapatkan cahaya matahari yang lebih banyak. Dengan menggunakan sistem tanam jajar legowo, petani dapat meningkatkan produksi tanaman padi meskipun pada populasi yang sama.
Nagari Lubuk Karak Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Melalui kegiatan reforestasi dan penerapan sistem tanam jajar legowo, Nagari Lubuk Karak membuktikan bahwa keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan masyarakat bukanlah konsep yang bertentangan. Dengan menggabungkan aspek ekologis dan ekonomis, masyarakat ini mampu menjaga keberlanjutan alam sambil meningkatkan pendapatan mereka.
Nagari Lubuk Karak telah menempuh langkah signifikan menuju masa depan yang berkelanjutan. Masyarakatnya telah menunjukkan bahwa harmoni antara manusia dan alam bukanlah impian belaka, melainkan tujuan yang dapat dicapai dengan kerjasama dan inovasi.
ADVERTISEMENT