Konten dari Pengguna

Sinergi Tanaman Berbunga, Parasitoid, dan Kelapa Sawit

Zahlul Ikhsan
Dosen Universitas Andalas
20 Januari 2024 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Zahlul Ikhsan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kondisi lahan perkebunan sawit. Sumber: Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi lahan perkebunan sawit. Sumber: Dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Kelapa sawit, pohon pelipur lara industri minyak dunia, begitu merajalela di tanah tropis Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Selatan. Di panggung regional, Indonesia menjadi bintang utama dengan produksi mencengangkan lebih dari 16,38 juta hektar lahan pada 2023. Kelapa sawit tak hanya berbicara dalam bahasa ekonomi, tetapi juga mencatat prestasi sebagai penyumbang devisa non-migas yang penting.
ADVERTISEMENT
Namun, perjuangan kelapa sawit untuk menembus langit produksi tidak datang tanpa rintangan. Lahan potensial untuk perkebunan kelapa sawit yang terbatas, khususnya di tanah suboptimal, menjadi penyebab utama hambatan. Masalahnya semakin memburuk dengan serangan serangga hama, yang menjadi momok penurunan produksi mulai dari fase pembibitan hingga fase menghasilkan.
Serangan galib Adoretus dan Apogonia sp., ulat kantung, ulat api, dan rayap menjadi ancaman serius terhadap tanaman kelapa sawit. Solusi instan yang umumnya diandalkan adalah insektisida sintetik, meski langkah ini menimbulkan konsekuensi serius seperti residu pestisida pada hasil kelapa sawit - sesuatu yang dihindari oleh pasar internasional.
Dalam upaya mencari alternatif yang ramah lingkungan, tumbuhan liar berbunga dapat tampil sebagai pahlawan dalam dunia perkebunan kelapa sawit. Pemanfaatan kekayaan alam ini untuk mendukung musuh alami, terutama parasitoid, membuka jalan bagi pengelolaan hama yang lebih berkelanjutan dan bersahabat lingkungan.
ADVERTISEMENT

Pesona Parasitoid sebagai Musuh Alami

Parasitoid, menjadi sekutu kuat dalam perang melawan serangga hama di ekosistem pertanian. Keanekaragaman parasitoid sangat bergantung pada keberagaman inang, terutama serangga fitofag, dan vegetasi di lingkungan sekitar. Keanekaragaman ini dapat ditingkatkan melalui tanaman berbunga, memberikan kontribusi besar dalam menciptakan keseimbangan ekosistem.
Pengendalian hama melalui parasitoid melibatkan penciptaan keseimbangan alamiah antara hama dan musuh alaminya di agroekosistem. Tanaman berbunga menjadi kunci utama dalam meningkatkan potensi musuh alami, menyediakan tempat bernaung, dan menjadi sumber pakan bagi serangga, termasuk parasitoid dan predator.

Bunga Pelipur Hama

Beberapa famili tanaman berbunga seperti Euphorbiaceae, Leguminosae, Fabaceae, Acanthaceae, Asteraceae, Polygonaceae, Rubiaceae, Capparidaceae, Lamiaceae, dan Turneraceae menjadi bintang utama dalam konservasi musuh alami. Tidak hanya menawarkan pemandangan indah, tetapi tanaman berbunga ini juga menyediakan kebutuhan esensial bagi serangga, seperti protein, nitrogen, asam amino, pati, lemak, dan senyawa lipida.
ADVERTISEMENT
Pentingnya tata letak penanaman tanaman berbunga tidak bisa diabaikan. Penanaman yang tepat dapat menarik parasitoid yang efektif. Sebagai contoh, Turnera subulata dan Turnera ulmifolia, jika ditanam di sekitar pertanaman kelapa sawit, dapat mengundang parasitoid Brachymeria latus yang efektif dalam menanggulangi serangga hama.

Bertahan Hidup dengan Tumbuhan Liar Berbunga

Kehadiran tumbuhan liar berbunga menjadi kunci untuk menekan pertumbuhan hama pada kelapa sawit. Menjaga keanekaragaman tumbuhan liar dapat memperkaya populasi musuh alami, baik itu predator maupun parasitoid. Pendekatan ini bukan hanya mengurangi ketergantungan pada insektisida sintetik, tetapi juga menciptakan ekosistem yang seimbang dan berkelanjutan.
Penting untuk dipahami bahwa tanaman berbunga tidak hanya menyediakan tempat tinggal dan makanan bagi parasitoid, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang sehat bagi kelapa sawit. Oleh karena itu, menjaga keberagaman tumbuhan liar berbunga di sekitar pertanaman kelapa sawit merupakan investasi untuk masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, kita dapat membayangkan sebuah masa depan di mana kekayaan alam dan pertanian berkolaborasi, dan tumbuhan liar berbunga menjadi pahlawan tak tergantikan dalam menjaga kelapa sawit tetap menjadi primadona dalam dunia pertanian.