Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan

Intan Aulia Naharwati
Mahasiswa Sejarah, Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
1 April 2022 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Intan Aulia Naharwati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan 1950-1965 (Foto pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan 1950-1965 (Foto pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lima tahun pasca kemerdekaan Indonesia, Indonesia bagian timur tepatnya di Sulawesi Selatan terjadi pemberontakan besar yang dipimpin oleh Kahar Muzakkar. Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan dapat dibagi menjadi dua periode yaitu periode gerakan KGSS (Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan) pada 1950-1952 dan DI/TII (Darul Islam/Tentara Indonesia Islam) pada 1953-1965.
ADVERTISEMENT
Gerakan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) (1950-1952)
Konflik ini diawali dengan insiden perselisihan antara pasukan gerilya dan petinggi militer Sulawesi Selatan. Pada tanggal 18 Juni 1950, Kahar bersama dengan Mursito diminta untuk menuju Sulawesi Selatan untuk menenangkan para pasukan gerilya Sulawesi Selatan yang memberontak. Pemberontakan ini terjadi karena penolakan TNI atas pasukan gerilya Sulawesi Selatan. Pasukan gerilya Sulawesi Selatan ingin melakukan peleburan secara berkelompok menjadi satu dengan TNI, Kahar pun memberikan penjelasan bahwa peleburan pasukan gerilya hanya dilakukan secara perorangan apabila memenuhi syarat untuk masuk TNI.
Pasukan gerilya menolak, mereka hanya ingin melakukannya secara berkelompok. Mereka akhirnya meminta Kahar untuk menjadi komandan resimen. Kahar Muzakkar memang berada di kubu pasukan gerilya Sulawesi Selatan, bahkan ia sampai berani meletakkan tanda pangkat letnan kolonel-nya di depan Kawilarang pada 5 Juli 1950 mengingat Kawilarang menolak tawaran yang diminta oleh pasukan gerilya dan itu membuatnya kecewa dan tidak puas.
ADVERTISEMENT
Masuknya Kahar Muzakkar ke KGSS menandakan pada saat itu pula-lah Kahar melancarkan aksi pemberontakan terhadap pemerintahan. Pada tahun 1951, TNI mengubah kebijakan pembauran menjadi berkelompok sehingga pasukan gerilya dapat kembali dalam bentuk kesatuan batalion. Setelah pembauran ini, terdapat beberapa kali usaha pemerintah untuk menyelesaikan konflik bersama Kahar Muzakkar melalui perundingan.
Contohnya perundingan Enrekang yang menciptakan keputusan bahwa 4 batalion pasukan Corps Tjadangan Nasional yang berada di bawah komando Kahar Muzakkar mengikuti pasukan Andi selle bergabung ke dalam TNI.
Namun Kahar tidak menepati kesepakatan Enrekang dengan alasan bahwa TNI telah menipunya dengan tidak melaksanakan dua tuntutan dari pasukan Kahar Muzakkar. Kawilarang menolaknya karena dianggap tidak masuk dalam kesepakatan yang ada di kesepakatan Enrekang. Pada akhir 1951, pemberontakan pun tak bisa dielakkan lagi antar kedua belah pihak, yaitu antara pasukan gerilya Kahar Muzakkar dan TNI Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya pada tahun 1952 sudah ada secercah harapan untuk dilakukan perundingan dan penyelesaian konflik antar pemerintah dan Kahar Muzakkar. Namun Kahar lebih dahulu mendapat tawaran dari Kartosuwirjo untuk bergabung ke dalam gerakannya Darul Islam.
DI/TII Sulawesi Selatan (1953-1965)
Pada 20 Januari 1952, Kahar Muzakkar mendukung gerakan Darul Islam bahkan sampai masuk bergabung dengan Darul Islam. Perubahan ideologi dari Pancasila ke Islam membuat Kahar membentuk lembaga-lembaga untuk menarik simpati rakyat.
Lembaga-lembaga tersebut seperti Partai Islam Revolusioner, organisasi perempuan bahkan hingga membangun sebuah sekolah. Gerakan ini semakin menarik simpati rakyat dibuktikan dengan adanya dukungan dari beberapa ulama besar di beberapa daerah.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, pasukan Kahar Muzakkar satu demi satu mundur dan berkurang karena sadarnya diri mereka untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Melemahnya pasukan Kahar Muzakkar ini dijadikan sebagai sebuah momentum yang baik untuk TNI mendesak pemberontakan Kahar Muzakkar yang telah memberontak pada pemerintah selama bertahun-tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Penumpasan Kahar Muzakkar
Hingga di pagi hari tepatnya pada tanggal 3 Februari 1965, berita mengenai tertembaknya Kahar Muzakkar oleh TNI yang menyebabkan dirinya meninggal dunia sudah tersebar ke seluruh penjuru Indonesia.
Penembakan Kahar Muzakkar ini terjadi di hutan wilayah Sulawesi Tenggara. Beritanya pun menjadi berita nasional yang dibicarakan bahkan hingga masyarakat di daerah-daerah terpencil sekalipun. Namun, sampai sekarang makam Kahar Muzakkar tidak diketahui keberadaannya membuat orang-orang bertanya-tanya akan kebenaran yang terjadi.
Referensi
Azizah, Nurul.(2019). Islamisme: Ideologi Gerakan Kahar Mudzakkar di Sulawesi Selatan 1952-1965. Jurnal Penelitian Keislaman, Vol.15 No.2 (2019): 95-104.