Street Harassment: Catcalling yang Semakin Marak Terjadi

Intan Islami
Psychology Students at Paramadina University, Jakarta - Full Time Doctors Assistant at Stephanie Sentra Medika and Kimia Farma Tiara South Tangerang
Konten dari Pengguna
10 Oktober 2022 9:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Intan Islami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Catcalling. Foto: Shutterstock.com
Setiap orang berhak mendapatkan rasa aman, tentram, dan perlindungan terhadap ancaman ketakutan di lingkungannya. Namun hal tersebut sulit untuk didapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Tempat umum contohnya seperti transportasi publik, supermarket, taman hiburan, bahkan tempat yang seharusnya memberikan rasa aman seperti sekolah, tempat kerja, dan tempat ibadah sekalipun, sering menjadi tempat ketidakamanan yang dirasakan. Perbuatan yang menimbulkan rasa tidak aman seperti kategori diatas biasanya termasuk dalam kategori Street Harassment.
ADVERTISEMENT
Apa itu Street Harassment? Street harassment adalah pelecehan seksual yang berada di ruang publik berupa ujaran, isyarat, dan tindakan yang tidak diinginkan dan dipaksakan kepada seseorang di ruang publik tanpa persetujuan mereka. Seorang pelaku street harassment, mereka yang melakukan pelecehan seksual ditujukan kepada korban pelecehan seksual berdasarkan jenis kelamin, usia, gender, dan orientasi seksual yang sebenarnya dirasakan dengan tujuan untuk membuat korban pelecehan seksual merasa terganggu, terhina, marah, dan takut.
Street harassment adalah suatu perilaku pelecehan seksual yang sebagian besar korbannya adalah perempuan. Namun, tidak menutup kemungkinan laki-laki juga bisa menjadi korban pelecehan seksual. Berdasarkan survei mengenai pelecehan seksual di ruang publik pada tahun 2019 dengan responden sebanyak 64% perempuan (38.755 responden) dan 11% laki-laki (28.403 responden) diketahui bahwa sebanyak 60 persen responden mengaku menerima pelecehan secara verbal, 24% mengalami sentuhan, dan 15% menerima pelecehan melalui visual yaitu melalui tatapan mata (Farisa, 2019).
ADVERTISEMENT
Adapun bentuk-bentuk street harassment yang cukup sering dijumpai adalah catcalling. Secara harfiah, catcalling diartikan sebagai siulan atau panggilan, akan tetapi catcalling sering terjadi dalam bentuk verbal atau kata yang bersifat seksual. Catcalling merupakan suatu bentuk pelecehan seksual yang sangat mengganggu, karena berupa siulan dalam bentuk menggoda. Kemudian menggoda dengan panggilan yang cukup tidak nyaman yaitu "panggilan manja" atau berkomentar terhadap bentuk tubuh orang yang tidak dikenal yang mengarah pada orientasi seksual secara visual. Panggilan manja pada catcalling bisa berupa “Hai cantik”, “Wih, seksi amat”, “Neng, sendirian aja?” , “Mau ditemani gak neng?”, dan sejenisnya.
Pada umumnya seseorang yang melakukan catcalling tidak hanya melakukan pada perempuan yang berbusana kurang tertutup. Akan tetapi perempuan yang berbusana tertutup yang telah mengenakan hijab juga dijadikan sebagai objek seksual sang pelaku. Namun hingga saat ini, catcalling masih sering diartikan oleh sebagian orang terutama pelaku adalah suatu perbuatan pelecehan seksual yang lumrah untuk dilakukan. Bahkan faktanya sebagian besar menganggap catcalling suatu bentuk pujian atau candaan, hingga ada yang sampai menganggap sebagai bentuk keramah-tamahan yang dilontarkan oleh seseorang di tempat-tempat umum.
ADVERTISEMENT
Padahal catcalling bisa menjadi sebuah langkah awal pelaku dalam melakukan pelecehan seksual atau sampai kekerasan seksual yang lebih berbahaya. Pada umumnya catcalling cenderung dapat memicu psikologis korban, seperti korban merasa dirinya terhina, tidak berharga, menarik diri dari lingkungan, depresi, trauma, dan bisa saja mengalami gangguan mental yang lebih spesifik. Adapun cara menghadapi catcalling bisa dilakukan melalui beberapa cara yang sudah disampaikan dibawah ini.
1. Berjalan dengan Percaya Diri
Berjalan dengan percaya diri saat berada di hadapan pelaku, akan membuat kita terlihat kuat dan tidak takut di hadapan pelaku.
2. Lakukan Kontak Mata
Beri tatapan tegas dan tajam pada sang pelaku. Ini akan membuat pelaku terkejut dan merasa bahwa korbannya berani melakukan hal semacam itu.
ADVERTISEMENT
3. Berikan Jawaban yang Tegas
Saat dihadapi catcalling, maka cobalah tegur sang pelaku dengan kalimat lugas, tegas, dan lantang. Namun hindari mengucapkan kalimat umpatan, karena itu akan membuat pelaku kesal dan kemungkinan akan melakukan hal buruk.
4. Hindari Gerombolan Laki-laki di Pinggir Jalan
Pada umumnya catcalling cukup sering dilakukan oleh sekumpulan laki-laki. Maka dari itu, usahakan hindari berjalan di segerombolan laki-laki. Pilihlah alternatif jalan lain yang aman untuk dilewati.
Itulah beberapa cara menghadapi catcalling yang bisa kalian lakukan ataupun ajarkan kepada orang-orang terdekat kalian. Semoga bermanfaat.