Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dosen Unpam Gelar PKM Kreativitas Menulis di Pondok Pesantren El-Alamia Bogor
29 Mei 2022 8:47 WIB
Tulisan dari Intan Dafri Hamzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dosen Universitas Pamulang menggelar Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan judul “Menumbuhkan Kreativitas Menulis di Era Society 5.0”. PKM ini diselenggarakan di Pondok Pesantren El-Alamia di Jalan Abdul Fatah Kampung Ciangsana Bogor, Kamis (26/05/2022).
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini digelar agar para guru dan santri semakin memahami cara menumbuhkan kreativitas menulis dan menulis dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan berbagai macam karya tulis dengan berbagai genre. Narasumber kegiatan ini adalah Deni Darmawan dan Amaliyah. Keduanya dosen yang aktif menulis.
Dalam sambutannya, Pemilik pondok pesantren El-Alamia, KH. Ahmad Fulex Bisyri, bahwa kegiatan menulis diadakan seminggu sekali. “Setiap santri yang dinyatakan lulus, buktinya adalah mempunyai karya tulis berupa buku. Dalam seminggu, mereka ada kegiatan yang bernama bil qolam. Tim El-Alami akan membimbing para santri dalam menulis,” ungkapnya.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Tim PKM Universitas Pamulang yang akan memberikan ilmunya, ini merupakan sedekah ilmu yang luar biasa dan manfaatnya bisa sampai ke liang lahat,” ungkap Kiai Fulex, yang juga aktif menulis.
ADVERTISEMENT
Menulis buku menjadi syarat kelulusan santri. Santri harus banyak karya. “Manusia kalau mau dikenang dan terkenal harus memiliki karya. Maka dari itu, santri diwajibkan untuk punya karya, saya juga tanamkan pada jiwa-jiwa mereka banyakin karya jangan banyakin gaya,” ujar Kiai Fulex yang dekat dengan para santri.
Materi pertama disampaikan oleh Deni Darmawan. Dalam paparannya, membaca dan menulis itu adalah perintah agama. “Iqro dan qolam adalah dua kata yang mempunyai makna yang luar biasa. Iqro (membaca) adalah memperoleh pengetahuan, sedangkan qolam (pena) adalah kegiatan untuk menyebarkan ilmu pengetahuan. Ini adalah dasar literasi baca-tulis,” ujar Deni yang juga suka menulis artikel opini dan reportase di berbagai media massa.
Deni memberikan motivasi dalam menumbukan kreativitas menulis. “Selagi hidup, banyakin karya, bukan gaya. Orang lain menghargai kita jika seseorang mempunyai karya. Tulislah apa yang kita sukai, senangi, kuasai, yang kita alami. Manfaatkan juga website ponpes sebagai wadah menumpahkan ide dan gagasan kita,” terang Deni yang juga menulis buku “Menulis itu Gampang”.
ADVERTISEMENT
Deni mengajarkan satu jurus dan teknik menulis reportase. “Jenis tulisan reportase/berita ini sangat penting. Tujuannya untuk memberikan informasi dan berita ke khalayak luas. Sehingga, rekam jejak digital organisasi atau individu bisa diketahui oleh masyarakat luas. Teknik menulis reportasi yaitu menggunakan piramida terbalik. Judul, teras/lead, badan berita dan penutup. Pada paragraf pertama harus ada unsur 5W+1H. Badan berita lebih banyak unsur how/why. Lalu saat membuat judul harus singkat, padat dan menarik,” ujar Deni yang juga ketua PKM.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Amaliyah, tentang langkah-langkah yang tepat untuk menulis buku. ”Langkah yaitu pahami model penulisan, pendekatan penulisan, strategi penulisan, teknik penulisan, taktik penulisan, media penulisan, implementasi penulisan, tindak proses, evaluasi dan finish,” ujar Amaliyah yang sudah menulis 22 judul buku.
ADVERTISEMENT
Penyampaian materi Amaliyah tak kalah menyenangkan, yaitu dengan dibumbui oleh petuah cinta yang dilontarkan disela-sela paparan materi yang membuat para santri bersemangat mendengarkan materi kepenulisan yang disampaikan.
“Karya santri di sini sudah 80 persen bukunya bagus, 20 persennya harus dilengkapi agar lebih sesuai dengan langkah-langkah menulis buku. Salut dengan para santri, inilah yang harus menjadi kebanggan karya santri banyak berkarya,” terang Amaliyah yang juga pembimbing sekolah cinta.
Usai mengikuti pelatihan kepenulisan ini, para santri banyak yang termotivasi dan semakin semangat untuk menghasilkan banyak karya. “Dari pelatihan penulisan buku ini kita bisa lebih mengenal gimana caranya lebih baik dalam menulis, ternyata kita jadi tahu kalau menulis novel juga harus diteliti dengan baik dan tidak asal-asalan,” ujar Fatmawati Rahimah, santri ponpes El-Alamia yang sudah praktik menulis reportase dengan baik.
ADVERTISEMENT
Penulis : Intan Dafri Hamzi (Tim PKM dan Jurnalis Kampus)