Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tentang Kemauan dan Kesempatan untuk Menjadi Pembelajar dengan Prestasi
19 Agustus 2023 9:31 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Intan Fitria Mahmud tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Menjadi manusia berarti menjadi seorang insan yang mampu berdaya dan memberdayakan melalui apa yang bisa ia beri dan saya menyadari bahwa pintu tersebut dapat dibuka salah satunya melalui pendidikan.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini saya menyadari bahwa setiap orang bisa mendapatkan privilege saat mereka dapat melihat kesempatan. Jika mengartikan kata privilege itu sendiri berarti hak istimewa.
Tetapi sayangnya kebanyakan dari kita memandang privilege sebagai hal yang sifatnya hanya tentang kelimpahan materi dan status sosio-ekonomi saja. Padahal, tidak memiliki apa-apa pun merupakan salah satu bentuk privilege yang dapat dimanfaatkan.
Izinkan saya berbagi insight mengenai perjalanan singkat beberapa tahun ini di satu titik dalam fase hidup saya terutama saat saya menempuh pendidikan di IPB.
Orang-orang mengenal saya sebagai Intan, memiliki nama lengkap Intan Fitria Mahmud. Mojang asal Bandung yang sejak kecil memiliki cita-cita untuk menjadi perempuan yang merdeka. Merdeka untuk berpikir, merdeka untuk bertindak, dan merdeka atas hidupnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, ayah yang "hanya" seorang sales dan ibu yang "hanya" seorang penjual kue. Andai saja saya terlahir sebagai anak seorang komisaris PT XYZ, deputi bidang XYZ, kepala cabang PT XYZ, ataupun pejabat eselon. Mungkin saja saya tidak akan bisa memaknai sebuah perjuangan sedemikian dalam seperti sekarang ini.
Sejak kecil saya sudah memahami bagaimana kesulitan ekonomi keluarga yang beberapa kali dialami. Saya ingat betul momen saat saya kelas 5 SD, anak-anak seumuran saya menggunakan bando dan ikatan rambut yang sedang hits pada saat itu.
Harganya Rp 5 ribu. Namun, saya tak sampai hati untuk meminta dibelikan kepada orang tua saya karena saat itu hanya cukup untuk makan pun kami sudah sangat bersyukur.
ADVERTISEMENT
Masuk ke fase SMP, mungkin di masa ini mayoritas anak-anak sedang mengalami puber karena masa peralihan. Tetapi saya sendiri bersikeras untuk tetap "lurus".
Sering kali kebanyakan orang mengenal saya sebagai sosok yang nerd karena menjadi orang yang terlalu lurus dan idealis di fase kebanyakan anak memanfaatkan fase tersebut untuk bersenang-senang.
Sejak awal memasuki sekolah dasar hingga akhir masa SMP selalu menjadi juara umum di sekolah. Sebenarnya sederhana, saya bersikeras untuk bisa berprestasi karena saya ingin memperbaiki keadaan keluarga saya.
Hanya itu yang dipikirkan oleh seorang Intan di usia yang masih belia. Namun, namanya anak-anak yang mungkin seharusnya masih di tahap eksplorasi sehingga tak sedikit label "ambis" yang diberikan oleh teman-teman jadi memiliki konotasi negatif.
ADVERTISEMENT
Saat menuju SMA, alhamdulillah saya berhasil masuk ke SMA paling favorit di Jawa Barat pada masanya, SMAN 3 Bandung. Saat itu saya meyakini bahwa di sana saya bisa menjumpai orang-orang hebat dan saya bisa banyak belajar untuk menjadi orang hebat juga.
Selama berproses di sana, takdir memilih saya untuk memikul amanah sebagai Ketua OSIS. Rasanya tak percaya. Pertama, saya hanyalah orang yang sangat biasa di antara yang lain. Kedua, saya merupakan Ketua OSIS perempuan kedua selama masa kepemimpinan yang ada.
Sejak awal saya berada di sana saya seringkali merasa insecure terutama karena hal materil. Banyak dari teman-teman saya berasal dari keluarga yang memiliki status sosio-ekonomi yang tinggi sehingga saya seringkali merasa ragu dan takut untuk tidak didengar.
ADVERTISEMENT
Terkadang juga saya ragu untuk memberi input kepada teman saya karena saya tahu siapa orang tuanya dan seberapa berpengaruhnya. Namun, ketakutan itulah yang kini membentuk Intan yang selalu berani untuk menumbuhkan kemauan dan kesempatan dalam hidup. Dan, saat ini saya menyadari bahwa semua manusia berhak merdeka dan bertindak sesuai dengan apa yang mereka yakini.
Menjadi Ketua OSIS mengantarkan saya untuk menjadi mahasiswa di kampus pembangun bangsa, Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jalur golden tiket ketua OSIS angkatan pertama. Beruntungnya saya, bisa mendapatkan golden tiket di jurusan terbaik di Asia Tenggara, yaitu jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan IPB.
Jalan saya tidaklah mudah, di tahun pertama saya mendapatkan beberapa ujian hidup yang mengharuskan saya untuk cuti kuliah terlebih dahulu. Setelah itu, saya lintas angkatan.
ADVERTISEMENT
Seperti yang saya selalu yakini, saya harus melakukan yang terbaik di hidup yang sangat singkat dan hanya sekali ini. Selama masa perkuliahan saya berusaha untuk menjadi mahasiswa yang aktif dan memiliki prestasi.
Saya mungkin sedikit tertunda pada awalnya, tetapi pada akhirnya saya dapat membalas itu semua dengan usaha terbaik saya. Saya dapat menyelesaikan pendidikan sarjana dalam kurun waktu 3 tahun 4 bulan dengan predikat cumlaude dan dibiayai penuh oleh beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS).
Jadi jika dihitung saya tidak terlambat, melainkan Tuhan sedang menyiapkan pundak saya agar lebih kuat untuk berlari agar bisa mendapatkan lebih banyak lagi.
Lucunya, saat akan mendaftar beasiswa saya menyiapkan proses pendaftaran bersama teman saya. Tapi, dia memilih untuk berhenti di tengah jalan karena persyaratan yang sangat banyak. Ingat bukan slogan di sampul buku saat kita sekolah dulu: Sukses bagi si rajin.
ADVERTISEMENT
Seperti apa yang saya katakan di awal bahwa setiap orang memiliki privilege, saya bukan orang yang berada sehingga hal tersebut mendesak saya untuk berusaha lebih lagi. Bukankah hal itu privilege juga? Coba kalau saya serba berkecukupan, mungkin saya akan lebih santai karena keadaannya lebih aman.
Selama masih menjadi mahasiswa saya berusaha untuk tetap bergerak berproses secara progresif. Di sela-sela kesibukan berkuliah dan berorganisasi, saya juga mencoba berbagai freelance agar saya bisa menabung lebih banyak, mengikuti berbagai lomba, dan kegiatan volunteer.
Pada tahun 2021, diadakan pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat jurusan. Alhamdulillah saya berkesempatan untuk menjadi 3 besar mahasiswa berprestasi tingkat jurusan saat itu.
Saya bukan paling pintar dan saya bukan yang terbaik, tapi satu hal yang saya yakini bahwa sebagai manusia kita diharuskan berikhtiar maksimal dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Seseorang berkata: "Orang jenius hanya akan dikalahkan oleh dua orang, yaitu orang jenius yang lain atau orang bodoh yang terus berusaha untuk jadi lebih baik."
Terkadang saya kesal apabila orang-orang terdekat saya pasrah tanpa ikhtiar. Bukan apa-apa, kesempatan itu menunggu untuk dijemput bukan hanya berdiam diri.
Apabila saya hanya berdiam saja sejak kemarin mungkin saya hanyalah seorang anak penjual kue yang tidak bisa berani menjadi dirinya sendiri. Namun sekarang? kita belajar bahwa perubahan itu ada di tangan kita sendiri.
Setiap manusia pasti memiliki titik lelah, tetapi hal tersebut bukan menjadi alasan untuk menyerah. Rasa takut dan ragu juga kian menghambat diri untuk terus bergerak progresif. Pada akhirnya, musuh terbesar kita hanyalah diri sendiri bukan?
ADVERTISEMENT
Kalau dulu saya terus ragu dan takut, mungkin saya tidak akan pernah bisa mengetahui apa yang jadi potensi dan passion. Sejak kecil saya sangat senang menulis, tapi saya tidak pernah terpikir untuk menjadikan hal tersebut lebih profesional di masa depan.
Sebenarnya ada pertanyaan sederhana yang perlu Anda tanyakan lagi kepada diri sendiri, yaitu "Mengapa kamu harus menjadi hebat? Apa dan siapa yang ingin kamu beri?"
Bertahun-tahun saya mencari jawaban tersebut dan ternyata jawabannya masih sama sejak saya bermimpi saat usia sekolah dasar dulu. Saya ingin lebih banyak lagi orang-orang yang tidak beruntung secara ekonomi untuk tetap mendapatkan hak pendidikannya.
Kita tahu betul bagaimana pemerataan pembangunan di Indonesia yang masih belum optimal. Dari kecil hingga sekarang saya selalu menangis melihat bagaimana masyarakat Papua berjuang dengan hidupnya dengan segala keterbatasan sedangkan kita semua yang tingkat di daerah metropolis lebih mudah untuk memperoleh berbagai akses.
ADVERTISEMENT
Saya ingin menjadi hebat, saya ingin menjadi besar karena saya ingin didengar. Saya ingin didengar untuk hak-hak mereka yang berhak mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan. Oleh karena itulah, mengapa saya terus berlari sekencang ini. Jadi, apakah Anda sudah menemukan jawaban dari pertanyaan di atas?
Tahun 2022, saya diberi kesempatan untuk menjadi juara pertama dalam ajang Apresiasi Duta Genre Bogor. Saya bersyukur karena dengan hal ini, saya bisa memperoleh kesempatan untuk menjangkau para remaja untuk berbagi apa yang bisa saya berikan.
Saya sangat menyukai lagu Adera yang berjudul Catatan Kecil:
Tuhan Maha-mendengar apa yang ada di hati kita, sehingga jangan lupa libatkan mimpi kita dengan orang-orang sekitar yang bisa kita beri sedikit atau banyak kebermanfaatan.
Saya mengucapkan selamat kepada siapapun yang telah membaca tulisan ini. Selamat karena kamu memiliki kesempatan untuk bisa menjadi insan yang lebih baik lagi.
ADVERTISEMENT
Jangan pernah takut untuk bermimpi, jangan pernah takut untuk berbagi, dan jangan pernah takut untuk menjadi lebih baik. Musuh terbesar kita adalah diri sendiri yang acapkali memberikan mental block agar kita tidak mampu menumbuhkan kemauan dan memanfaatkan kesempatan.
Saya bukan orang hebat, saya bukan orang besar, dan saya bukan anak dari seseorang yang berpengaruh. Namun, saya yakin bahwa kekuatan hati saya akan mengantarkan bahwa di masa depan pasti saya akan didengar.
Saya memang hanya seorang perempuan. Tetapi kekuatan seorang perempuan yang mampu berdaya dan memberdayakan akan memberikan kekuatan lebih untuk pembangunan negeri ini.
Terima kasih mama dan bapak yang selalu percaya dan memberikan kemerdekaan kepada anak perempuannya. Ma, Pak, anak perempuanmu dengan kaki mungil itu kini sudah berubah menjadi seseorang yang tidak pernah berhenti berjalan menjemput hikmah dan kebaikan yang ada di dunia.