Konten dari Pengguna

Begini Rasanya 'Pacaran' sama kumparan Selama 2 Tahun

Intan Kemala Sari
Makeup, fashion and language enthusiast. I speak korean daily. Catch me on Instagram: kemalasari
17 Januari 2019 20:30 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Intan Kemala Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Begini Rasanya 'Pacaran' sama kumparan Selama 2 Tahun
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Halo! Nama aku Intan. Aku asisten editor di kumparanSTYLE. Jujur, sampai sekarang aku sama sekali enggak nyangka akan kerja jadi jurnalis. Cita-citaku dulu sangat simpel: mau jadi ibu rumah tangga sambil ngurus anak dan mengelola usaha sendiri. (yang kalau dipikir lagi sekarang, it was so cheesy!)
ADVERTISEMENT
Itulah sebabnya setelah lulus kuliah 2013 lalu, aku enggak mau cari kerja karena saat itu "online shop sis kak beb say" masih booming banget. 8 bulan aku nganggur (enggak nganggur juga sih, hey I made my own money at home only wearing daster and no makeup) sambil jualan online shop makeup dan celana jeans, sampai akhirnya adik dan mamaku bawel banget nyuruh aku cari kerja. Yes, aku dulu se-ansos itu, seminder dan se-enggak PD itu.
Singkat cerita, aku sempat melamar ke tujuh perusahaan sekaligus. Dari itu semua, aku paling berharap dipanggil di perusahaan Korea yang bergerak di bidang e-commerce. Tapi aku gak dipanggil. Justru yang manggil aku adalah portal berita online yang lagi booming dan populer banget. Wow aku enggak nyangka.
ADVERTISEMENT
Fast forward, aku diterima jadi reporter di kanal gaya hidup. Baru hari pertama kerja, aku ngerasa pengen resign aja. Bukan karena kerjaannya, tapi karena jaraknya yang menurutku cukup jauh dan jam kerjanya.
Saat itu, aku kira mereka-mereka akan pulang jam 6 sore, tapi sampai jam 7 mereka masih betah ngetik di depan laptop. Wow! Dalam hati, aku mikir aku enggak bisa nih kerja begini. Aku orangnya tenggo.
Dari yang ingin resign satu hari, jadi ditunda seminggu, tunda lagi sebulan (karena pengen ngerasain gajian), dan tunda lagi tiga bulan, tunda lagi enam bulan, tapi ujung-ujungnya enggak jadi karena akhirnya betah. Dan akhirnya, aku bertahan selama 2 tahun 3 bulan dan sempat icipin liputan ke luar negeri, Inggris, Malaysia, Singapura.
ADVERTISEMENT
Sampai tiba di suatu waktu, inget banget waktu itu lagi liputan Jakarta Fashion Week dan lagi hectic. Aku ditelepon sama Mas Madin dan to the point mau ajak aku gabung ke kumparan sebagai asisten editor. Tapi, aku cuma punya waktu satu malam untuk berpikir, apakah aku mau gabung atau memilih tetap di kantor lama.
Selain waktu berpikir yang singkat, aku juga bertanya-tanya ke diri sendiri. ‘Kenapa aku? Kok bisa aku yang dipanggil? Why oh why?’. Padahal, masih banyak orang yang kompeten di luar sana, tapi aku yang dipanggil. Oh, mungkin ini memang sudah takdir Allah dan akhirnya dengan mantap aku memutuskan untuk bergabung di kumparan.
Nah dari sinilah, aku berasa kayak menjalani suatu hubungan asmara yang kompleks, dan ah sudahlah, baca terus ya.
Begini Rasanya 'Pacaran' sama kumparan Selama 2 Tahun (1)
zoom-in-whitePerbesar
Awal masuk kerja di kumparan, 28 November 2016, kami enggak kerja langsung tapi onboarding dulu. Aku ingat banget, waktu itu aku diminta jadi pembicara tentang body shamming di media sosial. And I was like, wow what?! Aku enggak ada apa-apanya ini diminta jadi pembicara di depan seluruh reporter kumparan yang baru bergabung. Jujur, aku enggak pernah PD untuk bicara di depan publik. Tapi karena aku ditodong, mau enggak mau harus siap mental.
ADVERTISEMENT
Lalu, saat masih mengonsepkan mau seperti apa kumparan ini dibentuk, jam kerja kami benar-benar enggak keruan. Kadang masuk jam 6 pagi pulang jam 8 malam, kadang masuk jam 9 pagi, sampai jam 9 malam pun masih meeting. Alhasil, dua minggu aku masuk langsung tumbang dan akhirnya pilih ngekos aja.
Awal-awal kumparan launching, lagi-lagi aku harus siap mental untuk banyak bertemu orang-orang baru. Apalagi, aku orangnya males banget basa-basi. Di sini, aku harus merepresentasikan kumparan dan mengenalkan apa itu kumparan kepada mereka-mereka yang sebagian besar adalah desainer, makeup artist, PR hotel, PR maskapai penerbangan, PR restoran, PR label busana, PR department store, dan sejumlah orang-orang profesional lainnya.
Aku yang awalnya enggak tahu apa-apa, jadi belajar banyak hal. Gimana caranya presentasi, gimana caranya interaksi dengan orang-orang, gimana caranya mingle, gimana caranya mengkonsepkan sesuatu dan membuat sesuatu, gimana caranya memberikan arahan, dan gimana caranya negosiasi.
ADVERTISEMENT
Dulu aku punya atasan, tapi dia cabut dalam waktu 3 bulan bekerja. Sejak saat itu, mau enggak mau aku yang harus handle semuanya sendiri. Wah, di sini aku merasa kalang kabut. Aku enggak ngerti apa-apa, tapi dituntut harus bisa apa-apa. Aku yang saat itu belum punya atasan, tiba-tiba dapat 10 reporter baru di bawah pengawasanku dan temanku, Andari. Wagelaseh monangis bebbbb capek banget huhuhu.
Belum lagi, terkadang sistem kerja di kumparan juga suka berubah-ubah yang bikin aku bingung gimana cara menyamakan ritme kerjanya. Jujur, rasa lelah dan rasa ingin resign selalu muncul. Tapi aku sadar, kumparan juga masih baru. Masih trial and error dalam segala hal, jadi yang namanya ada perubahan pasti wajar.
ADVERTISEMENT
Untungnya, di April 2018 lalu, aku punya atasan baru! Waaaw, bebanku seakan hilang 50 persen. Otomatis, cara kerjaku juga jadi berubah, mengikuti cara kerja yang sudah disepakati oleh tim kumparanSTYLE. Alhamdulillah, sampai sekarang, aku masih merasa nyaman sama kerjaanku yang sekarang. Dan jujur, sekarang aku masih menikmati kerjaanku sebagai jurnalis.
Begini Rasanya 'Pacaran' sama kumparan Selama 2 Tahun (2)
zoom-in-whitePerbesar
Sedikit banyak, aku mulai bisa mengenali sifat dan diriku sendiri. Terutama saat bekerja. Kalau lagi serius, aku paling enggak suka diganggu dan akan galak. Kalau lagi fokus dan ada deadline, aku rela pulang lebih malam biar pekerjaanku bisa selesai hari itu juga.
Kalau lagi sebel atau mumet sama kerjaan, aku pasti suka karokean. Kalau lagi sebel sama narsum yang susah dihubungi, aku...! mau enggak mau cari narsum lain hahahaha.
ADVERTISEMENT
Bisa dibilang, aku dan kumparan kayak pacaran. Aku yang moody-an kadang suka kesel, kadang sebel, dan kadang kangen. Misalnya, aku lagi kesel sama kerjaanku, tapi kumparan tahu gimana cara nge-treat karyawannya. Kadang ada makanan gratis, kadang bikin pesta di kantor, karokean akustikan, kadang tiba-tiba suka ada buah atau es krim gratis. Kadang juga suka kasih games berhadiah di akun @lifeatkumparan.
Kadang aku lagi sebel sama ritme kerja yang gak bisa aku kejar, eh tau-tau ada info naik gaji, jadi bikin semangat kerja kan hahahahahah. Dan kalau lagi cuti atau libur, aku pasti selalu buka email kantor untuk cek apakah ada undangan peliputan yang terlewat atau enggak atau sekadar bacain berita-berita reporter di milis redaksi.
Begini Rasanya 'Pacaran' sama kumparan Selama 2 Tahun (3)
zoom-in-whitePerbesar
Tapi beneran, aku merasa aku pacaran dengan kumparan. I am having a relationship with my own job. Karena sesungguhnya, dalam menjalin hubungan pun, kita pasti belajar banyak hal, bukan?
ADVERTISEMENT
'Pacaran' dua tahun sama kumparan, aku jadi tahu gimana rasanya bekerja sesungguhnya. Berhadapan dengan banyak orang dan bernegosiasi dengan banyak kepala.
'Pacaran' dua tahun sama kumparan, aku belajar banyak tentang proses. Mencoba memahami dan menerima bahwa tidak semua hal harus berjalan sesuai dengan keinginanku.
'Pacaran' dua tahun sama kumparan, aku juga dituntut untuk lebih dewasa, bijak, dan lebih bertanggung jawab. Karena aku percaya, kumparan masih jadi pilihan terbaikku dalam menjalani hidup.
'Pacaran' dua tahun sama kumparan, kira-kira akankah aku melangkah menuju jenjang yang lebih tinggi? (naik jabatan-red). Kita nantikan saja! #pesanterselubung #amininaja
Selamat ulang tahun kumparan, semoga hubungan kita selalu awet dan langgeng ya. Amin.