Konsumsi Cabai 3 Kali Seminggu Buat Seseorang Lebih Panjang Umur

5 Maret 2017 16:04 WIB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cabai merah. (Foto: Thinkstock)
Jika kamu adalah pecinta makanan pedas maka kamu adalah orang yang beruntung. Menurut sebuah penelitian menunjukkan bahwa cabai merupakan rahasia dibalik seseorang berumur panjang.
ADVERTISEMENT
Peneliti dari University of Vermont menganalisa lebih dari 16 ribu pria Amerika yang telah menyelesaikan survei National Health and Nutrition Examination Survey antara tahun 1988 dan 1994. Para peneliti menemukan bahwa sebanyak 34% pria telah meninggal dini dalam jangka 19 tahun terakhir. Tapi sejak dilakukan penelitian yang mengharuskan responden mengonsumsi cabai, angka ini pun turun menjadi 22%. 
Hasil penelitian ini telah diterbitkan di Plos One di mana jurnal ini berisi tentang saran untuk mengonsumsi makanan pedas seperti cabai atau paprika. Kandungan capsaicin pada paprika diteliti dapat  mengurangi risiko kematian dini. Umumnya, capsaicin digunakan dalam pengobatan arthritis dan bekerja efektif sebagai penghilang rasa sakit.
Dr Benjamin Littenberg selaku peneliti yang menulis tentang jurnal ini menjelaskan bahwa komponen capsaicin dari cabai dapat mengurangi jumlah peradangan dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
"Faktor penyebab kematian seperti penyakit jantung, struk dan penyakit-penyakit dari pembuluh darah ternyata dapat mengurangi tingkat risiko kematian dini karena konsumsi cabai," jelas Littenberg seperti dikutip dari Telegraph.
Littenberg juga mengatakan bahwa temuan timnya mendukung hasil penelitian yang sama dengan penelitian sebelumnya, yaitu tentang asupan makanan pedas yang dapat menurunkan risiko kematian pada 2015 lalu. "Penurunan risiko kematian yang signifikan terkait dengan konsumsi cabai merah," tambahnya. 
Penelitian lain juga telah dilakukan sebelumnya dimana sebanyak 500.000 warga China yang makan makanan pedas tiga kali seminggu menurunkan risiko kematian dini sebesar 14%. Hasil ini ditemukan setelah 7 tahun lamanya penelitian ini dilakukan.
Namun, Littenberg menambahkan bahwa korelasi tidak selalu membuktikan sebab-akibat dan penelitian lebih lanjut akan dilakukan kembali untuk menarik kesimpulan yang konkret mengenai cabai. Ia ingin mengetahui lebih dalam, apakah cabai benar-benar bisa bermanfaat bagi kesehatan seseroang atau tidak.
ADVERTISEMENT
"Saya ingin menemukan sebuah cara yang lebih baik dan lebih meyakinkan untuk meningkatkan kesehatan seseorang daripada harus melakukan diet cabai," tutupnya.