Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Gen Z: Tantangan Manajemen Keuangan Pribadi di Tengah Label Sebagai Gen Boros
7 April 2025 9:57 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Intan Kurnia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Generasi Z merupakan generasi lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Generasi ini dikenal sangat modern, memiliki keterampilan tinggi dalam teknologi, serta sangat aktif di media sosial. Dibalik kemajuan yang mereka capai dalam dunia digital, Gen Z juga sering dipandang sebagai generasi yang paling boros jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pemborosan ini sering kali terjadi karena pengaruh dari gaya hidup yang dipromosikan melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
Label "boros" juga tidak sepenuhnya tepat jika dilihat dari perspektif yang lebih luas. Sebagian dari generasi ini ada yang lebih rentan terhadap pengeluaran yang tidak terkontrol, tetapi ada juga yang mulai menunjukkan kesadaran terhadap pentingnya perencanaan keuangan. Banyak dari mereka yang mulai berinvestasi, menabung, dan mengelola keuangan dengan lebih baik setelah memahami dampak negatif dari kebiasaan konsumtif yang tidak terkendali. Meskipun tantangan finansial tetap ada, banyak dari mereka yang sudah berupaya untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan dalam penggunaan keuangan.
Tantangan Besar Generasi Z Dalam Mengelola Keuangan :
1. Tekanan Konsumsi Digital
Generasi Z tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, dengan akses yang mudah dan cepat terhadap berbagai platform e-commerce dan media sosial. Media sosial, sebagai salah satu platform utama yang digunakan oleh Generasi Z, sering kali menampilkan gaya hidup yang hedonistik. Kebahagiaan dan kesuksesan, banyak diukur berdasarkan materi dan konsumsi barang-barang mewah. Hal ini dapat mendorong mereka untuk membeli barang-barang yang perlu, atau bahkan melibatkan diri dalam pengeluaran yang tidak terencana. Akibatnya, mereka rentan terjebak dalam gaya hidup konsumtif yang akhirnya dapat merugikan kestabilan keuangan pribadi mereka.
ADVERTISEMENT
2. Literasi Keuangan yang Minim
Generasi Z masih belum memperoleh pemahaman yang cukup mengenai konsep dasar literasi keuangan. Banyak dari mereka yang tidak mengetahui cara mengelola keuangan dengan baik, merencanakan investasi, atau memahami pentingnya menabung untuk masa depan. Pendidikan keuangan yang minim ini menyebabkan mereka sering kali kesulitan dalam membuat keputusan yang bijak terkait dengan keuangan pribadi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk itu, peningkatan literasi keuangan sejak dini menjadi sangat penting agar mereka dapat menghadapi tantangan keuangan dengan lebih baik.
3. Pengaruh Sosial Media terhadap Gaya Hidup
Media sosial memegang peranan penting dalam membentuk persepsi Generasi Z terhadap standar kebahagiaan dan kesuksesan. Banyak individu di media sosial yang menampilkan kehidupan yang serba glamor, dengan barang-barang mewah dan gaya hidup yang tampaknya sempurna. Gambar-gambar dan video yang diunggah, sering kali menciptakan tekanan untuk meniru gaya hidup tersebut. Hal ini dapat mendorong mereka untuk melakukan pembelian yang tidak perlu atau mengambil keputusan keuangan yang terburu-buru hanya untuk memenuhi standar sosial yang ada di dunia maya. Pengaruh media sosial ini dapat menjadi tantangan besar bagi Generasi Z dalam menjaga kestabilan keuangan mereka.
ADVERTISEMENT
4. Inflasi dan Biaya Hidup yang Meningkat
Inflasi yang terus berlangsung dan kenaikan biaya hidup yang semakin tinggi, jelas menjadi sebuah tantangan yang besar. Kenaikan harga barang dan jasa, seperti bahan pangan, transportasi, dan kebutuhan pokok lainnya, dapat membebani anggaran rumah tangga. Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, banyak dari mereka yang kesulitan untuk mengatur pengeluaran sehari-hari dan merencanakan masa depan finansial. Dengan meningkatnya biaya hidup, mereka harus lebih bijak dalam mengelola sumber daya keuangan yang terbatas dan mencari solusi yang efektif agar dapat menghadapi inflasi tanpa harus mengorbankan kebutuhan dasar mereka.
5. Ketidakstabilan Ekonomi
Generasi Z memasuki dunia kerja di tengah ketidakpastian ekonomi yang cukup besar, yang sebagian besar dipicu oleh dampak jangka panjang dari pandemi COVID-19. Pandemi telah menyebabkan perubahan signifikan di berbagai sektor industri, menurunkan tingkat konsumsi masyarakat, dan meningkatkan angka pengangguran. Peluang kerja yang semakin terbatas, menyebabkan banyak anggota Generasi Z merasa kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keterampilan mereka. Di sisi lain, tingginya biaya pendidikan menjadi beban finansial yang semakin berat. Banyak dari mereka yang harus menghadapi utang pendidikan yang menggunung atau kesulitan membayar biaya kuliah, sehingga menambah tekanan dalam menghadapi situasi ekonomi yang tidak stabil.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada. Salah satu sikap yang perlu diterapkan adalah dengan menghindari pola pikir yang nantinya akan mendorong gaya hidup konsumtif agar seseorang tidak terjebak dalam pengeluaran yang tidak perlu. Hal lain yang tidak kalah penting adalah memiliki pendirian yang kuat agar tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan atau tekanan sosial yang sering kali datang dari media sosial. Kita juga harus bisa menggunakan media sosial dengan bijak, karena penggunaan yang kurang bijak dapat menimbulkan dorongan untuk membeli barang atau mengikuti tren yang tidak sesuai dengan kebutuhan finansial pribadi. Terakhir, Belajar menabung dan berinvestasi untuk masa depan merupakan langkah penting untuk menciptakan keamanan finansial di kemudian hari. Dengan menerapkan sikap-sikap ini, tantangan keuangan dapat dihadapi dengan lebih bijak dan terkontrol.
ADVERTISEMENT
Intan Kurnia, mahasiswi program studi Manajemen, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulllah Jakarta.