Pentingnya Kesadaran Ilmu Parenting

Intan Larasati
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Konten dari Pengguna
8 Mei 2022 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Intan Larasati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: http://pixabay.com/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: http://pixabay.com/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keluarga merupakan tempat pertama anak memperoleh pendidikan. Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian anak, dalam tahap ini orang tua menjadi ‘model’ di mana anak bisa meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang tua. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan contoh dengan berperilaku baik di depan anaknya, seperti cara berkomunikasi dengan anak atau cara orang tua saat menegur anak ketika melakukan kesalahan. Anak dapat mengamati kemudian meniru apa yang ia lihat.
ADVERTISEMENT
Anak akan bertumbuh kembang dengan baik apabila kebutuhan dan kesejahteraannya diperhatikan. Anak dalam kondisi sejahtera merupakan pertanda penting kemajuan Indonesia dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS) pada 2030 kelak (UNICEF, 2020).
Namun, saat ini parenting education masih dianggap awam karena kurang dikenal oleh masyarakat, dianggap kurang penting, dan masih menggunakan cara kuno seperti saat mereka kecil dahulu. Hal ini dapat dilihat dari kebudayaan setelah menikah harus memiliki anak. Anggapan tersebut tidak seutuhnya salah namun apabila calon orang tua sudah dibekali dengan ilmu parenting yang baik. Karena tanggungjawab akan mendidik anak bukan merupakan hal yang mudah.
Karakter anak dari masa ke masa mengalami perubahan sehingga kita harus mengubah cara mendidik sesuai dengan perubahan zaman. Perilaku atau cara orang tua mendidik sangat memengaruhi kepribadian, karakter, dan psikis anak.
ADVERTISEMENT
Terdapat dampak-dampak jika orang tua tidak memiliki ilmu parenting yang baik. Terdapat beberapa kasus di mana ketika orang tua terlibat konflik keluarga anak menjadi korban, hal ini dapat mengganggu psikis bahkan mengganggu proses tumbuh kembangnya. Sementara, di sisi lain banyak orang tua terlalu menuntut anaknya untuk berprestasi atau menuntut anak untuk memenuhi harapan orang tua.
Orang tua hanya menuntut tanpa memedulikan bakat dan minat anak. Tuntutan tersebut memberikan rasa tidak nyaman kepada anak sehingga dapat menimbulkan rasa terancam dan stres. Ketakutan yang berlebih dapat mengganggu kejiwaan anak, menurut World Population Review, angka bunuh diri di Korea Selatan meningkat disebabkan oleh tuntutan akademik.
Profesor psikologi dan riset mengatakan meningkatnya angka bunuh diri anak muda tidak hanya terjadi karena sosial media, melainkan akibat tuntutan yang kurang realistis untuk berprestasi di sekolah. Selain itu, tidak sedikit pasangan melakukan nikah muda belum memahami ilmu parenting. Pasangan nikah muda terkadang masih kurang bisa mengontrol emosinya di depan anak, sehingga ia cenderung menunjukan sikap tempramen ketika anaknya melakukan kesalahan, yang di mana hal tersebut merupakan respons yang salah.
ADVERTISEMENT
Ilmu parenting atau ilmu keorangtuaan merupakan pendidikan yang diberikan kepada orang tua yang memiliki peran dalam mendidik dan merawat anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Ilmu parenting dapat membekali cara komunikasi antara orang tua dan anak yang benar. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, karena komunikasi merupakan hal pertama yang mereka tangkap sebelum memberikan respons lanjutan.
Dengan demikian, pola pengasuhan anak perlu diperhatikan, melalui ilmu parenting orang tua dapat mengetahui proses perkembangan anak, hak-hak apa saja yang harus dipenuhi, dan memberikan pengetahuan atau keterampilan pola asuh kepada orang tua.
Telah dilakukan beberapa penelitian mengenai salah satu pola ilmu parenting yang tepat untuk diterapkan para orang tua. Berdasarkan hasil penelitian (Handayani et al., 2016), (Rinaldi,2017), (Sofyan, 2018) diketahui bahwa pola asuh berkesadaran (mindful parenting) merupakan pola yang tepat diterapkan orang tua dalam mendidik anak. Mindful parenting merupakan pola asuh kesadaran ketika orang tua menjaga pikiran, ucapan dan perilaku dari hal-hal yang kurang baik untuk dicontoh anak. Ketika orang tua menerapkan pola pengasuhan kesadaran maka dapat menerapkan cara komunikasi yang baik, dapat mengendalikan emosi, dan menunjukan perlakuan kasih sayang kepada anak.
ADVERTISEMENT
Dengan hal tersebut, hak-hak anak dapat terpenuhi. Dalam Konvensi Hak Anak (KHA) terdapat 10 hak anak yaitu hak gembira, hak mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan perlindungan, hak memperoleh nama, hak atas kebangsaan, hak mendapatkan makanan, rekreasi dan kesamaan hak peran dalam pembangunan. Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Gunandi, 2017).
Ducen et al (2009) dan Kiong (2015) menjelaskan mengenai 4 segmen dalam pola mengasuh mindful parenting antara lain:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan empati
Perhatian dan kesadaran yang benar untuk menerima pengalaman saat ini (present moment) merupakan hal utama, dengan cara ini orang tua akan memahami perasaan anak. Selain itu, orang tua dapat mengetahui kebutuhan dan makna yang disampaikan anak melalui kata-kata atau bahasa tubuh yang ditunjukan. Hal utama yang didapat yaitu dapat melatih anak untuk lebih terbuka dengan komunikasi dua arah (Smetana et.al. 2006).
ADVERTISEMENT
2. Kesadaran emosional diri sendiri dan anak
Menekankan pada kapasitas orang tua dalam memberikan perhatiannya terhadap emosi dalam diri dan anaknya. Kecerdasan emosional yang baik akan memengaruhi proses evaluasi yang menentukan perilaku baik. Orang tua dapat mengendalikan emosi diri sendiri dan emosi anak dengan memberikan perhatian pada saat berinteraksi. Orang tua dapat memberikan pilihan secara sadar bagaimana merespons daripada selalu reaktif.
3. Pengaturan diri dalam hubungan pengasuhan/parenting
Proses di mana orang tua tidak menunjukan fluktuasi yang berlebihan terhadap perilaku anak. Perilaku tersebut dapat merusak anak seperti berlebihan membanggakan anaknya. Bahkan sebaliknya terlalu memandang remeh, menghakimi, dan menyepelekan anak dapat merusak psikis anak.
4. Welas asih untuk diri sendiri dan anak
ADVERTISEMENT
Rasa welas asih dapat menanamkan rasa kasih sayang kepada anak, sehingga dapat meningkatkan rasa kepedulian anak terhadap lingkungan di sekitarnya. Orang tua dapat mehindari tindak kekerasan terhadap anak, sehingga dapat menjamin hak hidup yang layak bagi anak.
Orang tua dapat menerapkan pola-pola tersebut dalam mengasuh anak namun untuk saat ini masih banyak orang tua yang belum menganggap ilmu parenting merupakan salah satu ilmu yang penting dalam mendidik anak. Dengan demikian, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ilmu parenting dalam mengasuh anak serta membentuk kepribadian anak. Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran ilmu parenting antara lain:
1. Menyelenggarakan sosialisasi ilmu parenting melalui lembaga terkecil seperti PKK dan darmawanita.
ADVERTISEMENT
2. Mengadakan webinar dengan pembicara ahli psikolog, yang mengangkat tema ilmu parenting, karena webinar merupakan media yang sedang popular dan menarik minat anak muda.
3. Membagikan ilmu parenting melalui media sosial seperti youtube dan Instagram, saat ini para psikolog sudah mulai membagikan ilmu-ilmu parenting melalui sosial media.
4. Meningkatkan daya tarik melalui buku ilmu parenting.