Konten dari Pengguna

Perubahan Iklim dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sehari-hari

Intan Puspitasari
Mahasiswa D4 Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan di Politeknik Negeri Banyuwangi
16 Oktober 2024 20:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Intan Puspitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Desain canva oleh IntanPS
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Desain canva oleh IntanPS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perubahan iklim bukan hanya sekadar isu lingkungan yang jauh dari kehidupan kita, melainkan sebuah realitas yang sudah mulai memengaruhi keseharian masyarakat. Dari cuaca ekstrem hingga perubahan pola tanam, dampaknya semakin nyata dan terasa di berbagai aspek kehidupan. Salah satu dampak yang paling mencolok adalah meningkatnya frekuensi bencana alam. Fenomena seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis bukan lagi hal yang langka. Di banyak daerah, petani merasakan hasil panen yang tidak menentu akibat perubahan musim yang ekstrem. Hal ini tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan harga makanan yang menjadi beban bagi masyarakat. Selain itu, perubahan iklim juga memengaruhi kesehatan kita. Kualitas udara yang memburuk dan penyebaran penyakit yang lebih cepat menjadi ancaman nyata. Dengan meningkatnya suhu, penyakit yang dibawa oleh nyamuk, seperti demam berdarah dan malaria, semakin meluas. Kita perlu menyadari bahwa kesehatan lingkungan berkaitan langsung dengan kesehatan kita.
ADVERTISEMENT

Pendorong utama perubahan iklim

Pendorong utama perubahan iklim adalah efek rumah kaca. Beberapa gas di atmosfer Bumi bertindak seperti kaca di rumah kaca, memerangkap panas matahari dan mencegahnya bocor kembali ke luar angkasa dan menyebabkan pemanasan global. Banyak dari gas rumah kaca ini terjadi secara alami, tetapi aktivitas manusia meningkatkan konsentrasi beberapa di antaranya di atmosfer, khususnya,karbon dioksida (CO 2 ), metana, oksida nitrogen, gas terfluorinasi, CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia merupakan penyumbang terbesar pemanasan global.
Gas rumah kaca lainnya dipancarkan oleh aktivitas manusia dalam jumlah yang lebih sedikit. Metana adalah gas rumah kaca yang lebih kuat daripada CO 2 , tetapi memiliki masa hidup atmosfer yang lebih pendek. Nitrous oksida, seperti CO 2 , adalah gas rumah kaca berumur panjang yang terakumulasi di atmosfer selama beberapa dekade hingga abad. Polutan gas non-rumah kaca, termasuk aerosol seperti jelaga, memiliki efek pemanasan dan pendinginan yang berbeda dan juga terkait dengan masalah lain seperti kualitas udara yang buruk.
ADVERTISEMENT
Penyebab alami, seperti perubahan radiasi matahari atau aktivitas gunung berapi diperkirakan telah memberikan kontribusi kurang dari plus atau minus 0,1°C terhadap pemanasan total antara tahun 1890 dan 2010.

Memahami dan Merespons Perubahan Iklim

Namun, di balik tantangan ini, terdapat peluang untuk berinovasi dan beradaptasi. Masyarakat dan pemerintah harus bersama-sama mencari solusi yang berkelanjutan. Investasi dalam energi terbarukan, pengelolaan sampah yang lebih baik, dan pendidikan tentang perubahan iklim menjadi langkah penting yang harus diambil. Kesadaran individu juga sangat penting. Setiap dari kita dapat berkontribusi dengan mengurangi jejak karbon, misalnya melalui pengurangan penggunaan plastik, memilih transportasi ramah lingkungan, atau mendukung produk lokal. Perubahan besar dimulai dari langkah kecil yang dilakukan oleh setiap individu. Dengan memahami dan merespons perubahan iklim, kita tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup kita. Ini adalah panggilan untuk bertindak, bukan hanya untuk kita, tetapi untuk generasi mendatang. Mari kita semua berperan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT