Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Iseng antara Aku dan Si Google
10 Agustus 2017 16:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Intan Widhy Astuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Entah mengapa terkadang saya merasa kekuatan Google sebagai mesin pencari nomor satu di jagat internet ini semakin luar biasa. Saya jadi semakin hobi berselancar mencari berbagai hal melalui Google. Mulai dari mencari tahu istilah bahasa gaul yang masih awam, tips menghilangkan jerawat, mencari resep masakan, bahkan sampai dalam tahap pencarian kategori 'stres' seperti cara lebih bahagia dalam menjalani hidup. (yang terakhir agak berlebihan sih)
ADVERTISEMENT
Keyword atau pencarian kata yang saya tulis dalam kolom mesin pencari pun kian spesifik. Kalau dulu saya sering menulis kata kunci hanya dalam tiga atau empat kata saja seperti 'tips menghilangkan jerawat' atau 'cara menyembuhkan jerawat alami'. Tapi sekarang kata kunci yang saya tulis bahkan bisa sampai satu kalimat ditambah sisipan curhat, misalnya 'kenapa jerawat nggak hilang padahal sudah pakai cara alami'. Tapi pengalaman saya ini belum seberapa loh. Saya pernah baca sebuah artikel tentang seorang nenek yang selalu menyisipkan kata 'tolong' saat menuliskan keyword di Google.
Beberapa waktu lalu, saya pernah iseng melakukan pencarian di Google seputar hari kelahiran saya. Saya mulai dari menuliskan tanggal kelahiran pada kolom pencarian," 4 maret 1995". Hasilnya, adalah barisan website ramalan yang muncul pada halaman pertama. Ramalan nasib, primbon jawa, hingga primbon bali. Iseng, saya pun mengklik hasil pencarian nomor satu (menurut SEO ini yang paling sering dikunjungi orang).
ADVERTISEMENT
Wahh ternyata isinya adalah ramalan watak dan nasib orang yang lahir pada tanggal itu, 4 Maret 1995. Ada beberapa watak tertulis di sana yang memang seperti saya, tetapi ahsaya tidak ingin melanjutkan dan terlalu percaya. Khawatir terjerumus dalam syirik atau mensekutukan Allah, Naudzubillahi min zalik.
Pencarian pun berlanjut, masih di halaman satu hasil pencarian google. Ternyata di tanggal 4 Maret 1995 selain keluarga saya kehadiran anak perempuan yang lucu dan menggemaskan ini, (hehe..) tanggal ini juga menjadi salah satu peristiwa bersejarah bagi klub sepakbola asal Inggris, Manchester United. Ya, klub yang dijuluki Red Devil itu mencetak sejarah sebagai klub yang bertanding dengan rekor margin kemenangan terbesar.
Hari itu Manchester United membobol gawang klub Ipswich Town sebanyak sembilan kali dalam satu laga di Liga Premier Inggris. Hingga kini, belum ada klub Liga Inggris manapun yang berhasil mencetak skor kemenangan telak 9-0 seperti Manchester United. Baiklah, berhubung saya bukan pencinta klub manapun, dan bukan penggemar olahraga ini jadi saya tak terlalu peduli. Akan tetapi setelah saya tahu, mungkin jika ditanya siapa klub sepakbola favorit, maka saya akan menjawab Manchester United. Kenapa? Karena ada tanggal bersejarah dari klub ini yang bersamaan dengan tanggal bersejarah hidup saya. Haha.. as simple as that.
ADVERTISEMENT
Keisengan pun berlanjut, saya mencoba mengkombinasikan tahun kelahiran dengan tempat dimana saya lahir, ya Rumah Sakit Fatmawati. Saya mengetik kata kunci yang bisa dikatakan "absurd" pada kolom mesin pencari, "fatmawati 1995." Tujuannya (masih dalam rangka iseng) agar saya bisa mengetahui beberapa informasi terkait rumah sakit di tahun saya lahir. Mungkin ada tulisan dari blog, status, atau pun berita yang bisa memberikan informasi berkaitan dengan kelahiran saya. Akan tetapi apalah daya, toh pada waktu itu internet belum sebeken sekarang. Saya pun tidak menemukan hasil yang relevan.
Pada halaman satu hasil pencarian google, yang muncul ialah beberapa berita yang belum lama terjadi tentang anjloknya salah satu lift yang beroperasi di Rumah Sakit Fatmawati. Hanya itulah kata kunci yang cocok dengan pencarian yang berhasil ditelusuri. Sebanyak 11 orang terluka akibat insiden itu. Diduga, lift tersebut anjlok karena sudah beroperasi sejak tahun 1995, 22 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Saya menduga-duga sembari berimajinasi, (harap maklum, kaum pisces). Bisa saja lift tersebut menjadi saksi bisu peristiwa kelahiran saya. Keluarga saya yang naik-turun lift dengan cemas saat menunggu proses kelahiran Ibu, Bapak saya yang mengantarkan Ibu dengan rasa takut, atau rasa haru bahagia mereka saat tau anak yang lahirnya merepotkan ini ternyata akhirnya bisa selamat. Untuk memverifikasi imajinasi liar tadi, saya pun bertanya kepada Bapak.
"Pak, apa dulu waktu Intan lahir di Fatmawati sudah ada lift?
"Ada," jawab Bapak.
"Tapi Ibu dulu nggak naik lift, kamarnya ada di lantai satu," lanjut Bapak. Gubrak!
Google oh google, karena engkau, saya menemukan serpihan-serpihan kisah kelahiran saya di masa itu. Cukup menulis kata kunci yang sesuai, maka hasilnya akan muncul pada halaman pencarian. Pantaslah jika kini beberapa para HRD perusahaan pun mencari data diri calon karyawan dengan "kepo" sosial media mereka. Sungguh jaman sangat cepat berubah. Semua serba cepat, semua serba terekam, semua serba instant. Betapa mudahnya orang-orang menemukan berbagai hal yang mereka cari.
ADVERTISEMENT
Bisa jadi kelak para orangtua akan mengulik informasi data diri calon menantu mereka melalui mesin pencari. Jadi saat kamu berkunjung ke rumah si dia yang ditanya bukan lagi 'siapa orangtuamu' atau 'di mana asal sukumu' tapi 'apa akun medsosmu.'
Lantas mengapa tulisan ini menjadi pembahasan yang sangat melebar. Memulai dari soal kata kunci pencarian google sampai akhirnya cerita seputar kelahiran saya? Tak apalah namanya juga menulis untuk diri sendiri. Bukan menulis untuk skripsi yang butuh beragam referensi, catatan kaki, kemudian dipertanggungjawabkan dihadapan penguji.(*)