Konten dari Pengguna

Menapaki Realita MBKM Melalui Kisah Inspiratif Mahasiswa

Intan Idaman Halawa
Mahasiswa UNPAM
7 Februari 2024 18:25 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Intan Idaman Halawa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Semuanya berawal dari panggilan video santai dengan teman-teman yang antusias. Tawa bergema di layar saat kami berbagi ide dan rencana untuk masa depan. Seorang teman menyarankan agar kami menyewa rumah bersama, pergi mendaki gunung, mengunjungi pantai, menghadiri festival budaya, dan sebagainya. Kedengarannya seperti mimpi indah yang kami harapkan bisa menjadi kenyataan. Namun, di dunia yang penuh misteri ini, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Sering kali, rencana hanya jadi wacana yang tak kunjung nyata. Dingin malam mulai membelai mata yang sayup, satu per satu berpamitan untuk tidur lebih awal. Yah, membahas masa depan memang melelahkan bahkan sebelum menjadi nyata.
ADVERTISEMENT
Tiba saatnya pendaftaran program PMM Batch 2 setelah pandemi, dan saya satu-satunya di antara kami yang mendaftar karena beberapa di antara kami tidak mendapatkan izin dari orang tua. Mimpi kami tetaplah hanya mimpi. PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang mengubah cara belajar mahasiswa Indonesia. Program ini bukan hanya program yang inovatif, tetapi juga sebuah platform yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi potensi diri, menghadapi tantangan, dan menciptakan proyek nyata yang merangsang kreativitas. Mahasiswa memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan keterampilan mereka baik di dalam maupun di luar kampus, yang mencerminkan ketangguhan, dedikasi, dan kontribusi nyata mahasiswa.
Pada masa itu, protokol kesehatan sangat ketat, penumpang pesawat diwajibkan untuk mendapatkan vaksin booster Covid yang ketiga. Saya gagal dua kali untuk mendapatkan vaksin karena kapasitas penuh. Oleh karena itu, pada kesempatan ketiga, saya datang lebih awal ke Puskesmas di dekat UNPAM. Saya mengantri dari jam 7 pagi dan akhirnya dipanggil pada jam 8:30 pagi dengan nomor antrian 96. Meskipun sempat frustasi dan melelahkan, saya merasa lega setelah selesai.
ADVERTISEMENT
Namun, menyelesaikan proses vaksinasi bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak dokumen dan formulir pendaftaran yang harus dilengkapi dan diunggah pada formulir yang disediakan. Saya harus mendapatkan izin dari program studi dan orang tua, mendapatkan surat keterangan domisili, mendapatkan surat keterangan vaksin booster ketiga, mendapatkan surat rekomendasi kampus, menyerahkan dokumen konversi 20 SKS, transkrip nilai dengan IPK minimal 2,75, template SPTJM, surat keterangan sehat, membuka rekening BRI atau BSI, dan membuat akun BPJS.
Mempersiapkan dokumen-dokumen ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Proses konversi kredit memakai waktu setengah hari atau lebih karena saya harus mencari mata kuliah yang relevan dari puluhan kampus yang tersedia. Setelah melengkapi semua persyaratan, langkah terakhir adalah tes kebhinekaan selama 30 menit. Soal-soalnya tidak sesulit matematika, lebih berfokus pada kepribadian dan toleransi terhadap perbedaan.
ADVERTISEMENT
Dua minggu setelah itu saya menunggu pengumuman kelulusan registrasi, dan pada dashboard saya tertulis "LULUS BERSYARAT" dengan huruf kapital yang terpampang nyata, mungkin agar mudah dibaca. Panitia memberikan catatan bahwa dua berkas, yaitu surat keterangan domisili dan surat rekomendasi PT, dianggap tidak valid. Saya merasa bingung karena berkas yang saya lampirkan sudah benar adanya, namun dengan sedikit rasa kesal, saya mengunggah berkas yang sama tanpa perubahan. Dua hari kemudian, saya dinyatakan lulus dan berkas saya diakui valid. Memang diperlukan kesabaran dalam proses ini.
Sumber: dokumen pribadi
Setelah tiket saya keluar, tercatat keberangkatan di kloter kedua pada Senin, 15 Agustus 2022, pukul 09.30 WIB menuju Bandara El-Tari Kupang, NTT. Beberapa hari sebelumnya, PIC dan dosen di kampus UNPAM menggelar acara pelepasan outbound PMM Batch 2 tahun 2022. Mereka mengumumkan bahwa ada dua mahasiswa dengan universitas tujuan UNDANA, yakni Intan Idaman Halawa prodi Matematika dan Yulia Tantri dari prodi Akuntansi. Mendengar berita itu, saya merasa lega karena tadinya saya pikir saya akan pergi sendirian. Beberapa hari setelah acara pelepasan, rasa deg-degan tak terhindarkan, bahkan sampai terbawa mimpi. Rasa penasaran dan kegembiraan menyelinap, saya tak sabar ingin merasakan atmosfer Kupang dengan segala keunikannya.
ADVERTISEMENT
Saat hari keberangkatan tiba, sedikit kesedihan menyelinap karena harus berpisah dari saudara dan teman-teman selama satu semester. Saya diantar ke bandara Soekarno pukul 05.30 WIB, tiba di sana pukul 06.45 WIB. Segera saya melakukan check-in manual dan bertemu dengan rekan-rekan PMM dari berbagai kampus. Pesawat kami lepas landas jam 09.30 WIB, transit di bandara Surabaya, dan mendarat di Bandara El-Tari pukul 14.50 WITA. Kesan pertama saya agak kacau, melihat pohon-pohon tinggi di sekitar bandara tanpa bangunan mewah. Dalam hati saya bertanya-tanya, "Apakah saya sudah memilih tempat yang tepat?". Rasa bingung dan bimbang muncul, ditambah dengan sedikit kekhawatiran. Sisi introvert saya tampak jelas ketika beberapa orang dengan almet kuning terang datang menyapa di area pengambilan bagasi. Saya menjawab dengan singkat dan kemudian kembali berdiam diri beberapa saat.
ADVERTISEMENT
Saat itu, saya hanya duduk menunggu di bawah cahaya senja, menanti barang bawaan diangkut. Ketika bus Kupang tiba, membawa alunan musik yang sangat asyik sepanjang perjalanan, suasana hati saya yang sempat terganggu kembali membaik. Sesampainya di RUSUNAWA (Rusun Mahasiswa) UNDANA, kebahagiaan menyelimuti saya saat melihat fasilitas yang cukup mewah dan bersih. Ternyata, rusunawa ini baru saja dibangun khusus untuk mahasiswa PMM, terutama perempuan. Saya merasa sangat istimewa pada hari itu. Namun, karena jumlah peserta yang banyak, rusunawa tersebut tidak dapat menampung seluruh mahasiswa PMM yang berjumlah sekitar 300 mahasiswa lebih. Beberapa di antara kami harus mencari tempat tinggal di kos. Meskipun saya tidak terdaftar sebagai penghuni rusunawa, saya dan teman saya Yulia, diberi izin untuk menginap di salah satu kamar yang telah dilabelkan dengan unit 1 sampai unit 30. Saya mengajak teman saya untuk menginap di unit 5, lantai 1, karena dekat. Ini merupakan momen pertama kami bertemu, dimana 4 dari kami berasal dari unit 5 dan satunya dari unit 3.
ADVERTISEMENT
Setelah bersama selama dua hari, kami sudah merasa nyaman di unit tersebut, hingga akhirnya kami memutuskan untuk tidak pindah ke kos sampai PMM 2 berakhir. Pada malam perpisahan, masing-masing dari kami berbagi first impression saat bertemu satu sama lain. Mereka menyampaikan kesan yang hampir sama, bahwa saya terlihat sok dekat saat meminta izin menginap di unit 5, sampai-sampai mereka mengira saya berasal dari kampus mereka, padahal tidak. Hahaha, ini memang agak lucu, dan saya mengakui hal tersebut. Saya mendapat julukan "tukang ulti" dari mereka, meskipun sejujurnya saya merasa tidak terlalu suka mengulti. Saya hanya mengucapkan apa adanya. Selain itu, saya juga terkenal sebagai orang yang ambisius karena lebih sering duduk di depan laptop daripada berjalan-jalan atau jajan di alun-alun. Sebenarnya bukan karena ambisi, melainkan karena tugas yang diberikan oleh kampus, khususnya dari prodi matematika, cukup banyak. Setelah menyelesaikan satu tugas, saya harus melanjutkan ke tugas berikutnya. Oleh karena itu, waktu untuk bersantai di Gajebo atau Pondok depan rusunawa menjadi lebih terbatas, karena harus mengikuti zoom, mengikuti lomba, mengerjakan tugas, membuat proposal, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Memang saat saya berada di Kupang, saya masih aktif organisasi HIMATIKA periode kedua ditambah saya sebagai penanggung jawab lomba NMC (National Math Competition) Math Revolution 4, dimana saya harus mengkoordinir seluruh panitia yang tergabung di dalamnya. Selain HIMATIKA, saya juga Sekretaris Pengurus KOREMPA (Komisi Remaja dan Pemuda) BNKP Tangerang Selatan yang berperan aktif pada kelangsungan ibadah rutin dan kegiatan pemuda lainnya. Saya juga harus mengikuti beberapa lomba sebagai luaran yang saya berikan pada bidang prestasi karena saya adalah penerima KIP-Kuliah. Saya harus mempertanggungjawabkan apa yang saya terima. Saya juga bertanggungjawab terhadap apa yang saya ikuti saat ini, saya mengikuti perkuliahan di kampus Senin sampai Jumat dan mengikuti kegiatan Modul Nusantara pada hari Sabtu dan Minggu.
Sumber: dokumen pribadi
Kegiatan modul nusantara sungguh meninggalkan kesan mendalam di hati saya; begitu berkesan hingga saya berharap bisa mengulanginya. Suasana kebersamaan, keindahan alam, dan keramahan penduduknya sungguh memukau. Modul nusantara dimulai dengan pembukaan yang menakjubkan di Pantai Lasiana, dengan sapaan yang hangat dari teman baru, LO (Liaison Officer), dan dosen pembimbing. Perjalanan modul nusantara pertama kami bersama kelompok yang telah dibentuk, menjelajahi keindahan Pantai Teres, dan mendaki Bukit Fatubraun. Meski penuh tantangan dengan cuaca panas, jalan berliku, sempit, dan rusak, itulah kali pertama keluarga modul nusantara kami terbentuk, dan kami memilih slogan 'Sonde jalan, sonde asyik!' yang artinya ‘tidak jalan, tidak asyik’. Slogan ini yang kemudian menemani kami dari awal hingga akhir perjalanan modul nusantara.
ADVERTISEMENT
Selama PMM 2, kami menjelajahi berbagai tempat dan merangkai berbagai cerita menarik. Rute petualangan kami mencakup berbagai kegiatan, seperti pembukaan di Pantai Lasiana, penelusuran keberagaman NTT di Gunung Fatubraun dan refleksi di Pantai Teres, keindahan toleransi di Masjid Al Mutaqqin dan Gereja HKBP Kupang, kunjungan ke markas KOMPAK (Komunitas Peacemaker) NTT, menyaksikan pementasan tarian etnik kontemporer dan karnaval kostum tradisional di Alun-alun Kota Kupang, hingga mengenal sosok Jhys Baok yang mengembangkan Apel Soe di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Kami juga kunjungan ke Sekolah Tenun di Kuneru, Kunjungan ke Museum NTT, Gua Jepang yang menjadi peninggalan Perang Dunia II di Fatusuba, Bonen, Baumata, Kabupaten Kupang, hingga mengenal tokoh lingkungan hidup NTT, Ibu Aleta Baun, di Fatunausus, Desa Fatukoto, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perjalanan kami juga mencakup kunjungan ke Pulau Semau dengan naik perahu, merasakan keberagaman dialek NTT di Pantai Batu Nona, berkunjung ke Wisata Mulut Seribu di Desa Daiama, Kabupaten Rote Ndao, Pulau Rote, belajar penyulingan Sopi Rote dan pembuatan Gula Semut di Tuanatu, Kecamatan Lobalain dan Desa Daudolu, Kecamatan Rote Barat Laut, serta berpartisipasi dalam kegiatan donasi buku bersama siswa SMP Kristen 2 di Amarasi, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang dan diakhiri dengan pentas seni di auditorium UNDANA. Semuanya menjadi bagian dari perjalanan inspiratif di balik layar MBKM yang tak terlupakan.
Sumber: dokumen pribadi
Mengingat dan menuliskan rute di atas, sedikit melelahkan, namun menciptakan kerinduan akan kenangan yang terpatri di dalamnya. Semua kegiatan tersebut kami jalani bersama-sama dengan teman-teman kelompok, yang seiring berjalannya waktu semakin terasa seperti keluarga. Di dalamnya, bermacam-macam karakter hadir: ada yang humoris, yang penuh perasaan, yang pendiam, yang dewasa, bijak, pintar, cerdas, bahkan yang mahir bernyanyi. Meskipun perjalanan yang kami lalui cukup panjang, kebersamaan membuatnya terasa sangat singkat. Dari mereka, saya memperoleh berbagai pengetahuan tentang budaya, bahasa, sikap, dan karakter. Saya merasa sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari PMM 2 Kampus Merdeka.
ADVERTISEMENT
Momen perpisahan di Unit 5 dan kelompok modul nusantara sungguh menyentuh hati, di mana hampir seluruhnya terlarut dalam tangis. Bahkan, ketika berhenti sejenak di bandara Surabaya, membaca surat dari kak Yuli yang disematkan dalam bekal pagi tadi membuat tangisan tumpah, suara sesegukan memenuhi ruang, dan rasa kehilangan menusuk hati. "Dimakan yah bekalnya, agar tak perlu repot beli makanan di bandara, kabari jika sudah sampai. Safe flight." Itulah hari terakhir saya menikmati masakan dari kak Yuli. Sungguh menyedihkan bahwa kami tak bisa pulang bersama karena kloter yang berbeda. Asa terus berjuang dalam hati, semoga suatu hari nanti kita bisa berkumpul kembali dalam sebuah reuni.
Setelah tiba di Pamulang, saya langsung melakukan registrasi dan mengurus KRS pergantian semester. Di semester 6 ini, saya memilih untuk tidak mengikuti kegiatan MBKM karena harus fokus pada beberapa kegiatan wajib dari kampus, terutama dari program studi matematika. Saya menjalani magang di BPS selama 3 bulan dan menyelesaikan LKP dua minggu setelahnya. Ujian TOEFL, Pelatihan Uji Kompetensi (UJIKOM), serta tanggung jawab di kepengurusan HIMATIKA dan KOREMPA juga tetap saya jalankan seperti biasanya.
ADVERTISEMENT
Ketika memasuki semester 7, teman-teman saya alumni MSIB mengajak saya untuk bergabung. Meskipun pada awalnya saya dilema karena jadwal saya penuh dengan berbagai kegiatan, beberapa kakak tingkat dan alumni menyarankan saya untuk fokus pada menyusun proposal dan lainnya. Namun, di sisilain, keinginan saya untuk mengambil kesempatan ini begitu besar, mengingat tidak ada lagi kesempatan di semester berikutnya. Setelah berpikir matang, saya memutuskan untuk bergabung dalam MSIB Batch 5 dengan platform pilihan Bangkit Academy di bawah naungan PT Dicoding Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendaftaran dan melewati proses seleksi, saya berhasil lolos dan resmi menjadi peserta MSIB Batch 5. Tanpa menutup mata terhadap kenyataan, semester ini jadwal saya lebih padat dan hampir tanpa jeda. Beberapa kegiatan tumpang tindih dengan perkuliahan seperti sesi ILT, konsultasi mingguan, pertemuan tim mahasiswa, dan acara Bangkit lainnya. Meski begitu, saya belajar mengelola waktu dengan baik agar tidak ada yang terbengkalai.
Sumber: dokumen pribadi
Segala yang saya hadapi saat ini adalah hasil dari pilihan-pilihan yang saya buat, dan tentu setiap pilihan memiliki risikonya. Seperti biasa, saya menetapkan beberapa target untuk setiap semester, termasuk menyelesaikan 24 SKS perkuliahan semester 7 tanpa mendapat nilai C, meningkatkan IPK, lulus dari Bangkit Academy dengan 20 SKS, menerbitkan buku solo puisi, menulis dan menerbitkan artikel populer dan ilmiah, serta menyelenggarakan lomba CCM (Cerdas Cermat Matematika) Math Revolution 4 selaku penanggung jawab lomba. Selain itu, menjalankan tanggung jawab di HIMATIKA, pelayanan di BNKP Tangsel, dan penyelenggaraan seminar proposal juga menjadi prioritas.
ADVERTISEMENT
Melihat banyaknya target yang ditetapkan, saya merasa tidak sanggup. Namun saya membangun sikap optimis terhadap apa yang ingin saya capai sebagai implementasi dari apa yang saya pelajari di Bangkit Academy. Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan. Meskipun saya sering kali mengeluh kepada mentor tentang tugas yang harus saya jalani, terutama dengan beban 44 SKS dalam satu semester karena pembelajaran dari studi independen sulit untuk dikonversi ke mata kuliah, saya harus mengerjakan semuanya dengan tekad kuat!
Dalam menjelajahi serunya Studi Independen di Bangkit Academy, saya mendapatkan berbagai ilmu menarik mulai dari dunia pemahaman tentang machine learning dan tensorflow, hingga keterampilan dalam menyelesaikan coursera, membangun relasi, menjadi pribadi yang produktif, serta memahami strategi kesuksesan proyek. Seluruhnya saya peroleh melalui pembicara hebat, mentor yang ramah, dan dukungan teman-teman yang saling bahu membahu. Tentu, ada banyak tantangan yang saya hadapi, terutama saat menangani coursera dan tugas-tugas lainnya. Tidak jarang, kesalahan dalam coding membuat saya merasa tertekan. Namun, tantangan dan tekanan dalam proyek MBKM tidak hanya menjadi ujian, melainkan juga batu lompatan berharga yang membentuk karakter mahasiswa untuk naik ke level yang lebih tinggi.
Sumber: dokumen pribadi
Keberadaan peserta lain dan mentor memberikan dukungan yang tak ternilai. Pola pikir positif memberikan energi bagi tubuh untuk tetap semangat dan kuat. Akhirnya, pada akhir semester 7, saya berhasil mencapai target yang telah saya susun sebelumnya. Ilmu yang saya peroleh dari program Kampus Merdeka ini benar-benar bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Ingatlah, kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika kita memfokuskan pikiran pada hal-hal yang positif, kita memiliki kekuatan untuk mencapai segala sesuatu.
ADVERTISEMENT
Perjalanan yang menginspirasi di balik layar MBKM tak hanya mencerminkan prestasi mahasiswa, melainkan juga menunjukkan semangat juang, dedikasi, dan kontribusi nyata mereka. Terus mengembangkan potensi diri, memberikan kontribusi positif kepada masyarakat, dan menjadi agen perubahan adalah inti dari perjalanan ini. Melalui MBKM, terlihat dampak positif yang signifikan dalam membentuk karakter dan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Harapan dan visi ke depan untuk program MBKM menciptakan dasar yang kuat untuk terus menjadi sumber inspirasi, membentuk generasi yang siap menghadapi perubahan dan tantangan di masa depan.
#MBKM: Membentuk Mahasiswa Berprestasi, Berkarakter, dan Kreatif Menuju Masa Depan yang Cerah!