Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Lhasa, Mekah Bagi Penganut Buddha di Tibet
20 November 2022 20:20 WIB
Tulisan dari Musdalifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Daerah Lasha atau yang sering dijuluki “Tanah Rahasia Tiongkok” merupakan negara sejuta budaya unik yang terus berhasil menarik perhatian banyak orang di dunia. Merupakan Daerah Otonomi Tibet, Tiongkok sekaligus pembatas negara Nepal, India, Butan dan Tiongkok yang sebagian besar masyarakatnya beragama Buddha. Atmosfer spritual yang kental memberikan kesan magis yang muncul dari kuil-kuil Buddha nan suci berlatarkan keindahan gunung tertinggi di dunia, Himalaya. Bagi para traveler Lhasa merupakan destinasi wajib yang harus dikunjungi untuk menyalurkan kekaguman oleh keindahan alam yang tersuguh indah di depan mata.
ADVERTISEMENT
Lasha merupakan kota paling suci bagi umat Buddha di Tibet serta tempat bagi para dewa dengan getaran religius yang kuat. Menurut sejarah, agama Buddha dapat dikatakan cukup sulit untuk memasuki Tibet sehingga perlu dilakukan upaya termasuk pembangunan candi-candi di wilayah geografis yang luas yang berisi naskah-naskah dan patung-patung yang dibawa oleh para ratu yang berasal dari berbagai wilayah termasuk Cina, Nepal dan Zhangzhung dimana ratu-ratu tersebut merupakan istri dari Kaisar Songtsen Gampo.
Kemudian oleh kaisar selanjutnya melalui upaya sejumlah guru besar dan penerjemah dari berbagai negara salah satunya India, agama Buddha di Tibet secara bertahap berkembang menjadi empat aliran utama. Kadam atau Gelug yang berasal dari Atisha, menekankan ajaran-ajaran cita lojong kemudian dikembangkan oleh Tsongkhapa yang merupakan guru besar Dalai Lama Pertama seorang pemimpin rohani Tibet. Kemudian aliran Sakya yang memiliki ajaran utama yaitu Virupa yang berarti “jalan dan hasilnya”. Selanjutnya, Kagyu merupakan aliran yang menggabungkan ajaran-ajaran mahamudra dari berbagai mahasiddha India (guru tantra dengan pencapaian tinggi) dengan ajaran-ajaran lojong Kadampa. Terakhir, Nyingma dengan ciri khasnya yaitu memiliki aliran-aliran yang terpecah-pecah dan tidak dibuat kedalam satu gaya tertentu berbeda dengan tiga aliran sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Melalui perkembangan Buddha di Tibet ini, agama Buddha tumbuh dengan baik di India, Nepal dan seluruh wilayah Himalaya dan kemudian secara bertahap tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Lasha dikenal sebagai salah satu ibukota tertinggi di dunia sehingga sering disebut sebagai kota keajaiban. Sama halnya dengan Mekah, bagi penganut muslim di dunia Mekah merupakan tempat suci karena merupakan pusat kiblat para umat muslim untuk beribadah serta di kota Mekah sejarah Islam banyak terjadi disana. Begitupun dengan Lasha, bagi orang Tibet dan banyak penganut Buddha di seluruh dunia Lasha merupakan “tempat para dewa” karena disana sejarah Buddha tumbuh dan berkembang dengan baik yang kemudian berhasil mempengaruhi negara-negara sekitarnya dengan ajaran suci mereka.
ADVERTISEMENT
Lasha sendiri sangat kental dengan getaran spritual dan budaya termasuk dengan segala hal yang ada di dalamnya. Salah satunya Istana Potala atau sering disebut Potala Palace yang saat ini berfungsi sebagai pusat administrasi tradisional Tibet sekaligus sebagai lambang Buddhism Tibet. Saat ini Istana Potala berfungsi sebagai museum dan diresmikan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.
Bagi para peziarah di Tibet, kuil Jokhang merupakan jatung spritual Tibet serta tempat yang paling dihormati. Ada satu ciri khas di kuil Jokhan yaitu patung berlapis emas yang menggambarkan seorang Buddha muda. Kemudian untuk rute bagi para peziarah yaitu Barkhor dimana para peziarah akan mengukuti rute suci yang biasa dipimpin oleh biksu hingga pengembara yang mengenakan pakaian tradsional warna-warni.
ADVERTISEMENT
Untuk makanannya sendiri, masakan Tibet dan sekitarnya dicirikan dengan penggunaan daging yang banyak yaitu daging yak dan domba. Daging yak merupakan sumber penghasil utama bagi peternak di Tibet dan menjadi ciri khas dari makanan Tibet. Daging yak dapat ditemui hampir seluruh tempat di Lasha. Kemudian ada jelai sebagai pengganti karbohidrat sekaligus makanan pokok dikarenakan pengaruh lingkungan dan iklim dataran tinggi karena lokasinya yang terbilang unik. Kembali ke fakta bahwa Tibet merupakan bagian dari Tiongkok, pangsit tentu tidak akan hilang dari makanan khas mereka namun, di Lasha sendiri penyebutan untuk pangsit tersebut adalah Momo Tibet dengan ciri khas yaitu berisi daging dan sayuran yak. Untuk penyajiannya, Momo terkadang dikukus dan digoreng kemudian ditambah dengan mie dan hidangan lainnya.
ADVERTISEMENT
didaptasi dari link:
https://www.youtube.com/watch?v=nwjYSJb2cWs&ab_channel=TravelObscurer
https://studybuddhism.com/id/kajian-tingkat-lanjut/sejarah-dan-budaya/agama-buddha-di-tibet/bagaimana-buddhisme-tibet-berkembang
https://www.lifestyleasia.com/sg/travel/destinations/check-out-lhasa-the-heart-of-tibetan-culture-and-religion/