Konten dari Pengguna

Judi Online dan Korupsi: Ketika Penjaga Menjadi Penjahat di Komdigi

IQBAL ALIF ABDILLAH
mahasiswa di universitas negeri surabaya
25 November 2024 16:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari IQBAL ALIF ABDILLAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar1. pejabat negara sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
gambar1. pejabat negara sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Kasus ini bermula dari penyelidikan yang dilakukan oleh Polda metro jaya terhadap sejumlah situs judi online yang beroperasi di negara kita indonesia. Penyelidikan tersebut mengungkapkan bahwa para pegawai Komdigi, yang seharusnya bertugas memblokir situs-situs judi, malah justru terlibat dalam praktik ilegal dengan menerima suap dari pemilik situs. Mereka menawarkan jasa perlindungan untuk memastikan bahwa situs-situs judi tidak diblokir oleh pemerintah dengan imbalan tertentu. Dalam beberapa laporan, terungkap bahwa setiap situs yang dilindungi bisa dikenakan biaya hingga Rp 8,5 juta per bulan. Praktik semacam ini menunjukkan betapa dalamnya masalah korupsi dan penyalahgunaan wewenang di kalangan pegawai pemerintah. Dalam kasus ini menunjukkan bahwa betapa mudahnya korupsi masuk ke dalam sistem pemerintahan di indonesia. Pegawai Komdigi yang seharusnya melindungi rakyat malah terlibat dalam praktik ilegal. Hal ini menciptakan persepsi bahwa korupsi telah merasuki semua tingkat pemerintahan, mulai dari pegawai rendahan sampai pejabat tinggi. Selain itu, kasus ini juga menyoroti pentingnya perlindungan bagi masyarakat dari praktik perjudian ilegal. Banyak orang tidak menyadari risiko yang terkait dengan perjudian online dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kehidupan mereka secara finansial dan emosional. Oleh karena itu, diperlukan upaya edukasi yang lebih besar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya judi online. Mereka yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberantas perjudian justru berkolusi dengan pelaku kejahatan. Hal ini menciptakan persepsi bahwa korupsi telah merasuki sistem pemerintahan, dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi publik semakin menurun. Hal ini menimbulkan dampak dari kasus ini yang sangat besar, terutama dalam konteks kepercayaan publik terhadap pemerintah. Ketika pejabat tinggi terlibat dalam praktik ilegal seperti judi online, hal ini juga akan merusak integritas institusi publik dan menciptakan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat. Menurut data, sekitar 8,8 juta orang di Indonesia terlibat dalam perjudian daring, dengan 80 persen di antaranya adalah anak muda. Ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang terhadap generasi muda dan potensi kecanduan. Judi online dapat menyebabkan berbagai masalah sosial dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang terjebak dalam perjudian sering kali mengalami kerugian finansial yang signifikan, bahkan kebangkrutan. Selain itu, kecanduan judi dapat memicu perilaku kriminal seperti pencurian dan penipuan untuk mendapatkan uang guna berjudi. Psikiater menyebutkan bahwa kecanduan judi memiliki dampak yang setara dengan adiksi zat-zat terlarang, yang menunjukkan betapa seriusnya masalah ini. Setelah beredarnya dan terungkapnya kasus ini, Kementerian Komdigi bergerak cepat dengan memecat 10 pegawai yang terlibat dan berkomitmen untuk memberantas praktik judi online. Namun, langkah awal ini harus diikuti dengan tindakan lebih lanjut oleh pemerintah juga untuk memastikan bahwa semua pelaku kejahatan dihukum dengan tegas. Penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu serta tidak ada individu atau kelompok yang boleh kebal hukum. Selain itu pemerintah juga perlu meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya judi online dan cara melindungi diri dari praktik-praktik tersebut. Melakukan program-program dalam pencegahan dan rehabilitasi bagi mereka yang sudah terjebak dalam perjudian harus diperkuat. Masyarakat perlu diberikan informasi mengenai risiko perjudian serta cara-cara untuk menghindarinya. Guna untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah proaktif yaitu dengan cara pertama perlu adanya peningkatan pengawasan terhadap aktivitas daring dan penegakan hukum yang lebih ketat terhadap pelanggaran terkait perjudian. Hal ini termasuk cara memperkuat regulasi dan meningkatkan kapasitas Kementerian Komunikasi dan Digital dalam memblokir situs-situs judi online. Cara kedua yaitu mengadakan kolaborasi antara pemerintah, lembaga penegak hukum, dan masyarakat sipil sangat penting untuk memberantas perjudian online secara efektif. Masyarakat perlu didorong untuk melaporkan aktivitas mencurigakan terkait perjudian melalui media resmi yang telah disediakan oleh pemerintah. Ketiga, pemblokiran konten judi online harus dilakukan secara lebih efektif dengan fokus pada server dan proxy daripada hanya sekedar memblokir iklan atau portal. Para ahli keamanan siber menyarankan agar pemerintah mengikuti jejak iklan judi untuk melacak serta menangkap pelaku kejahatan hingga ke akar-akarnya.
ADVERTISEMENT