Konten dari Pengguna

Bank Jago serta Beda Antara Bank Digital dan Layanan Perbankan Digital

Muhammad Iqbal Awaludien
Berbagi informasi dan gagasan. Semoga suka, semoga menginspirasi.
26 Juni 2021 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 14:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Iqbal Awaludien tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Tren Asia
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Tren Asia
ADVERTISEMENT
Pada Desember 2020, Bank Jago menjadi perbincangan hangat. Selain seakan mengikuti tren goyang yang lagi viral saat itu "Ampun Bang Jago", Bank yang sepenuhnya dijalankan secara digital ini mendapat suntikan investasi dari Gojek melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa senilai Rp 2,7 triliun.
ADVERTISEMENT
PT Dompet Karya Anak Bangsa kemudian menambah investasi sebesar Rp 1,32 triliun dengan menyerap haknya ketika Bank Jago menggelar rights issue senilai Rp 7 triliun pada Maret 2021 lalu.
Kebaruan yang digaungkan adalah buka rekening Bank Jago bisa lewat aplikasi Gojek. Namun hingga saat artikel ini ditulis, belum ada menu di aplikasi Gojek yang memungkinkan untuk melakukan hal tersebut.
Meski demikian, jika di antara kamu ada yang ingin menjadi Nasabah Bank Jago, kini sudah dapat dilakukan. Tahap-tahap registrasinya silakan cek di sini.
Apa kelebihan Bank Jago dan apa yang membedakan bank digital dengan bank konvensional?
Sumber: Australianfintech.com.au
Pertanyaan ini bisa dijawab dengan mudah. Informasi bertebaran di mana-mana yaitu biaya transfer gratis seumur hidup, gratis biaya admin ke bank lain, dan sebagai "financial life solution" yang berfokus pada pengembangan fitur transaksi dalam aplikasi agar lebih relevan dengan kebutuhan yang ada di masyarakat sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Mungkin terdengar muluk-muluk, tapi kalau memang benar, Bank Jago akan menjadi juara dalam ekosistem bank digital yang kompetitif.
Lantas, apa bedanya bank digital seperti bank Jago dan layanan perbankan digital yang dimiliki bank-bank konvensional?
Dikutip dari kompas.com, perbedaan mencolok antara neo bank (bank digital) dan layanan perbankan digital dari bank konvensional, yaitu dari model operasional layanan perbankan di mana bank digital merupakan bank yang tidak memiliki kantor cabang.
Dari sisi layanan, mengutip the Balance via bisnis.com, bank digital dapat juga diartikan sebagai layanan perbankan secara daring. Melalui layanan ini, nasabah dapat melakukan transaksi secara online dan hanya menggunakan smart phone serta kartu kredit.
Sementara layanan perbankan digital, secara umum didefinisikan sebagai transformasi layanan perbankan dari cara tradisional menjadi daring atau online. Layanan perbankan digital menggabungkan layanan perbankan online dan mobile banking dalam satu wadah, dan umumnya merupakan "perpanjangan tangan" dari bank konvensional dengan tetap memiliki cabang fisik.
ADVERTISEMENT
Sebagai poin tambahan, bank digital juga bukan sekadar bank yang dijalankan secara digital. Melainkan bank yang menawarkan tools manajemen keuangan yang unik dalam aplikasinya, sehingga Nasabah mendapat kemudahan untuk menabung, transaksi, hingga mengatur peputaran uang bulanan.
Kembali ke bank Jago, kalau dilihat dari sejarahnya bank ini bukanlah pemain baru di dunia perbankan. Sudah ada sejak 1992 dengan nama PT Bank Artos Indonesia dan berdiri di Bandung, Bank Jago pada tahun 2016 sudah menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten ARTO.
Pada 2019 PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealthtrack Technology Limited (WTT) melakukan akuisisi saham PT Bank Artos Indonesia Tbk dengan total kepemilikan sebesar 51%.
ADVERTISEMENT
****
Menarik menunggu kiprah Bank Jago dan gebrakan apa yang akan dilakukan mereka selanjutnya. Mengingat, persaingan bank digital juga semakin sengit di mana sudah ada Jenius, Digibank, One Mobile, dan TMRW. Belum lagi BCA Digital yang sepertinya akan segera meluncur dan tidak menutup kemungkinan menawarkan terobosan baru.