Bukan Sulap Bukan Sihir, Nonton MotoGP Kini Bisa di Negeri Sendiri

Muhammad Iqbal Awaludien
Berbagi informasi dan gagasan. Semoga suka, semoga menginspirasi.
Konten dari Pengguna
19 Maret 2022 16:18 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Iqbal Awaludien tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah lebih dari dua dekade hanya "melewati" Indonesia, MotoGP akhirnya akan kembali digelar di Indonesia. Untuk memastikan kabar ini nyata dan bukan mimpi saya coba mencabut bulu betis. Sakit. Belum cukup yakin, saya lalu cabut bulu ketek. Wah, sakit juga tapi enak. Oh, ini benar-benar terjadi.
Sumber gambar: Kumparan
Sebagai penggemar lawas era Mick Doohan, Max Biaggi, Sete Gibernau sampai Casey Stoner, kenyataan bahwa MotoGP akan kembali digelar di Indonesia, bikin saya berbunga-bunga. Teman-teman pembaca yang jeli tentu ingin bertanya? "Kok ngga ada nama Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, atau Marc Marquez?"
ADVERTISEMENT
Ya, benar! Saya bukan penggemar mereka. Saya fans pebalap Australia Mick Doohan dan Casey Stoner. Dan sejak Stoner memutuskan pensiun pada 2012 bisa dibilang saya juga pensiun, lebih tepatnya jarang, nonton MotoGP. Persaingan sengit antara Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi, saya mengikutinya sambil lalu. Begitu pula saat si “Baby Alien” hattrick juara dunia (2017, 2018, 2019), yaudahlah. Saya hanya mau lihat MotoGP kalau ada Stoner. Titik.
Stoner saat masih memperkuat Honda. Sumber gambar: Bola.com
Akan tetapi, saat mengetahui bahwa balapan pembuka MotoGP musim 2022 akan diadakan di Sirkuit Mandalika, NTB, saya langsung bergumam, “Gokil juga nih”. Akhirnya, Indonesia kembali bisa menyelenggarakan ajang balapan paling bergengsi di dunia. Mungkin terdengar klise, namun ini membuat saya pengin nonton lagi MotoGP. Selain itu, bangga juga dong, bisa nonton MotoGP di negeri sendiri. Mengingat, sekarang ngga perlu jauh-jauh ke negeri jiran lagi kalau mau nonton. Jujur saja, saya merasa cukup iri dan miris, saat harus menghadapi kenyataan bahwa MotoGP biasanya hanya “mampir” ke sirkuit Sepang (Malaysia), Buriram (Thailand), dan Phillip Island (Australia). Teman-teman pembaca juga sama kan?
ADVERTISEMENT
Sekilas MotoGP di Indonesia
Sejatinya, Sirkuit Mandalika bukan sirkuit pertama di Indonesia untuk MotoGP. Dua setengah dekade lalu, Sirkuit Sentul pernah dua kali menjadi salah satu venue utama saat kompetisi balap yang sudah digelar dari tahun 1949 ini masih bernama Grand Prix.
Grand Prix Sentul 1996. Sumber gambar: Detik.com
Pada Grand Prix 1996, Mick Doohan masih menjadi penguasa kelas 500 cc di Sentul. Tahun berikutnya sirkuit yang terletak di Bogor ini menjadi saksi munculnya bintang baru. Siapa lagi kalau bukan Valentino Rossi muda yang berhasil meraih podium pertama kelas 125 cc dan menjadi juara dunia tahun 1997 di kelas tersebut.
Rossi di Sirkuit Sentul untuk balapan kelas 125 cc. Sumber gambar: tribunnews.com
Waktu berlalu, melewati masa reformasi, Valentino Rossi meraih gelar juara dunia 500cc pertamanya pada 2001, Bu Mega menjadi presiden, sampai sekarang saat minyak goreng langka dan mahal, Grand Prix Sentul ngga lebih dari sebuah kenangan. Sebuah sisa kejayaan Indonesia yang pernah swasembada pangan dan mendapat predikat macan baru Asia. Sentul, ya memang harus diakui, sudah ketinggalan zaman dan belum memadai lagi untuk menyelenggarakan balapan internasional.
ADVERTISEMENT
Namun, sepahit-pahitnya kenangan, hal itu bisa menjadi salah satu motivasi kita untuk bangkit dan bergerak maju. Begitu pula fakta bahwa Indonesia pernah sukses menggelar MotoGP di masa lalu, pasti ingin diulang generasi (baca: pemerintah) saat ini. Dengan lebih sukses, lebih megah, bahkan berkelanjutan. Tujuannya, bukan hanya untuk kebanggaan dan prestise. Lebih dari itu, memberdayakan ekonomi Mandalika sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada khususnya, dan ekonomi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Hasil nyata yang bisa kita lihat kini: Sirkuit Internasional Mandalika menjadi pembuka series MotoGP musim 2022.
Sirkuit Mandalika. Sumber: Kumparan.com
Menonton MotoGP di Negeri Sendiri
Bukan sulap, bukan sihir kini kita nonton MotoGP bisa di negeri sendiri. Ngga perlu Paspor dan Visa, kita cukup datang ke Mandalika. Walau harga tiket nonton langsung MotoGP di Mandalika memang ngga murah, yakni 805.000-Rp2.587.000 di tribun biasa serta Rp10.000.000-Rp15.000.000 VIP Hospitality Suites Deluxe Class, seperti dilansir CNN Indonesia. Tetap saja itu lebih murah daripada kita harus pergi ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
Bahkan, di era digital saat semua jarak fisik dan geografis semakin kabur, nonton apapun termasuk MotoGP bukan lagi masalah. Apabila ngga memungkinkan ke Sirkuit Mandalika untuk menonton pebalap favorit lantaran kehabisan tiket, belum punya bujet cukup, dan berbagai alasan lain, saat ini sudah banyak platform online yang memungkinkan kita nonton streaming siaran langsung tayangan olahraga terkemuka dunia seperti MotoGP. Apalagi dengan dukungan WiFi cepat, seperti layanan IndiHome internet stabil, akan membuat sensasi menonton streaming ngga jauh berbeda dengan nonton langsung di tribun sirkuit, iya kan?
Jadi, lewat smartphone bisa. Melalui PC dan laptop, oke. Lewat smart tv pun, siap. Dengan jaringan WiFi cepat dan stabil juga, ngga bakal ada lagi tuh gangguan, seperti lagi asik-asik nonton, tiba-tiba gambar patah-patah. Ini era internet, bukan zaman kaset VCD macet.
ADVERTISEMENT
Berhasilnya Indonesia menjadi salah satu venue utama turnamen balap motor paling bergengsi ini layak diapresiasi dan dirayakan dengan suka cita. Pasalnya, jika sukses (mudah-mudahan, amin) Indonesia akan semakin diperhitungkan sebagai tempat yang sangat layak menjadi tuan rumah ajang-ajang bergengsi olahraga lainnya. Cung, siapa saja yang mau nonton langsung Formula 1, Olimpiade, dan World Cup? Sama, yuk cung setinggi-tingginya. Sekali lagi, ini bukan mimpi.