Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
LGBT dan Beberapa Persoalannya di Era Globalisasi
29 Desember 2022 21:23 WIB
Tulisan dari Iqbal Teguh Raharjo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa sih yang tidak tahu dengan globalisasi? globalisasi merupakan era untuk seseorang saling bertukar informasi dan pikiran dengan mudah. Globalisasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Kenapa sih globalisasi ini berperan penting dalam kehidupan manusia? karena pada hakikatnya manusia tidak luput dengan waktu yang sementara globalisasi ini tercipta seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
Pada era globalisasi saat ini, banyak fenomena-fenomena yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya yaitu fenomena tentang lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang belakangan ini menjadi isu di beberapa negara termasuk juga di Indonesia. Lesbian, gay, dan transgender merupakan masalah terhadap identitas seks (sexual identities), karena mereka lebih memilih untuk menyukai sesama jenis dibandingkan dengan lawan jenis. Sedangkan transgender merupakan masalah terhadap identitas gender (gender identities), karena yang awalnya gender pria malah lebih memilih untuk merubah gendernya menjadi wanita, begitu pula sebaliknya.
Globalisasi ini menjadi salah satu faktor berkembangnya LGBT di dunia, dengan adanya globalisasi ini memungkinkan seseorang untuk memasarkan LGBT menggunakan media massa ke negaranya masing-masing terlebih lagi ke seluruh dunia. LGBT adalah agenda besar untuk menjauhkan manusia beragama dari Tuhannya. Mengutip data dari Kompas, Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/ UNDP) dikabarkan menyiapkan dana sebesar 8 juta dollar AS atau sekitar Rp 107,8 miliar untuk kampanye lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dapat kita lihat bahwa terdapat faktor saling keterhubungan antara masyarakat globalisasi dengan pertumbuhan kelompok LGBT. Meluasnya pasar bebas juga sangat membuka kemungkinan penyebaran cepat pemikiran bahwa LGBT adalah bagian dari suatu sosial, identitas politik dan perkembangan industri (Kholifatur, 2017).
Kasus homoseksual (Lesbian, Gay, dan Transgender) atau suka sesama jenis ini berawal dari seseorang yang mulai menyadari bahwa dirinya memiliki kelainan seks berbeda. Studi menunjukan bahwa perilaku homoseksual dijumpai ketika usia 15 tahun. Karena pada usia itulah mereka rentan untuk mulai terlibat dengan hubungan sesama jenis. Sedangkan keputusan untuk menjadi homoseksual kebanyakan terjadi ketika seseorang mulai beranjak dewasa.
Kaum LGBT adalah kelompok tidak normal, sejenis dengan kelompok penderita cacat, baik cacat secara fisik (termasuk cacat hormonal) atau cacat secara psikis. Mereka sering terkucilkan karena tidak bisa bersosialisasi secara penuh dengan warga sekitar, kecuali mungkin dengan sebagian kecil orang yang bisa mengerti atau tidak memandang mereka sebagai kelompok orang-orang aneh. Sebagai akibatnya, mayoritas LGBT di Indonesia cenderung menyembunyikan orientasi seksual mereka atau berpura-pura sebagai heteroseksual.
ADVERTISEMENT
Lima punca seseorang menjadi LGBT ialah masyarakat, kerja, seks, diri sendiri dan juga semangat spiritual. Kelima lima punca ini saling berkait dan mampu menjadikan naluri seks seseorang berubah. Perasaan stress dan kurangnya perhatian dari masyarakat membuatkan mereka semakin keliru dengan orientasi seks mereka. LGBT bukan hanya melibatkan seks semata-mata tetapi turut melibatkan perasaan kasih sayang dan juga perhatian yang tidak mampu diberi oleh masyarakat (Maksum, 2017). Ada beberapa faktor yang mengakibatkan seseorang lebih memilih LGBT, antara lain:
1. Broken home (masalah dalam keluarga).
2. Tertekan terhadap lingkungan.
3. Kecewa dengan lawan jenisnya.
4. Mencari popularitas.
5. Ingin merasakan kehidupan menjadi lawan jenis.
6. Keinginan hasrat pribadi.
LGBT ini memang bukan suatu hal yang baru. LGBT ini sudah mulai muncul ketika tahun 1990-an dan terus berkembang hingga saat ini. Dan pada era globalisasi mereka mulai berani untuk membuat kelompok-kelompok LGBT dengan tujuan LGBT ini diakui oleh kalangan masyarakat dan negara. Pada beberapa negara LGBT ini masih dilarang dan belum dilegalkan, karena LGBT ini berdampak sangat besar bagi seseorang diantaranya:
ADVERTISEMENT
1. Kanker anal
Para gay melakukan hubungan sek anal sehingga mereka memiliki resiko tinggi terkena kanker anal.
2. HIV/AIDS
Pada umumnya para LGBT sering melakukan seks bebas sehingga rentan untuk terkena virus HIV/AIDS.
3. Dampak pendidikan
Selain berdampak pada kesehatan. LGBT juga berdampak pada pendidikan. Banyak para pelajar yang putus sekolah karena mereka merasa berbeda dengan yang lainya.
4. Dampak keamanan
Dengan adanya LGBT ini juga sering terjadinya kasus pelecehan seksual dimana-mana. Bahkan terjadi juga pada anak-anak.
Di negara-negara eropa seperti: Jerman, Inggris, dan yang lainnya LGBT sudah sangat terkenal bahkan sudah banyak komunitas-komunitas yang berani mengakui bahwa dirinya LGBT. Tapi di negara Indonesia LGBT ini masih dilarang oleh pemerintah karena dampak-dampak LGBT sangat mengerikan. Kita perlu mengadakan upaya-upaya untuk mencegah LGBT, yaitu:
ADVERTISEMENT
Dengan hal-hal tersebut kita bisa melakukan upaya pencegahan dan penyebaran LGBT tidak semakin luas. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai dalam memanfaatkan globalisasi ini. Jika kita tidak bisa memanfaatkan globalisasi dengan baik maka kita akan mendapatkan hal-hal negatif yang tidak kita inginkan.
Daftar Pustaka
Kholifatur, S. (2017). Pengaruh Globalisasi dalam Perkembangan Perjuangan Identitas dan Hak Kelompok LGBT di Indonesia: Jurnal Global & Policy, 4(2), 183-198.
Maksum, H. (2017). Model Project Citizen Untuk Mengatasi Gaya Hidup Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT): Jurnal Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh dalam Mewujudakan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia, 1(2), 448-454.
ADVERTISEMENT