Konten dari Pengguna

Tradisi Merti Padukuhan Ngento

Muhammad Iqbal Fauzi
ASN pada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V, Alumni Universitas Gadjah Mada dan Universitas Janabadra, Blogger dan Pegiat di beberapa Organisasi
21 Maret 2023 7:38 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Iqbal Fauzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Sarana Silaturahmi dan Lestarikan Tradisi

ADVERTISEMENT
Memetri Budoyo Jawi. Itulah tema yang diusung Warga Padukuhan Ngento dalam kegiatan Merti Padukuhan pada hari Minggu, 12 Maret 2023. Tema itu berarti menjaga atau melestarikan budaya Jawa. Padukuhan kecil yang terletak di Kalurahan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini selalu antusias dalam melestarikan tradisi. Pada tahun 2020, Padukuhan Ngento berhasil meraih prestasi terbaik pertama dalam lomba upacara adat se-Kabupaten Kulon Progo.
Kirab Merti Padukuhan Ngento. (Dokumentasi Panitia)
zoom-in-whitePerbesar
Kirab Merti Padukuhan Ngento. (Dokumentasi Panitia)
Pada tahun 2023 ini, dengan dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Kulon Progo, segenap masyarakat Dusun Ngento menyelenggarakan Upacara Merti Padukuhan. Serangkaian kegiatan digelar selama beberapa hari, mulai dari kerja bakti bersih lingkungan, nyadran atau ruwahan massal, bersih makam, hingga Kirab Gunungan dan Pentas Seni sebagai puncaknya.
ADVERTISEMENT
Kirab Gunungan diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dengan kawalan dari Bregodo Kendil Wesi, masyarakat mengarak Gunungan yang terbuat dari aneka hasil bumi seperti padi, sayuran dan buah-buahan. Gunungan ini merepresentasikan rasa syukur warga Padukuhan Ngento atas nikmat dari Tuhan yang diberikan sepanjang tahun. Selain itu, turut diarak 9 ayam ingkung sebagai simbol doa dan harapan masyarakat Padukuhan Ngento.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 kilometer, arak-arakan kirab berakhir di Pendopo Padukuhan Ngento. Selanjutnya para sesepuh padukuhan memimpin doa dan prosesi wiwit karena bertepatan dengan musim panen padi. Acara semakin seru, warga dan tamu undangan dengan penuh kekeluargaan melakukan dhahar kembul bujono, atau makan bersama.
Sesepuh Padukuhan Ngento memimpin doa. (Dokumentasi Panitia)
Selain itu, warga dihibur dengan sebuah pementasan kolosal yang berisi narasi sejarah dan seni tradisi yang berkembang di Padukuhan Ngento. Penceritaan dari sesepuh kepada generasi muda ditampilkan dalam sebuah cerita dan pementasan seni, antara lain Tari Angguk, Bujang Ganong, Bregodo Kendil Wesi dan Seni Religi Hadroh.
ADVERTISEMENT
Seni Tari Angguk oleh Remaja Putri Padukuhan Ngento. (Dokumentasi Panitia)
Hadir dalam Merti Padukuhan tersebut jajaran Dinas Kebudayaan, Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, serta anggota DPRD Kulon Progo yakni Bapak Pancar Topo Driyo, S.E. (F-PDIP) dan Ibu Nur Eni Rahayu, S.E. (F-PKB).
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kebudayaan, Dra. Niken Probo Laras, S.Sos., M.H. mengaku sangat terkesan dengan beragam kesenian yang ditampilkan. Beliau berharap semangat untuk melestarikan tradisi dan budaya oleh warga Pedukuhan Ngento semakin meningkat.
Demikian juga dengan Bapak Pancar Topo Driyo, S.E. dalam sambutannya, beliau mengapresiasi upaya warga Padukuhan Ngento dalam menjaga tradisi. Kegiatan ini diharapkan menjadi agenda tahunan dan bisa menjadi daya tarik wisata yang tentu saja dapat memutar roda perekonomian.
Di akhir acara, warga membagi-bagikan aneka hasil bumi dari Gunungan sebagai simbol kebersamaan dan kemakmuran. Hal ini cukup menarik karena warga tidak harus berebutan, namun justru saling berbagi sayuran dan buah-buahan, menandakan jalinan silaturahmi dan kebersamaan telah mengakar kuat.
ADVERTISEMENT