Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Konten dari Pengguna
Kesehatan Anak di Masa Pandemi
14 Agustus 2020 16:33 WIB
Tulisan dari Ira Purnamasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Corona Virus Disease atau COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, Hubei, China pada Desember 2019, dan pada 11 Maret 2020 World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa COVID-19 menjadi pandemi di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Ketidakpastian kapan pandemi ini berakhir kian membuat orang tua khawatir pada kesehatan anaknya. Menurut UNICEF Indonesia, 80 juta anak Indonesia berisiko terkena dampak dari COVID-19 ini .
COVID-19 digambarkan sebagai sesuatu yang dahsyat dengan berbagai tantangan yang berbeda, sebagai virus baru tanpa kekebalan individu dari paparan sebelumnya, imunitas kawanan tidak dapat diandalkan untuk menghentikan penyebaran penyakit. COVID-19 sangat menular dengan berbagai transmisi (reproduction rate) selama tahap awal wabah, relatif tinggi dibandingkan dengan penyakit menular lainnya. Penularan SARS-CoV-2 dapat terjadi dari manusia ke manusia lain, terutama di antara anggota keluarga termasuk kerabat dan teman yang berada dalam kontak dekat dengan pasien COVID-19 atau orang yang terinfeksi COVID-19 dengan tanpa gejala. COVID-19 menyebar terutama dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin atau berbicara, menyebabkan gejala yang umum seperti demam, batuk kering, dan rasa lelah. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas.
ADVERTISEMENT
Orang tua memiliki kekhawatiran ekstra dalam menjaga kesehatan anak, mengawal kesehatan anak di masa pandemi merupakan hal serius yang harus diperhatikan oleh orang tua. Baik kesehatan jasmani maupun kesehatan psikososial harus diperhatikan.
Kesehatan psikososial anak
Pandemi berdampak pada sebagian besar aktivitas masyarakat. Perubahan pada aktivitas sehari-hari bagi anak-anak tidak hanya berdampak pada aspek fisik, namun juga pada aspek kesehatan jiwa karena perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam waktu yang cepat.
Pembatasan sosial yang diterapkan oleh pemerintah untuk mencegah potensi penularan memunculkan rasa takut karena banyaknya informasi yang diterima anak-anak tentang pandemi ini.
Pembatasan sosial membuat anak-anak merasa bosan karena harus berdiam diri di rumah dalam waktu yang lama sehingga tidak bisa berinteraksi dengan teman-temannya.
ADVERTISEMENT
Sekolah-sekolah ditutup dan dialihkan menjadi pembelajaran daring atau online menyebabkan kebingungan yang terjadi antara anak, orang tua, dan pihak guru. Sistem belajar mandiri menyebabkan anak-anak kesulitan memahami pelajaran dikarenakan kurang memahami instruksi guru.
Adanya pembelajaran daring yang mengharuskan anak memiliki fasilitas pendukung seperti gadget canggih dan paket data yang tidak semua orang tua memiliki itu serta membantu anak untuk belajar di rumah, menyebabkan beberapa orang tua mengalami stres.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan anak serta hubungan baik antara anak dan orang tua adalah mengendalikan stres dengan mengelola emosi, mengembangkan kreativitas anak, meningkatkan empati pada anak dengan memberikan dukungan anak agar tetap belajar dan berkomunikasi yang baik, meningkatkan ibadah, membangun hubungan yang erat bersama anak dan asah asih asuh dalam keluarga.
ADVERTISEMENT
Kesehatan jasmani anak
Orang tua memiliki kekhawatiran ekstra dalam menjaga kesehatan anak agar tidak sampai tertular COVID-19. Ketidakpastian kapan pandemi ini berakhir kian membuat orang tua khawatir.
Mematuhi protokol kesehatan pada situasi apa pun merupakan cara yang tepat dalam menjaga kesehatan anak.
Beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk menjaga anak tetap sehat antara lain mengajarkan pada anak untuk mencuci tangan sesering mungkin menggunakan sabun atau pembersih tangan berbahan dasar alkohol, menjelaskan pada anak untuk menghindari atau menjauhi orang sakit seperti batuk dan bersin, mengajarkan pada anak untuk menjaga jarak dengan orang lain serta tidak bersentuhan, dan menggunakan masker wajah
Orang tua harus memenuhi kebutuhan gizi anak, rajin membersihkan setiap permukaan rumah yang sering disentuh dengan cairan disinfektan, mencuci barang-barang anak termasuk mainan anak, memisahkan anak dengan orang tua berusia lanjut atau menunda kunjungan perjalanan untuk melihat anggota keluarga kakek-nenek yang lebih tua.
ADVERTISEMENT
Diharapkan cara-cara tersebut dapat menjaga kesehatan anak di masa pandemi, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan jiwa.