Konten dari Pengguna

Kesehatan Mental Perawat COVID-19

Ira Purnamasari
Dosen D3 Keperawatan FIK UMSurabaya Magister Keperawatan UNAIR
14 Agustus 2020 5:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ira Purnamasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perawat berhati malaikat Foto: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perawat berhati malaikat Foto: pixabay
ADVERTISEMENT
Jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia semakin hari semakin meningkat, per tanggal 13 Agustus 2020 penderita positif sebanyak 132.816, sembuh 87.558, dan meninggal 5.968.
ADVERTISEMENT
Pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, perawat menjadi pasukan garda terdepan dalam penanganan melawan COVID-19. Perawat merupakan kontak pertama dalam perawatan penderita COVID-19 dan paling intens 24 jam mendampingi dan berinteraksi dengan pasien setiap harinya. Menyebabkan perawat sebagai kelompok yang paling berisiko tertular.
Merawat pasien COVID-19 diharuskan mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap sebagai tindakan pencegahan penularan COVID-19 yang terdiri dari masker N95, pelindung mata atau google, penutup kepala, pelindung wajah, gaun medis, sarung tangan medis, dan sepatu pelindung. Larangan melepas APD sebelum selesai bertugas di ruang isolasi, yang menyebabkan perawat kesulitan dalam beribadah, makan minum, maupun buang air.
Adanya perasaan takut dan cemas akan keselamatan diri sendiri maupun orang terdekat, jam kerja yang meningkat akibat pasien COVID-19 yang membeludak, serta berjauhan dengan keluarga dan tinggal ditempat khusus untuk mencegah transmisi yang menyebabkan kesedihan dan kesepian, sehingga menyebabkan Perawat rentan mengalami stress psikologis selama pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Stres mempengaruhi kesehatan fisik
Saat seseorang menghadapi kondisi yang memicu stres, tubuh akan bereaksi secara alami dengan melepas hormon kortisol dan adrenalin. Respons tubuh terhadap stres berupa napas dan detak jantung menjadi cepat, otot menjadi kaku, dan tekanan darah meningkat. Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan fisik serta melemahkan daya tahan tubuh. Selain itu, stres juga dapat menimbulkan gangguan tidur, gangguan sistem pencernaan dan reproduksi.
Gejala stres
Gejala fisik seperti lemas, pusing, migrain, sakit kepala tegang, gangguan pencernaan (mual, diare atau sembelit), nyeri otot, jantung berdebar, gangguan tidur, tubuh gemetar, telinga berdengung, kaki tangan terasa dingin dan berkeringat, mulut kering dan sulit menelan.
Gejala emosi seperti mudah tersinggung, cemas berlebih, frustasi, suasana hati yang mudah berubah, sulit untuk menenangkan pikiran, bingung, menghindari orang lain, dan depresi.
ADVERTISEMENT
Beberapa tips untuk menjaga kesehatan mental perawat COVID-19
1. Berolahraga
Melakukan aktivitas fisik, tubuh akan memproduksi hormon endorfin yang dapat meredakan stres, mengurangi rasa khawatir, dan memperbaiki mood. Latihan peregangan dan pernapasan juga dapat membantu untuk menenangkan diri.
2. Menerapkan pola makan dengan gizi seimbang
Konsumsilah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, mineral, dan serat, serta membatasi konsumsi cafein. Bukan hanya untuk menjaga kesehatan tubuh, asupan nutrisi yang cukup juga dapat menjaga kesehatan mental, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Istirahat dan tidur yang cukup
Istirahat dan tidur berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Jam tidur yang kurang diduga meningkatkan risiko penyakit ginjal, jantung, stroke, tekanan darah tinggi, detak jantung tidak teratur, hormon stres naik, dan diabetes. Istirahat yang cukup dapat meningkatkan suasana hati, kurang istirahat dapat membuat seseorang cepat marah, tidak sabar, sulit berkonsentrasi, murung, stres, dan depresi.
ADVERTISEMENT
4. Melakukan hobi
Melakukan hobi atau aktivitas yang di sukai, misalnya memasak, membaca buku, atau menonton film. Selain meningkatkan produktivitas, kegiatan tersebut juga dapat menghilangkan rasa jenuh, meredakan stress dan memperbaiki mood.
5. Menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat
Meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, teman, dan rekan kerja, baik melalui pesan singkat, telepon, atau video call. Bisa menceritakan kekhawatiran dan kecemasan yang dirasakan, dengan cara ini, tekanan yang dirasakan dapat berkurang sehingga bisa lebih tenang.
6. Melakukan teknik relaksasi yang dapat meredakan stres, misalnya meditasi, aromaterapi, dan yoga,serta selalu berpikiran positif.
Adanya pengaturan shift kerja yang wajar, peningkatan kesejahteraan, dan layanan konseling bagi perawat diharapkan mampu menurunkan tingkat stres selama masa pandemi dan meningkatkan semangat perawat dalam menjalankan peran yang mulia ini.
ADVERTISEMENT