Konten dari Pengguna

Wayang Golek di Bogor

Irene Nur Anggraini
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Jurnalistik
13 Juni 2024 13:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irene Nur Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto/Irene Anggraini
zoom-in-whitePerbesar
Foto/Irene Anggraini

Desa ini terkenal sebagai pusat pembuatan wayang golek, di mana para perajinnya dengan penuh dedikasi menghidupkan tradisi yang kaya akan budaya dan sejarah.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wayang Golek Bagi Anda yang mungkin lebih mengenal gemerlapnya kehidupan modern, perkenankan saya, seorang mahasiswi jurnalistik yang masih dalam tahap belajar, berbagi kisah tentang sebuah tradisi yang sarat makna. Di kota Bogor, saya menemukan sebuah dunia yang begitu kaya akan budaya dan sejarah, yang tersembunyi di balik pembuatan wayang golek.
ADVERTISEMENT
Pada suatu pagi yang cerah, saya berangkat menuju sebuah desa di Bogor yang terkenal sebagai pusat pembuatan wayang golek. Desa ini tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga menjadi saksi bisu dari dedikasi para seniman yang telah bertahun-tahun menghidupkan warisan budaya ini. Langkah saya terasa ringan, tetapi hati saya berdebar penuh antusiasme.
Setibanya di sana, saya disambut oleh pemandangan yang luar biasa: bengkel-bengkel kecil di sepanjang jalan desa, penuh dengan aktivitas pembuatan wayang. Para perajin, dengan penuh ketelitian dan keahlian, memahat, mengecat, dan menghias kayu menjadi sosok wayang yang beraneka ragam. Setiap langkah pembuatan wayang memerlukan keterampilan khusus dan dedikasi yang tinggi.
Salah satu perajin yang menarik perhatian saya adalah seorang pria paruh baya yang sedang asyik memahat sebongkah kayu albasia. Ia dengan sabar dan teliti membentuk wajah wayang, menambahkan setiap detail dengan presisi yang menakjubkan. Saya merasa terhormat bisa mengabadikan momen ini melalui lensa kamera. Dalam satu frame, saya menangkap ekspresi penuh konsentrasi dan tangan yang lihai memahat kayu.
ADVERTISEMENT
Saat berkesempatan berbincang dengannya, ia bercerita bahwa pembuatan wayang golek tidak hanya sekadar pekerjaan baginya, tetapi juga panggilan jiwa. Setiap wayang yang dihasilkan membawa cerita dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. Meski tantangan zaman modern kadang menggerus minat terhadap seni tradisional ini, semangatnya tidak pernah pudar. Ia berharap, melalui karyanya, generasi muda akan terus menghargai dan melestarikan warisan budaya ini.
Melalui kamera saya, saya mendokumentasikan proses demi proses pembuatan wayang: dari pemahatan, pengecatan, hingga tahap penyelesaian. Setiap detail, setiap goresan, dan setiap warna yang diaplikasikan pada wayang seolah menceritakan kisah tersendiri. Foto-foto ini tidak hanya merekam sebuah proses, tetapi juga menyimpan semangat dan dedikasi yang luar biasa dari para perajin.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang mahasiswi jurnalistik yang masih belajar, pengalaman ini membuka mata saya terhadap keindahan dan kekayaan budaya yang sering kali luput dari perhatian kita. Wayang golek bukan hanya sekadar boneka kayu, tetapi juga simbol dari kekayaan budaya dan sejarah yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Mungkin saya belum memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sebanding dengan Anda, para pembaca yang terhormat. Namun, melalui tulisan ini, saya berharap bisa mengajak Anda untuk sejenak melihat ke dalam, menghargai dan mendukung usaha para seniman tradisional yang berjuang mempertahankan warisan budaya kita.