Konten dari Pengguna

Mindfulness untuk Transformasi Pendidikan di Indonesia

Irene Kusumawardani
Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Brawijaya. Founder Mindful Education Community Instagram @mindfuled.id
27 November 2022 13:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irene Kusumawardani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Educating the mind without educating the heart is no education at all." – Aristotle
ADVERTISEMENT
Gambar: Tangkapan layar kelas mata kuliah Mindfulness oleh Dr. Cleoputri Al Yusainy, S.Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog di Departemen Psikologi FISIP Universitas Brawijaya
zoom-in-whitePerbesar
Gambar: Tangkapan layar kelas mata kuliah Mindfulness oleh Dr. Cleoputri Al Yusainy, S.Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog di Departemen Psikologi FISIP Universitas Brawijaya
Mindfulness merupakan bentuk pelatihan mental yang telah dipraktikkan secara luas selama ribuan tahun, namun beberapa dekade belakangan ini sains dan praktik klinis menemukan potensi mendalam dari praktik berbasis mindfulness untuk meningkatkan kesejahteraan kita secara mendasar dan menyeluruh.
Mindfulness yang diterjemahkan sebagai “sadar penuh, hadir utuh” oleh praktisi mindfulness Indonesia Adjie Santosoputro atau Adjie Silarus, berakar pada gaya hidup dan ilmu pengetahuan Timur yaitu meditasi sejak 2500 tahun yang lalu. Mindfulness mulai populer dalam dunia sains Barat ketika Jon-Kabat Zinn mulai menerapkan mindfulness dalam dunia kesehatan sebagai teknik koping stres penyakit-penyakit kronis di tahun 1979. Sejak saat itu, mindfulness banyak diaplikasikan pada banyak bidang yang lain dalam pekerjaan, pendidikan dan keseharian.
ADVERTISEMENT
Beberapa negara maju seperti Inggris dan Amerika telah menerapkan mindfulness dalam praktik pendidikan dan kurikulum mereka seperti Mindfulness in Schools Project atau The MindUP Curriculum dan telah terbukti efektif dalam membangun kehidupan yang lebih bahagia, sehat, seimbang, baik di rumah, sekolah, maupun tempat kerja. Berbasis kuat dari neurosains, MindUP misalnya mengajarkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan anak-anak untuk mengatur stres dan emosi mereka, membentuk hubungan yang positif, dan bertindak dengan kebaikan dan kasih sayang. Penerapan mindfulness menciptakan suasana belajar yang inklusif dan seimbang, penuh respect dan kesetaraan.
Dunia pendidikan di Indonesia sendiri memegang peranan penting dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang digalakkan Presiden Jokowi. Revolusi mental dan pendidikan merupakan dua hal yang saling berkaitan karena pendidikan adalah langkah awal dari proses revolusi mental itu sendiri. Pendidikan merupakan proses hidup sepanjang hayat dan mempunyai peran penting dalam membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia ke arah yang lebih baik. Makna konsep pendidikan tidak lagi hanya terbatas pada proses transfer ilmu pengetahuan namun lebih kepada pengenalan dan penerapan nilai-nilai untuk membentuk karakter seorang pribadi dalam kapasitasnya sebagai makhluk individu dan sosial. Peran pendidikan menjadi sangat krusial bagi generasi penerus bangsa Indonesia yang akan menentukan masa depan kita bersama.
ADVERTISEMENT
Pendidikan berkesadaran penuh (mindful education) sejatinya selaras dengan paradigma pendidikan kritis yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantoro yang menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pembudayaan dan proses penyadaran yang dasarkan atas jati dirinya sebagai pelaku dan unsur yang sadar atas eksistensinya. Tamansiswa menempatkan misi pendidikan sebagai pencerahan budaya menuju pembangunan manusia yang merdeka lahir batin serta berbudi pekerti luhur. Pendidikan mengantarkan manusia ke dalam kondisi hidup yang manusiawi: harmonis dengan diri, sesama dan lingkungan. Beberapa aktifitas yang telah diterapkan dalam sistem pendidikan kita saat ini telah mengandung nilai-nilai mindfulness seperti misalnya, mengajak murid untuk hening dan berdoa sebelum memulai pelajaran, membaca dan mendengarkan cerita (literasi), menghayati dan menghargai alam, melakukan aktifitas seni maupun berolahraga, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa di dalam kondisi berkesadaran penuh, terjadi perubahan fisiologis seperti meluasnya area otak yang terutama berfungsi untuk belajar dan mengingat, berkurangnya stres, dan munculnya perasaan yang lebih tenang dan stabil serta pikiran yang lebih jernih. Hal ini tentunya berpengaruh secara langung pada pengambilan keputusan yang lebih responsif dan reflektif. Pendidikan berkesadaran penuh (mindful education) memampukan pembelajar maupun pengajar untuk secara independen melihat dan menyikapi setiap peristiwa dan tindakan dengan apa adanya, tanpa judgment atau reaksi yang berlebihan, meregulasi emosi, mengurangi agresi, menurunkan tingkat stress dan kecemasan. Dengan mengangkat tema serta menerapkan prinsip-prinsip mindfulness dalam pengelolaan kelas, metode, dan bahan ajar, maka pembelajaran di kelas dapat menjadi lebih bermakna dan aktual bagi kedua belah pihak. Sejalan dengan prinsip-prinsip mindfulness, terdapat beberapa prinsip mindful teaching, yaitu perhatian (attention), kesadaran (awareness), kebaikan (kindness), empati (empathy), kasih sayang (compassion), dan rasa syukur (gratitude) sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih reflektif, solutif, kreatif dan inovatif.
ADVERTISEMENT
Selain meningkatkan kemampuan fokus dan konsentrasi baik bagi pembelajar maupun pengajar dalam hal akademis, mindfulness berkontribusi positif dalam meningkatkan kesehatan mental. Dengan demikian, mindfulness juga dapat menjadi salah satu bentuk upaya preventif dan solusi yang efektif di tengah maraknya kasus-kasus yang terjadi di dunia pendidikan kita belakangan ini seperti perundungan (bullying), kekerasan seksual, anxiety, depresi, dan bunuh diri.
Referensi:
Alidina, S. (2014). Mindfulness for dummies. John Wiley & Sons.
Kabat-Zinn, J., & Hanh, T. N. (2009). Full catastrophe living: Using the wisdom of your body and mind to face stress, pain, and illness. Delta.
Langer, E. J. (2016). The power of mindful learning. Hachette UK.
Schoeberlein, D. R. (2009). Mindful Teaching and Teaching Mindfulness: A Guide for Anyone Who Teaches Anything. Somerville, MA: Wisdom Publications Inc.
ADVERTISEMENT
Silarus, A. (2015). Sadar Penuh Hadir Utuh. Transmedia Pustaka: Jakarta.
Sularto, S.T. (2016). Inspirasi Kebangsaan dari Ruang Kelas. Kompas: Jakarta.
Yusainy, C., & Lawrence, C. (2014). Relating mindfulness and self-control to harm to the self and to others. Personality and Individual Differences, 64, 78-83.
Yusainy, C., & Lawrence, C. (2015). Brief mindfulness induction could reduce aggression after depletion. Consciousness and cognition, 33, 125-134.