Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Made in Everywhere: Identitas yang Tercampur Globalisasi
13 April 2025 10:23 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Irene Anggereini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Globalisasi telah mengubah cara kita memandang identitas dan budaya. Di era di mana produk dan budaya berasal dari berbagai penjuru dunia, identitas lokal sering kali bercampur dengan elemen global, menciptakan fenomena yang bisa disebut sebagai "Made in Everywhere".
ADVERTISEMENT
Budaya Lokal dalam Arus Globalisasi
Media massa, internet, musik, film, dan produk gaya hidup adalah beberapa cara globalisasi membawa budaya asing yang kuat, terutama dari Barat. Arus budaya global ini sering mendominasi informasi dan hiburan yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari. Hal ini menyebabkan masyarakat cenderung mengadopsi gaya hidup, nilai-nilai, dan pola pikir asing. Akibatnya, budaya tradisional, yang merupakan ciri khas suatu bangsa, menghadapi tekanan yang signifikan untuk mempertahankan eksistensinya. Pengurangan penggunaan bahasa lokal, perubahan gaya berpakaian, dan pergeseran norma sosial yang sebelumnya dipegang teguh oleh masyarakat adalah semua tanda fenomena ini. Generasi muda, terutama, sering kali lebih akrab dengan budaya asing daripada tradisi lokal. Kondisi ini dapat membahayakan kelestarian warisan budaya lokal yang kaya dan beragam.
ADVERTISEMENT
Misalnya, remaja cenderung lebih tertarik pada karya seni yang berasal dari negara lain, seperti musik K-pop dari Korea Selatan, film Hollywood dari Amerika Serikat, atau tren mode dari Jepang dan Eropa, yang dianggap lebih kontemporer, menarik, dan sesuai dengan gaya hidup modern. Seringkali, minat mereka terhadap seni tradisional Indonesia, seperti wayang, gamelan, tari-tarian lokal, atau ukir, yang kaya akan nilai filosofis dan sejarah, ditarik oleh ketertarikan ini. Banyak sekali, seni lokal dianggap ketinggalan zaman, membosankan, atau tidak relevan dengan kemajuan zaman. Seni tradisional, yang memiliki nilai pendidikan dan spiritual yang tinggi, merupakan komponen penting dari identitas budaya bangsa. Ketidaktertarikan ini menjadi tantangan besar bagi upaya pelestarian budaya lokal karena keberlangsungan seni tradisional dapat terancam punah di masa depan jika generasi muda tidak terlibat.
ADVERTISEMENT
Pergeseran Nilai dan Identitas
Dengan budaya global masuk ke dalam kehidupan sehari-hari, banyak nilai masyarakat berubah. Nilai-nilai yang lebih pragmatis dan individualistis telah menggantikan nilai-nilai lama, seperti gotong royong, rasa hormat terhadap orang tua, dan hubungan dengan lingkungan. Perubahan ini mungkin membuat masyarakat lebih terbuka terhadap inovasi, lebih adaptif terhadap perkembangan zaman, dan lebih kreatif dalam menghadapi tantangan di seluruh dunia. Namun, nilai-nilai tradisional, yang merupakan fondasi budaya lokal, sering kali terabaikan dan bahkan secara bertahap menghilang dari kehidupan sosial.
Aktivitas modern, seperti penggunaan gawai dan media sosial, telah memperburuk situasi dengan mengurangi interaksi langsung antara orang-orang, terutama dalam kegiatan budaya. Anak-anak muda lebih banyak menghabiskan waktu di internet daripada mengambil bagian dalam aktivitas budaya lokal seperti pertunjukan seni, upacara adat, atau kursus kesenian tradisional. Akibatnya, minat untuk melestarikan seni dan budaya tradisional telah menurun secara signifikan. Jika tidak segera ditangani melalui edukasi dan pelibatan aktif generasi muda, minat ini mungkin akan hilang.
ADVERTISEMENT
Upaya Pelestarian Budaya Lokal
Namun, budaya lokal tidak selalu terpengaruh oleh globalisasi. Dalam banyak kasus, globalisasi juga memberi budaya lokal peluang besar untuk berekspresi lebih luas dan menjangkau khalayak internasional. Seniman, budayawan, dan komunitas lokal kini memiliki platform untuk mempromosikan karya mereka di seluruh dunia tanpa bergantung pada media konvensional melalui pemanfaatan internet dan media sosial. Misalnya, penari daerah dapat tampil di festival budaya virtual yang dilihat oleh ribuan penonton dari berbagai negara, musisi tradisional dapat mengunggah pertunjukan mereka di YouTube, atau perajin batik dapat menggunakan pasar global untuk memasarkan produk mereka. Ini memungkinkan budaya lokal tetap hidup dan berkembang serta dihargai oleh masyarakat global.
Jadi, sangat penting bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk mampu menjaga keseimbangan antara mempertahankan tradisi lokal dan menerima pengaruh budaya global. Upaya ini dapat mempertahankan identitas nasional dan memperkaya warisan budaya dunia dengan menampilkan keanekaragaman dan keunikan budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sementara globalisasi membawa tantangan dalam mempertahankan keunikan budaya lokal, juga menawarkan peluang untuk memperkenalkan budaya lokal ke panggung global, fenomena "Made in Everywhere" menunjukkan bagaimana identitas dan budaya lokal bercampur dengan elemen global di era globalisasi. Identitas budaya lokal harus dipertahankan dan dihargai saat menjadi bagian dari komunitas global. Ini memerlukan kesadaran masyarakat dan upaya yang aktif.
Referensi :
Muhammad, A. (2025). Bagaimana Globalisasi Mempengaruhi Identitas Budaya, Tradisi, dan Nasionalisme. https://binus.ac.id/bekasi/2025/02/bagaimana-globalisasi-mempengaruhi-identitas-budaya-tradisi-dan-nasionalisme/
Wikipedia, (n.d.). Globalisasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
Lanny, N. (2021). Pengaruh Globalisasi Terhadap Minat Generasi Muda Dalam Melestarikan Kesenian Tradisional Indonesia. 356780701_PENGARUH_GLOBALISASI_TERHADAP_MINAT_GENERASI_MUDA_DALAM_MELESTARIKAN_KESENIAN_TRADISIONAL_INDONESIA
Anugrah, D. (2023). Pengaruh Arus Globalisasi Terhadap Budaya Lokal. https://fisip.umsu.ac.id/pengaruh-arus-globalisasi-terhadap-budaya-lokal/
Zainudin, H. (2024). Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Identitas Budaya Lokal dan Pancasila. https://www.researchgate.net/publication/381878223_Pengaruh_Globalisasi_Terhadap_Eksistensi_Identitas_Budaya_Lokal_dan_Pancasila
ADVERTISEMENT
Batumenyan, (2023). Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Lokal dan Upaya Pelestariannya. https://www.batumenyan.desa.id/pengaruh-globalisasi-terhadap-budaya-lokal-dan-upaya-pelestariannya/?utm
Mochammad, Y. (2025). Dampak Globalisasi terhadap Identitas Budaya Lokal. https://kumparan.com/yogik-chanel/dampak-globalisasi-terhadap-identitas-budaya-lokal-24aiuv6u39C?utm
Jicnusantara, (2024). Pengaruh Globalisasi Terhadap Identitas Budaya Lokal. https://jicnusantara.com/index.php/jiic/article/view/1218?utm