Konten dari Pengguna

Tantangan dan Peluang dalam Penelitian Perilaku Organisasi di Era Modern

Irfadya Rafnasya Pangisti
Saya seorang mahasiswi Universitas Nusa Putra
16 Januari 2025 18:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irfadya Rafnasya Pangisti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustasi organisasi (sumber: https://www.shutterstock.com/image-photo/multiracial-people-working-small-startup-large-2177343933)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi organisasi (sumber: https://www.shutterstock.com/image-photo/multiracial-people-working-small-startup-large-2177343933)
ADVERTISEMENT
Saat pertama kali mengenal konsep perilaku organisasi dari buku Stephen P. Robbins, saya terpesona oleh betapa luasnya bidang ini. Membahas bagaimana individu, kelompok, dan struktur memengaruhi perilaku dalam organisasi, perilaku organisasi terasa seperti peta yang membantu kita memahami kompleksitas interaksi manusia di tempat kerja. Namun, di tengah perubahan zaman, penelitian di bidang ini menghadapi tantangan yang tak kalah kompleks. Saya ingin membagikan pemikiran saya tentang tantangan dan peluang besar yang kini dihadapi perilaku organisasi.
ADVERTISEMENT
Globalisasi: Mengelola Keberagaman dengan Bijak
Saya ingat bekerja dengan tim lintas negara untuk pertama kalinya. Saat itu, kami memiliki anggota dari lima negara berbeda, masing-masing membawa nilai, norma, dan cara kerja yang unik. Tidak mudah menyatukan perbedaan tersebut. Di sinilah saya menyadari bahwa globalisasi bukan hanya soal peluang bisnis lintas batas, tetapi juga soal keberagaman yang harus dikelola dengan bijak. Penelitian perilaku organisasi dapat membantu menjawab pertanyaan penting: bagaimana cara organisasi menciptakan harmoni di tengah perbedaan budaya? Tetapi tentu saja, hasil penelitian yang relevan di satu negara belum tentu cocok diterapkan di negara lain. Ini adalah tantangan besar yang terus menggelitik rasa penasaran saya.
Transformasi Digital: Merangkul Teknologi Tanpa Kehilangan Manusiawi
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, saya tak bisa mengabaikan bagaimana teknologi telah mengubah cara kita bekerja. Saya masih ingat hari pertama bekerja dari rumah selama pandemi. Semua terasa aneh: rapat dilakukan secara virtual, komunikasi lebih sering via pesan instan daripada tatap muka. Meskipun teknologi mempermudah, adaptasi terhadapnya seringkali penuh tantangan. Penelitian perilaku organisasi di era transformasi digital ini harus menggali lebih dalam, memahami bagaimana kecerdasan buatan, kerja jarak jauh, dan perubahan pola komunikasi memengaruhi manusia sebagai pusat dari organisasi.
Keberlanjutan: Menginternalisasi Nilai Sosial dalam Budaya Organisasi
Isu keberlanjutan juga tak kalah penting. Saya pernah menghadiri seminar tentang perusahaan yang berhasil memadukan profit dengan tanggung jawab sosial. Inspirasi yang saya dapatkan dari sana membuat saya berpikir: bagaimana organisasi dapat benar-benar menginternalisasi nilai keberlanjutan dalam perilaku karyawannya? Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menciptakan perubahan besar dalam budaya organisasi.
ADVERTISEMENT
Menghadapi Generasi Baru di Tempat Kerja
Ketika bekerja dengan rekan-rekan dari generasi milenial dan Gen Z, saya sering mendengar diskusi tentang pentingnya keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi. Mereka memiliki harapan yang berbeda dari generasi sebelumnya: fleksibilitas, makna dalam pekerjaan, dan kesempatan berkembang. Sebagai seseorang yang tumbuh di generasi transisi, saya melihat perbedaan ini sebagai peluang untuk menciptakan organisasi yang lebih adaptif dan manusiawi.
Etika dan Privasi: Mencari Keseimbangan dalam Pengumpulan Data
Namun, tidak semua perubahan datang tanpa risiko. Penggunaan teknologi untuk mempelajari perilaku karyawan seringkali menimbulkan kekhawatiran tentang privasi. Saya ingat betapa khawatirnya beberapa teman ketika mendengar bahwa perusahaan mereka menggunakan perangkat lunak untuk memantau produktivitas. Bagaimana peneliti dapat memastikan data yang mereka kumpulkan tidak melanggar privasi individu? Pertanyaan ini harus dijawab agar penelitian dapat berjalan tanpa melanggar batasan etika.
ADVERTISEMENT
Menyongsong Masa Depan dengan Optimisme
Meskipun tantangan begitu besar, saya melihat tren yang membuat saya optimis. Penggunaan big data dalam penelitian perilaku organisasi, misalnya, membuka peluang untuk memahami pola besar yang sebelumnya sulit dipetakan. Fokus pada kesejahteraan karyawan, yang semakin menjadi perhatian organisasi, juga memberi harapan bahwa masa depan tempat kerja akan lebih sehat dan inklusif.
Yang tak kalah menarik adalah pendekatan multidisipliner yang kini diadopsi dalam penelitian ini. Wawasan dari ilmu saraf, psikologi evolusioner, dan ekonomi perilaku memberikan cara pandang baru yang lebih dalam terhadap motivasi manusia. Tidak hanya itu, isu inklusi dan kesetaraan kini menjadi topik utama yang dibahas dalam organisasi modern.
Sebagai penutup, saya percaya bahwa penelitian perilaku organisasi memiliki peran penting dalam membentuk organisasi yang adaptif, inklusif, dan berorientasi pada masa depan. Tantangan seperti globalisasi, transformasi digital, dan keberagaman budaya memang membuat bidang ini semakin kompleks, tetapi justru di situlah letak peluangnya. Dengan memanfaatkan tren seperti penggunaan teknologi, pendekatan multidisipliner, dan fokus pada kesejahteraan, saya yakin masa depan penelitian ini akan membawa manfaat besar bagi organisasi dan masyarakat luas. (Irfadya)
ADVERTISEMENT
Sumber Buku: Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Organizational Behavior (17th ed.). Pearson Education. ISBN: 978-0-13-410398-3.
Irfadya Rafnasya Pangisti, Mahasisws Manajemen Universitas Nusa Putra