Ke New York, Jangan Lewatkan Kesempatan ke Gedung PBB

Irfan Abdullah
Diplomat/ASN
Konten dari Pengguna
12 November 2020 9:22 WIB
comment
42
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irfan Abdullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
New York dengan julukannya the city that never sleeps harus diakui sebagai salah satu kota yang paling terkenal di dunia. Saya yakin, hampir seluruh penduduk bumi ini pernah mendengar kota New York dengan patung Liberty-nya yang gagah, taman Central Park yang indah dan Gedung-gedung pencakar langit yang menawan. Bahkan karena terlalu terkenal, terdapat anggapan bahwa New York adalah Ibu kota Amerika Serikat. Namun demikian, tidak banyak yang mengetahui kalau New York juga menyandang status sebagai ibu kota, yaitu ibu kota diplomat.
Patung Liberty yang megah. Foto: Koleksi pribadi.
Pencakar langit Manhattan. Foto: Koleksi pribadi.
Julukan sebagai Ibu Kota Diplomat yang dialamatkan kepada New York tidak lain disebabkan oleh keberadaan Kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berdiri sejak tahun 1951 di tepi East River Manhattan. Sebagaimana yang kita ketahui, PBB adalah organisasi internasional yang didirikan seusai Perang Dunia kedua dengan tujuan menjaga perdamaian dan keamanan di seluruh dunia.
Kantor Pusat PBB dari sisi East River. Foto: Koleksi pribadi.
Kedamaian yang kita nikmati saat ini menunjukkan bahwa PBB berhasil menjalankan mandatnya yang tentunya kesuksesan ini tidak dapat tercapai tanpa kontribusi ribuan diplomat dari perwakilan 193 negara yang bertugas di PBB. Selain diplomat, wisatawan juga dapat berkunjung ke PBB dan melihat kesaktian gedung ini. Sebagai diplomat yang pernah bertugas di Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York, saya akan berbagi tips agar anda dapat berkunjung ke PBB dengan mudah dan menyenangkan. Apa saja sih? Yuk kita simak sama-sama.
ADVERTISEMENT
1. Membeli tiket secara daring
Tur ke Kantor Pusat PBB tersedia pada hari Senin-Jumat pada pukul 09.00-16.45 dengan durasi selama kurang lebih 45-60 menit. Rincian harga tiket masuk adalah:
- Dewasa: $ 22 / + Rp. 300.000
- Lansia (60 tahun keatas): $15 / + Rp. 200.000
- Pelajar (dengan menunjukkan kartu pelajar): $15
- Anak-anak (5-12 tahun): $13 / + Rp. 180.000
Untuk menghindari antrean panjang pada saat pembelian tiket, saya sarankan agar tiket dibeli jauh hari secara daring pada situs https://visit.un.org/. Melalui situs ini, kita dapat dengan leluasa memilih hari atau waktu yang menjadi preferensi, serta opsi bahasa pengantar dari pemandu tur yang terdiri dari enam pilihan bahasa resmi PBB yaitu Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, Tiongkok dan Arab.
ADVERTISEMENT
2. Tiba 45 menit lebih awal
Prosedur pemeriksaan keamanan di PBB dilakukan sangat ketat layaknya protokol masuk ke dalam Bandara John F. Kennedy New York. Agar tidak terlambat mengikuti tur, disarankan agar pengunjung dapat tiba 45 menit lebih awal agar memiliki waktu yang cukup untuk melalui proses pemeriksaan yang lumayan lama. Pengunjung diwajibkan untuk menunjukkan kartu identitas diri seperti paspor dan tiket masuk agar dapat melalui proses pemeriksaan ini.
3. Banyak bertanya dengan pemandu wisata
Pada saat tur berlangsung, pengunjung akan dibawa secara berkelompok untuk melihat berbagai ruangan dan lokasi di PBB antara lain:
- Majelis Umum PBB; (Ruangan terbesar di PBB yang memiliki kapasitas 1,898 orang dan diperuntukkan bagi 193 anggota PBB).
Suasana ruangan Majelis Umum PBB pada Sidang Umum PBB. Foto: Koleksi pribadi.
- Dewan Keamanan (DK) PBB; (Ruangan pertemuan khusus 15 anggota DK PBB, yang di mana saat ini sedang diemban oleh Indonesia sebagai anggota tidak tetap).
Suasana pertemuan DK PBB. Foto: PTRI New York.
Posisi tempat duduk Indonesia ketika sedang menjabat sebagai Presiden DK PBB. Foto: Koleksi pribadi.
- Dewan Ekonomi dan Sosial; dan
ADVERTISEMENT
- Dewan Perwalian.
Selama tur berlangsung, disarankan untuk aktif bertanya dan berkomunikasi dengan pemandu tur karena mereka memiliki pengetahuan yang banyak terkait berbagai hal yang berkaitan dengan PBB dan Sekjen PBB serta dapat menjadi teman diskusi yang seru dalam membahas berbagai isu dan konflik yang menjadi pembahasan di PBB.
4. Mampir ke UN Cafetaria, UN Gift Shop dan UN Book Store
Setelah mengikuti keseluruhan sesi tur, tentunya pengunjung akan mulai merasakan kelelahan. Pengunjung dapat beristirahat sejenak sekaligus mencicipi berbagai pilihan minuman dan makanan yang tersedia di UN Cafetaria yang berada di lantai basement. Pengunjung juga bisa mampir ke UN Book Store dan UN Gift Shop yang berada tepat di sisi kanan dan kiri cafetaria. Di sana, tersedia berbagai macam oleh-oleh seperti kaus, topi, magnet, serta berbagai macam koleksi buku.
ADVERTISEMENT
Selain tips di atas, ada satu hal lagi yang ingin saya share dan dapat membuat kita bangga, yaitu diabadikannya nama Indonesia menjadi salah satu ruangan dengan nama Indonesia Lounge. Ruangan tersebut diberi nama Indonesia Lounge karena didalamnya terdapat sepasang patung Bali dengan nama Perdamaian (Peace) dan Kemakmuran (Prosperity) sebagai pemberian dari Presiden Soekarno dan rakyat Indonesia kepada PBB pada tahun 1954.
Patung Peace dan Prosperity di Indonesia Lounge. Foto: Retno Mandasari, rri.co.id
Selain sepasang patung istimewa tersebut, di Indonesia Lounge juga terdapat kain Kiswah (kain penutup Ka’bah) pemberian Arab Saudi kepada PBB. Hal ini semakin memperkuat penamaan ruangan tersebut sebagai Indonesia Lounge mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia.
Kain Kiswah yang menawan di Indonesia Lounge. Foto: Koleksi pribadi.
Karena ruangan ini berlokasi tepat di depan Majelis Umum PBB, hal ini menjadikan Indonesia Lounge sebagai lokasi rutin bagi Sekjen PBB menyambut Kepala Negara/Pemerintahan pada tiap Sidang Majelis Umum PBB. Tempat ini juga menjadi rebutan bagi anggota PBB lainnya untuk mengaturkan pertemuan bilateral bagi Kepala Negara/Pemerintahannya, sehingga lounge terkenal ini telah menjadi saksi bisu berbagai pertemuan penting yang melibatkan para petinggi negara anggota PBB. Namun demikian, sayangnya tempat yang membanggakan kita ini bukan bagian dari tur dan tidak terbuka bagi pengunjung.
ADVERTISEMENT
Nah, ternyata tidak rumit untuk berkunjung ke Gedung PBB kan? Semoga setelah pandemi Covid-19 berakhir Anda dapat merencanakan liburan ke New York dan menyempatkan diri melihat kemegahan Kantor Pusat PBB secara dekat. Saya jamin, Anda tidak akan menyesal!