Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Joki dan Upaya Memulihkan Integritas Akademik
5 November 2024 17:40 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Irfan Ansori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Irfan Ansori, S.Sy
(Guru MAN 2 Tasikmalaya)
Seorang menteri beberapa waktu lalu menjadi sorotan publik setelah berhasil menyelesaikan studi doktoralnya dalam waktu yang sangat singkat, jauh lebih cepat dibandingkan dengan durasi yang biasanya diperlukan. Banyak yang merasa janggal dengan pencapaian tersebut, mengingat jadwal sibuknya sebagai pejabat negara yang seharusnya menyulitkan untuk menyeimbangkan antara tanggung jawab profesional dan akademik.
ADVERTISEMENT
Kontroversi semakin memanas ketika disertasi sang menteri diperiksa lebih lanjut, dan ditemukan nama orang lain sebagai penulis atau author. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa penelitian tersebut mungkin tidak murni hasil kerja menteri itu sendiri. Beberapa pihak mulai menduga adanya keterlibatan pihak ketiga, seperti ghostwriter atau akademisi lain, yang berkontribusi dalam penyusunan disertasi tersebut. Kasus ini memicu perdebatan luas di masyarakat mengenai integritas akademik dan kejujuran tinggi dalam meraih gelar pendidikan, di tengah maraknya kasus perjokian dalam bidang akademik.
Integritas Akademik
Perjokian menjadi sebuah ancaman serius bagi integritas dunia akademik. Tindakan ini tidak hanya merugikan individu yang melakukannya, tetapi juga merusak reputasi institusi pendidikan dan merendahkan kualitas lulusan. Maraknya perjokian skripsi menunjukkan adanya masalah mendasar dalam sistem pendidikan, mulai dari beban studi yang tinggi hingga kurangnya pengawasan yang efektif.
ADVERTISEMENT
Beban akademik yang tinggi seringkali menjadi pemicu mahasiswa untuk mencari jalan pintas. Ketika tugas menumpuk dan tenggat waktu semakin dekat, godaan untuk menggunakan jasa joki menjadi sulit ditolak. Selain itu, kurangnya pemahaman terhadap metodologi penelitian juga dapat membuat mahasiswa merasa kesulitan dalam menyelesaikan sebuah tugas akademik. Tekanan untuk lulus cepat, baik dari lingkungan keluarga maupun institusi, turut memperumit situasi.
Keberadaan jasa joki online menjadi faktor meningkatnya proses perjokian. Kita dapat dengan mudah menemukan penyedia jasa joki yang menawarkan berbagai jenis layanan, mulai dari pengerjaan tugas, penulisan proposal, penyelesaian skripsi, tesis, atau disertasi. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan, mengingat dampak yang dapat timbul dari lahirnya akademisi hasil perjokian.
Bagi individu, perjokian dapat berakibat fatal pada karier mereka di masa depan. Seorang lulusan yang skripsi atau tugas akhirnya diketahui merupakan hasil orang lain, tentu sulit membuktikan kemampuannya di dunia nyata. Ia pun akan mengalami tantangan besar saat mendapatkan sebuah pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Bagi institusi pendidikan, perjokian dapat merusak reputasi dan menurunkan kepercayaan masyarakat. Ketika banyak lulusan yang terbukti melakukan menggunakan joki, maka kualitas lulusan dari institusi tersebut akan dipertanyakan. Hal ini tentu saja akan berdampak negatif pada daya tarik institusi di mata calon mahasiswa.
Pihak yang paling dirugikan tentunya adalah masyarakat. Guru yang dihasilkan dari praktik perjokian, misalnya, akan kesulitan menyampaikan materi dengan jelas dan menarik. Mereka mungkin juga tidak mampu merancang kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif. Akibatnya, kualitas pendidikan siswa akan terhambat dan generasi penerus akan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Demikian pula dengan dokter yang lulus dengan skripsi hasil joki. Kurangnya pemahaman terhadap ilmu kedokteran dapat berujung pada kesalahan diagnosis dan pengobatan yang membahayakan nyawa pasien.
ADVERTISEMENT
Upaya Sistemik
Untuk mengatasi masalah perjokian skripsi, diperlukan upaya yang komprehensif, sistemik, dan holistik dari berbagai pihak. Institusi pendidikan perlu meningkatkan kualitas pengajaran dan memberikan bimbingan yang intensif kepada mahasiswa. Dosen pembimbing harus berperan aktif dalam membimbing mahasiswa dalam proses penulisan skripsi, mulai dari pemilihan topik hingga penyelesaian akhir.
Penegakan sanksi yang tegas juga menjadi hal yang penting. Mahasiswa yang terbukti menggunakan jasa perjokian harus diberikan sanksi baik berupa sanksi akademik maupun sosial. Idealnya, mahasiswa harus memiliki kesadaran akan pentingnya integritas akademik.
Untuk mengatasi maraknya perjokian skripsi, diperlukan langkah-langkah konkret yang melibatkan berbagai pihak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah kampanye anti-perjokian secara masif di media sosial. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya mahasiswa, tentang bahaya dan dampak negatif dari perjokian skripsi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pembentukan pusat layanan konsultasi akademik di setiap perguruan tinggi juga sangat penting. Layanan ini dapat memberikan bimbingan dan dukungan kepada mahasiswa yang kesulitan dalam menyelesaikan skripsi, sehingga mereka tidak tergoda untuk menggunakan jasa joki.
Kerjasama antara perguruan tinggi dengan lembaga penegak hukum juga perlu diperkuat untuk memberikan efek jera bagi pelaku perjokian. Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat dan praktik perjokian skripsi dapat segera diatasi. Begitu.