Konten dari Pengguna

Merajut Kebinekaan dengan Kepemimpinan Baru: Indonesia Maju 2045

Irfan kharisma Putra
Lecture, Konsultan Strategi Kewirausahaan Desa, Awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia 2023 Mahasiswa Program Doktor Ilmu Manajemen UNAIR
5 Maret 2024 12:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irfan kharisma Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dalam upaya untuk menciptakan SDM unggul yang pintar, kreatif, jujur, dan bisa bersaing dalam mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045, pemerintah telah menetapkan anggaran pendidikan senilai Rp 660,8 triliun. Foto: Dok. Kemenkeu
zoom-in-whitePerbesar
Dalam upaya untuk menciptakan SDM unggul yang pintar, kreatif, jujur, dan bisa bersaing dalam mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045, pemerintah telah menetapkan anggaran pendidikan senilai Rp 660,8 triliun. Foto: Dok. Kemenkeu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keberagaman budaya, agama, dan suku, memiliki potensi besar untuk menjadi negara yang kuat dan maju. Untuk mewujudkan potensi ini, diperlukan kepemimpinan baru yang mampu merajut kebinekaan dan mengarahkannya menuju Indonesia Maju pada tahun 2045.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045, salah satu indikator yang menjadi acuan adalah tentang pertumbuhan ekonomi. Di kutip dari laman Kemenkeu.go.id dijelaskan bahwa dalam situasi ekonomi global yang melambat dan penuh ketidakpastian, perekonomian Indonesia tetap tumbuh kuat dan stabil.
Meskipun berangkat dari basis yang tinggi (high base) pada 2022, perekonomian Indonesia tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan yang kuat sebesar 5,04% (yoy) pada triwulan IV-2023 dan 5,05% untuk keseluruhan tahun 2023. APBN berperan sebagai shock absorber krusial dalam menjaga daya beli masyarakat.
Oleh karenanya, butuh pemimpin yang mampu mengekplorasi seluruh sumber daya yang dimiliki oleh Indonesia. Barney, J. B., & Hesterly, W. S. (2012) dalam bukunya “Strategic management and competitive advantage: Concepts and cases” menjelaskan bahwa kepiawaian pemimpin untuk melihat secara mendalam tentang Resource Based View (RBV).
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki sejumlah sumber daya yang berpotensi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Sumber daya alam seperti tambang, hutan, dan lahan pertanian memberikan potensi dalam sektor ekstraktif dan pertanian.
Salah satu kunci yang bisa dipikirkan pemimpin adalah bagaimana cara merajut kebinekaan, yang artinya menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di masyarakat Indonesia. Kepemimpinan baru harus mempromosikan inklusivitas dan mengedepankan prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan penegakan hukum yang adil. Selain itu, pemimpin baru perlu mendorong dialog antar kelompok, memfasilitasi kolaborasi lintas budaya, dan membangun kerjasama yang kuat antara berbagai komunitas di Indonesia.
Selain itu, kepemimpinan baru harus mengambil langkah-langkah strategis untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan yang inklusif, yang mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan keberagaman kepada generasi muda. Pendidikan juga harus mendorong pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan budaya Indonesia, sehingga masyarakat memiliki kesadaran kolektif akan identitas nasional.
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan baru juga harus mampu mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada di Indonesia. Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan harus menjadi fokus utama. Pemimpin harus berkomitmen untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antar daerah dan memperkuat akses terhadap layanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan, di seluruh negeri. Dalam proses ini, perlu dilakukan pemberdayaan ekonomi bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan, termasuk perempuan, masyarakat adat, dan kelompok minoritas.
Mengutip dari Shaul Oreg dengan bukunya yang berjudul “Leaders’ Impact on Organizational Change: Bridging Theoretical and Methodological Chasms” yang menyoroti pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor situasional, budaya organisasi, dan konteks eksternal yang mempengaruhi kesuksesan perubahan.
Perubahan organisasional sering kali memicu emosi yang kuat di antara anggota organisasi, dan pemimpin yang dapat memahami dan mengelola emosi ini memiliki potensi untuk mempengaruhi perubahan dengan lebih efektif. Wawasan yang berharga tentang bagaimana pemimpin dapat memanfaatkan emosi untuk menginspirasi dan memotivasi orang-orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kepemimpinan baru harus mempromosikan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Pemimpin harus membuka ruang untuk partisipasi publik, mendengarkan aspirasi masyarakat, dan melibatkan mereka dalam merancang kebijakan yang berdampak pada kehidupan mereka. Masyarakat harus merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap masa depan negara Indonesia.
Untuk mencapai Indonesia Maju pada tahun 2045, kepemimpinan baru harus memprioritaskan pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan. Pemimpin harus mendorong inovasi dalam sektor energi terbarukan, menggalakkan penggunaan teknologi hijau, dan melindungi keanekaragaman hayati Indonesia. Mengintegrasikan aspek lingkungan dalam kebijakan pembangunan akan memastikan warisan alam Indonesia tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Dalam merajut kebinekaan dengan kepemimpinan baru, setiap langkah yang diambil harus didasarkan pada nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kemanusiaan. Pemimpin harus menunjukkan integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam menjalankan tugas mereka. Hanya dengan kepemimpinan yang kuat, inklusif, dan berwawasan masa depan, Indonesia dapat mencapai visi menjadi negara maju pada tahun 2045.
ADVERTISEMENT