Konten dari Pengguna

Punya 8 Kebiasaan Ini? Hati-hati, Nanti Targetmu Tidak Tercapai!

Irfan Fadhilah
Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
24 Januari 2023 10:56 WIB
clock
Diperbarui 1 Februari 2023 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irfan Fadhilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang wanita yang sedang rebahan. Foto/Unsplash/Adrian Swancar.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang wanita yang sedang rebahan. Foto/Unsplash/Adrian Swancar.
ADVERTISEMENT
Setiap dari manusia pasti mempunyai kebiasaan, salah satu dari banyaknya contoh kebiasaan adalah sifat malas, entah itu malas mengerjakan tugas kuliah, malas mandi, malas menyelesaikan beberapa pekerjaan pada waktu yang bersamaan, dan lainnya. Umumnya, yang mengakibatkan rasa malas muncul, karena adanya kasur yang membuat para individu selalu terbayang-bayang betapa enaknya rebahan.
ADVERTISEMENT
Sangat disayangkan, banyak dari para remaja pada zaman sekarang ini yang justru menghabiskan waktu 24 jamnya hanya untuk rutinitas yang tidak produktif. Produktivitas padahal sangat diperlukan untuk meningkatkan keterampilan pada diri sendiri.
Apalagi lowongan kerja pada zaman sekarang ini banyak menuntut para calon karyawannya agar bisa melakukan banyak hal, seperti bisa mendata barang melalui software yang disediakan dari perusahaan, bisa mendesain ilustrasi, bisa menulis, bisa mempromosikan produk, dan lainnya. Itu semua memerlukan waktu yang banyak agar bisa menguasai keterampilan tertentu, tidak bisa langsung ahli tanpa adanya upaya.
Sampai-sampai banyak dari para lulusan diploma hingga sarjana yang mengeluh sulitnya mendapatkan pekerjaan, bukan karena jumlah lowongan kerja yang sedikit, namun dikarenakan banyaknya para lulusan kuliah yang hanya mengandalkan ijazah ketika mencari pekerjaan, tanpa mempunyai keahlian di luar dari ijazah.
ADVERTISEMENT
Meskipun beberapa calon karyawan mempunyai orang dalam, jika tidak mempunyai keahlian yang pantas, justru orang dalam itu yang akan malu jika memperkerjakan orang yang hanya mengandalkan ijazah kuliah tanpa adanya keahlian yang memadai.

8 Kebiasaan yang Bisa Menyebabkan Target Kamu Tidak Tercapai

Setiap dari para manusia pasti mempunyai target dalam kehidupannya, entah itu target mendapatkan jabatan di usia yang masih muda, target belajar bahasa asing di setiap harinya, dan target lainnya. Namun, target tersebut tidak akan bisa tercapai jika mempunyai 8 kebiasaan di bawah ini.
Untuk mengetahui kebiasaan apa saja yang menyebabkan target bisa tidak tercapai, simak artikel ringan ini sampai habis, ya!

1. Sifat Malas yang Berlebihan

Ilustrasi sifat malas yang berlebihan. Foto/Unsplash/Zhang Kenny.
Malasnya melakukan aktivitas yang produktif tentu membuat diri Anda tidak mempunyai keterampilan tertentu, tidak hanya keterampilan, bisa juga menyebabkan target penjualan yang ingin dicapai justru semakin jauh dari target yang ingin kamu capai.
ADVERTISEMENT
Waktu yang 24 jam kamu hanya akan menciptakan khayalan yang tidak akan menjadi kenyataan, apabila dari kebiasaannya saja sudah sering membuang banyak waktu untuk hal yang tidak produktif. Memang, setiap orang tentu menginginkan kesuksesan di usia yang muda, tetapi kesuksesannya bisa saja datangnya di usia yang sudah tua, dikarenakan banyaknya waktu yang terbuang ketika masih muda.

2. Tidak Mau Belajar Ilmu Pengetahuan yang Baru

Ilustrasi orang yang menghabiskan waktunya untuk bermain game, karena sudah merasa cukup dengan ilmu pengetahuan yang dia punya. Foto/Unsplash/Florian Olivo.
Merasa sudah cukup dengan ilmu pengetahuan yang ada pada diri seorang saat ini, masih belum cukup untuk bisa meraih target yang diinginkan. Terlebih lagi, ilmu pengetahuan selalu bertambah pada setiap harinya, selalu ada hasil dari penelitian-penelitian terbaru.
Apalagi jika targetnya ingin mengembangkan cabang bisnis, tentu harus mengikuti ilmu pengetahuan yang cocok dengan zaman yang penuh teknologi ini. Ilmu yang sudah lama tidak akan cukup untuk bersaing pada zaman yang penuh dengan teknologi seperti sekarang. Contohnya, ilmu marketing di masa sekarang yang sudah menerapkan teknologi digital marketing.
ADVERTISEMENT

3. Tidak Belajar dengan Kegagalan yang Orang Lain Punya

Ilustrasi mengalami kegagalan ketika melakukan aktivitas itu. Foto/Unsplash/Quino Al.
Kegagalan ketika ingin mencapai target pastinya ada, karena tidak mungkin ada manusia yang selalu berjalan sesuai dengan seluruh ekspektasinya. Namun, kita tidak perlu menunggu merasakan kegagalan terus-menerus, kegagalan bisa kita pelajari melalui orang lain, kegagalan dari orang lain tersebut yang harus kita pelajari agar tidak masuk ke jurang yang sama.
Misalnya ada orang lain yang menerapkan pemasaran melalui media sosial, kita harus menilai kesalahan apa yang dia lakukan sehingga bisnisnya tidak berkembang, entah itu desainnya yang terlalu ruwet ketika dilihat para calon konsumen, kalimat pada desain yang tidak menarik minat para calon pelanggan, dan lainnya.
Setelah kita mengetahui kegagalan dari kompetitor bisnis, kita harus membuat desain yang lebih enak dipandang, kalimat promosi yang bisa meningkatkan keinginan para calon konsumen untuk membeli, dan lainnya. Pokoknya harus memperbaiki cara promosi kita melalui kegagalan yang orang lain punya.
ADVERTISEMENT

4. Tidak Mengetahui Potensi Pada Diri Sendiri

Ilustrasi orang yang memiliki minat menggambar, tetapi tidak berpotensi ketika menggambar. Foto/Unsplash/Hal Gatewood.
Potensi merupakan kekuatan atau kemampuan seseorang yang mungkin untuk dikembangkan. Target yang direncanakan tanpa adanya potensi pada diri sendiri, hanya akan membuatnya mustahil untuk dicapai. Karena, ketika merasakan kegagalan yang disebabkan oleh tidak realistisnya sebuah rencana, itu hanya akan menambah tingkat kemalasan kita untuk melakukan aktivitas tertentu.
Misalnya, ada orang yang mempunyai target ingin memimpin sebuah tim, tetapi dia tidak mempunyai potensi yang mendukung untuk menjadi seorang pemimpin, itu hanya akan mengakibatkan memudarnya keinginan orang tersebut untuk mencapai targetnya.
Maka dari itu, sebelum membuat target harus ada potensi yang mendukung, entah itu ingin menjadi penulis dan memang mempunyai potensi ketika menulis, dan jenis potensi lainnya. Makanya terkadang kita menemukan orang yang sering berubah-ubah cita-citanya, karena sebenarnya dia hanya menentukan cita-cita berdasarkan keinginan, tetapi tidak disertai dengan potensi yang ada pada diri sendiri.
ADVERTISEMENT

5. Tidak Konsisten Ketika Melakukan Sesuatu

Ilustrasi orang yang membiasakan dirinya untuk menulis di setiap hari. Foto/Unsplash/Kenny Eliason.
Target bisa semakin dekat dengan realita apabila semakin sering dilakukan. Target yang berubah-ubah justru hanya mengulang-ulang dari dasar ketika mempelajarinya, seperti target untuk menjadi sastrawan yang terkenal, karena banyaknya jenis karya sastra yang ada, seperti karya sastra novel, cerita pendek, puisi, dan lainnya. Malah membuatnya berubah-ubah pikiran ketika ingin mendalami satu dari banyaknya karya sastra yang ada.
Maka dari itu, pentingnya mendalami terlebih dahulu dengan satu keterampilan. Setelah sudah mahir, barulah ingin mencoba keterampilan yang lainnya. Mempelajari banyak keterampilan sekaligus justru membuat tidak ada satu pun yang akan mahir, malahan hanya membuat sekadar bisa mengerjakan tanpa adanya kemahiran.

6. Terlalu Mendengarkan Perkataan dari Orang Lain

Ilustrasi merasakan putus asa, karena mendengarkan ucapan dari banyaknya orang yang membencinya. Foto/Unsplash/Eric Ward.
Ketika masih berproses dari bawah, akan banyak ucapan yang pro dan kontra dari orang lain, karena orang lain hanya akan mengapresiasi jika target tersebut sudah tercapai, apabila belum tercapai malah membuat banyaknya orang-orang yang senang melihat kita gagal.
ADVERTISEMENT
Ucapan dari orang tersebut dinilai bisa menghentikan target yang kita punya, apalagi jika terlalu sering melihat media sosial yang isinya banyak sindiran pedas. Maka dari itu, diharuskan menguatkan mental pada diri sendiri agar target yang kamu punya tetap terjalankan, meskipun ketika menjalankannya dengan langkah yang sangat pelan maupun sangat cepat.
Yakinkan diri sendiri bahwa ucapan dari orang lain tersebut tidak akan mempengaruhi keputusan yang kamu buat, apalagi pada zaman sekarang ini, masih ada saja orang yang merendahkan suatu pekerjaan tertentu, seperti misalnya pekerjaan penulis yang masih dipandang sepele dari orang lain, dan masih banyak orang lain yang meninggikan pekerjaan tentara, polisi, dan dokter. Padahal, semua pekerjaan apa pun itu tetap bisa menjadi orang kaya apabila hasil dari karyanya memang bagus.
ADVERTISEMENT

7. Kehilangan Motivasi Ketika Meraihnya

Ilustrasi mobil pemberian dari orang tua, yang menyebabkan sang anak kehilangan motivasi untuk sukses. Foto/Unsplash/Why Kei.
Motivasi tentu sangat diperlukan agar bisa menangkal sifat malas yang ada, apabila motivasi sedang turun, justru membuat diri kita semakin malas ketika melakukannya. Salah satu penyebab hilangnya motivasi, bisa jadi karena sudah terbawa zona nyamannya kehidupan.
Hati-hati apabila orang tua terlalu memanjakan anaknya, apalagi zaman sekarang ini banyak dari orang tua yang terlalu menuruti seluruh keinginan dari anaknya, keinginan yang sering tercapai itu membuat anaknya merasa sudah cukup dengan apa yang ada dari orang tuanya.
Bagi orang tua, supaya sang anak tidak terbawa zona nyaman, jangan terlalu menuruti semua keinginan dari anak tersebut, penuhi saja sekedar kebutuhan yang dia punya, supaya dia memunculkan motivasi, karena barang keinginannya ada yang masih belum tercapai hingga saat ini.
ADVERTISEMENT

8. Tidak Bisa Menilai Peluang yang Ada di Sekitarnya

Ilustrasi orang yang selalu memanfaatkan peluang melalui teman-temannya. Foto/Unsplash/Campaign Creators.
Setiap dari manusia pasti memiliki peluang, tetapi tidak semua manusia bisa peka dari peluang yang ada, hingga masih banyak manusia yang tidak memanfaatkan peluang itu. Peluang bisa bermacam-macam, salah satu dari banyaknya peluang yang ada, seperti peluang memenuhi kebutuhan para pelanggan yang ada di sekitarnya, entah itu pelanggan yang membutuhkan suku cadang untuk motor yang tidak ada di bengkel lainnya.
Sebagai seorang wirausahawan yang menginginkan target tercapai, jangan hanya berfokus memenuhi kebutuhan motor dengan pengguna terbanyak, karena masih ada saja orang yang mempunyai motor dengan sedikit pengguna, namun dia membutuhkan suku cadang itu. Maka dari itu, penuhilah peluang dari para pelanggan itu, agar target wirausaha kamu tercapai, sejatinya seorang wirausahawan bukan hanya meraup keuntungan saja, tetapi memenuhi kebutuhan dari para pelanggannya.
ADVERTISEMENT
Dari 8 kebiasaan yang ada di atas ini, tentu membuat kamu semakin jauh dari target yang ingin kamu capai. Maka dari itu, selalu berusaha untuk menjauhi dari kebiasaan buruk yang ada pada diri kamu, ya!