Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Maluku : Bahagia Walaupun Dibelenggu Kemiskinan
31 Januari 2025 17:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Irgi Fahrozi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Maluku itu unik! Bayangkan saja, pada tahun 2021 Indeks Kebahagiaan Maluku adalah sebesar 76,28. Selain melebihi rata-rata nasional sebesar 71,49, angka ini juga berhasil mengukuhkan Maluku sebagai provinsi paling bahagia ketiga di Indonesia setelah Maluku Utara dengan nilai sebesar 76,34 dan Kalimantan Utara dengan nilai sebesar 76,33. Namun, di sisi lain, menurut BPS , persentase penduduk miskin di Maluku pada tahun 2021 mencapai 17,87%. Walaupun angka ini membaik menjadi 15,78% pada September 2024, namun tetap menjadikan Maluku sebagai provinsi dengan persentase penduduk miskin terbanyak keempat di Indonesia. Nah, pertanyaannya, kok bisa sih orang-orang di Maluku tetap happy meskipun masih ada yang hidup dalam keterbatasan ekonomi? Apakah kebahagiaan itu nggak selalu tentang uang?
ADVERTISEMENT
Kalau dipikir ulang, kebahagiaan memang nggak selalu tentang uang. Indeks Kebahagiaan diukur dari beberapa dimensi, yaitu dimensi kepuasan hidup (life satisfaction), dimensi perasaan (affect), dan dimensi makna hidup (eudaimonia). Artinya, seseorang dapat merasa bahagia bukan hanya karena faktor ekonomi, tetapi juga karena adanya rasa puas terhadap kehidupan, pengalaman emosional yang positif, serta makna yang mendalam dalam hidup mereka. Nah, kalau dilihat dari sisi ini, orang-orang di Maluku memiliki Indeks Kebahagian yang tinggi meskipun masih banyak yang hidup dengan keterbatasan ekonomi karena mereka memiliki kualitas hidup yang nggak diukur dari materi saja. Masyarakat Maluku memiliki sikap, cara hidup, dan aktivitas tersendiri yang dapat membuat bahagia, meskipun kemiskinan masih menjadi salah satu persoalan utama yang perlu dituntaskan.
ADVERTISEMENT
Mungkin kita perlu menelusuri lebih lanjut tentang indeks tingkat kebahagiaan yang dikeluarkan oleh BPS sehingga memberikan hasil bahwa Provinsi Maluku menjadi salah satu provinsi paling bahagia di Indonesia. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat tiga dimensi dalam menentukan indeks tingkat kebahagiaan, yaitu dimensi kepuasan hidup, dimensi perasaan, dan dimensi makna hidup. Jika dilihat dari masing-masing dimensi, Provinsi Maluku memiliki nilai indeks dimensi kepuasan hidup sebesar 76,17 untuk sub dimensi personal dan 84,72 untuk sub dimensi sosial, sehingga nilai indeks total untuk dimensi kepuasan hidup diperoleh sebesar 80,45. Sementara itu, nilai indeks dimensi perasaan diperoleh sebesar 68,54 dan indeks dimensi makna hidup sebesar 79,12.
Ada banyak hal yang bisa membuat Provinsi Maluku menjadi provinsi dengan tingkat kebahagiaan nomor tiga di Indonesia. Salah satu alasannya adalah Maluku yang dikenal dengan keindahan alamnya yang begitu luar biasa. Maluku yang terdiri dari berbagai pulau yang membentangkan keindahan alamnya memberikan kemanjaan bagi mata yang melihatnya. Keindahan ini memungkinkan masyarakat untuk hidup dekat dengan alam. Aktivitas seperti berkebun, memancing, dan rekreasi di alam terbuka menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional. Sebut saja destinasi seperti Pantai Ora yang terletak di Pulau Seram seringkali disebut sebagai Maldivesnya Indonesia hingga Banda Neira, sebuah destinasi di Pulau Banda dengan pemandangan yang indah mempesona dari atas hingga bawah lautnya dan disebut juga sebagai surga tersembunyi di Timur Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA) menyebutkan bahwa semakin banyak seseorang menghasilkan uang ternyata tidak menjamin akan lebih berempati atau peka terhadap keadaan sekitar. Ini sepertinya sejalan dengan apa yang terjadi di Maluku yang tetap bisa hidup bahagia dengan cara mereka sendiri meskipun masih terbelenggu oleh kemiskinan.