Konten dari Pengguna

Pawai Budaya Meriasi Kota Purbalingga

Irma Dwiyanti
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
6 Januari 2025 11:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irma Dwiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pawai Budaya di Alun-Alun Purbalingga. dokumen milik pribadi penulis
zoom-in-whitePerbesar
Pawai Budaya di Alun-Alun Purbalingga. dokumen milik pribadi penulis
ADVERTISEMENT
Menjelang penutupan tahun 2024, Purbalingga mengadakan Pawai Budaya sebagai perayaan Peringatan Hari Jadi yang ke-194 diselenggarakan tanggal 28 Desember 2024. Banyak sekali antusias masyarakat sekitar yang turut mengikuti jalanya acara tersebut. Kala itu, keadaan cuaca Purbalingga cukup cerah. Aku melihat banyaknya pedagang yang mempersiapkan jualanya. Wajah mereka tampak semangat menyambut para pembeli. Gelaran berbagai macam makanan, maupun mainan berjejeran memenuhi seluruh Alun-Alun Purbalingga. Awalnya aku kira hanya pedagang saja yang meramaikan acara tersebut. Ternyata, sekitar jam sepuluh pagi masyarakat berdatangan dan berkunpul di wilayah bagian depan SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga.
Suasana di depan wilayah SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto, dokumen milik pribadi penulis
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di depan wilayah SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto, dokumen milik pribadi penulis
Peresmian Pawai Budaya oleh Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, dokumen milik pribadi penulis
Acara tersebut diresmikan oleh Bupati Purbalingga yaitu Dyah Hayuning Pratiwi. Kemudian setelah diresmikan acara Pawai Budaya tersebut terdapat pertunjukan opening yaitu Pembawa Pusaka, dan marching band dari Polri serta Tari Majapahit dari TNI. Pertunjukan itu berjalan dengan lancar serta masyarakat yang berdatangan pun sangat tertib, sehingga suasana pawai berjalan sangat kondusif. Iringan berbagai macam pertunjukan berjalan sangat seru, sampai-sampai masyarakat sudah sedia payung sebagai penghalang dari gemilau teriknya matahari.
ADVERTISEMENT
Saking fokus menyaksikan pertunjukan membuat aku merasa lapar. Sehingga aku memilih untuk membeli mie ayam. Entah culture shock atau bagaimana, aku salah fokus dengan sambal mie ayam yang disajikan di mangkok kecil berwarna jingga, sambal yang umumnya berupa ulekan cabai lembut sedikit bertekstur kasar, tetapi sambal di mie ayam ini hanya berupa “cabai bubuk”. Benar-benar tidak sesuai dengan ekspektasiku. Walaupun sangat kecewa tetapi mau tidak mau ya dihabiskan.
Setelah itu aku bertemu dengan Ibu Isiati. Saat itu aku menemuinya di depan Pendopo Dipokusumo. Ibu Isiati merupakan seorang warga Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet. Ibu Isiati sangat ramah untuk diajak berbincang-bincang. Menurut Ibu Isiati acara Pawai Budaya sangat meriah dengan banyaknya peserta pawai yang mengikuti acara tersebut hingga sore hari. Ibu Isiati termasuk rombongan Srikandi Belati yang mendapat nomor undian 15 dengan jumlah 42 anggota.
ADVERTISEMENT
Belasan kecamatan di Purbalingga menghadirkan acara dengan memberikan kreasinya masing-masing. Ada yang menggunakan kostum Gatot Kaca, ada juga yang menggunakan kostum Kera Sakti. Saat sedang berjalan di wilayah alun-alun, aku bertemu dengan empat anggota marching band yang sedang beristirahat di bawah pohon yang rindang. Salah satu anggota menggunakan seragam yang berbeda dengan seragam anggota lainnya. Ternyata ia sebagai majorette dalam marching band. Anak tersebut bernama Anindia, ia berasal dari Bandingan, kecamatan Kejobong. Ia dan teman-temanya mempersiapkan latihan selama lima hari untuk acara Pawai Budaya. Dengan persiapan yang singkat membuahkan pertunjukan yang sangat memukau dan kompak yang ditampilkan dalam Pawai Budaya Purbalingga. Marching band tersebut berasal dari MTS 03 Bandingan.
Pertunjukan dari MTS 03 Bandingan, dokumen milik pribadi penulis
Pertunjukan dari MTS 03 Bandingan, dokumen milik pribadi penulis