Konten dari Pengguna

Tindakan Catcalling Semakin Mengusik Perempuan

Irma Dwiyanti
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
24 April 2023 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irma Dwiyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar ilustrasi tersebut mendukung penulisan, dokumen berdasarkan sumber: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Gambar ilustrasi tersebut mendukung penulisan, dokumen berdasarkan sumber: Freepik
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini catcalling masih terus menjadi persoalan di Indonesia. Umumnya catcalling merupakan bentuk pelecehan secara non-verbal kepada orang lain yang dilakukan secara sadar. Sebagian besar korbannya ialah perempuan. Kondisi ini membuat perempuan menjadi tidak nyaman saat berpergian. Tindakan tersebut tanpa disadari sangat mengganggu perempuan dalam menjalankan aktivitasnya. Namun, penyebab seseorang melakukan hal itu bisa jadi beragam. Sering kali pihak perempuan disalahkan dalam hal berpenampilan yang mengundang nafsu kaum laki-laki.
ADVERTISEMENT
Dalam posisi sebagai korban saja, sering kali wanitia dipersalahkan. Tanpa disadari pakaian saja tidak bisa menjadi tolak ukur dalam tindakan kejahatan ini, kita tidak bisa terpacu dengan pakaian saja yang mengundang hawa nafsu. Bagaimana dengan seseorang yang sudah tertutup pakaianya namun masih diperlakukan tidak mengenakan olehnya. Terkadang bukan soal penampilan yang menjadi permasalahan dalam kasus ini. Melainkan bagaimana cara pelaku tersebut menjadikan beberapa alasan untuk membenarkan bahkan memaklumkan tindakan negatifnya.
Adanya pemakluman terhadap tindakan catcalling membuat bentuk dari pelecehan ini menjadi sepele. Bukankan dari tindakan yang kecil akan berdampak ke tindakan yang lebih besar nantinya. Oleh sebab itu, pencegahan dalam catcalling ini harus diberhentikan agar tidak menyebarkan kepada tindakan yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Bila dilihat dalam kasus pemerkosaan terhadap Santri. Bukankah pakaian dari Santri tersebut sangat tertutup dan santun. Tentu hal ini adanya motif tersendiri dari pola pikiran pelaku pemerkosaan tentang perspektif terhadap Santri. Jadi, sangat miris bila tolak ukur tindakan catcalling disebabkan oleh pakaian yang digunakan perempuan tersebut. Adanya catcalling menjadikaan pihak perempuan sulit mencari ruang yang aman untuknya. Peran masyarakat sekitar pun juga dilibatkan dalam menghilangkan atau mencegah tindakan catcalling.
Sebagian perempuan yang mengalami hal tersebut banyak yang terdiam dan sulit untuk melawannya. Seorang perempuan yang bersikap diam dikarenakan ada hal dimana menegur pelaku tersebut tetapi tidak ada respon dalam permintaan maaf atau perubahan atas tindakannya, biasanya pelaku hanya tersenyum-senyum saat ditegur. Tentu membuat perempuan semakin risih atas respon orang tersebut.
ADVERTISEMENT