Konten dari Pengguna

Petualangan di Negeri Sakura

Irma Aulya Rachmah
Mahasiswa S1 Studi Kejepangan Universitas Airlangga
9 Oktober 2022 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irma Aulya Rachmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber  : Foto Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Foto Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di Asia Tmur. Negara tersebut terkenal dengan “Negeri Sakura” yang banyak bermekaran pada saat musim semi atau sekitar akhir bulan Maret hingga Juni. Di samping itu, Jepang juga dijuluki Negeri Matahari Terbit atau Land of the Rising Sun. Jepang juga merupakan negara yang terkenal akan ketertiban dan kedisiplinan warga negaranya. Ketertiban maupun kedisiplinan baik dalam hal waktu, belajar, dan bersikap. Etika sopan santun negara tersebut juga patut untuk dijadikan contoh. Berbagai hal-hal tersebut menunjukkan bagaimana diri saya tertarik mengenai negara Jepang baik hal makanan, transportasi, budaya, dsb mengenai Jepang.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2025, berencana pergi ke Jepang untuk liburan. Pada hari pertama saya mengunjungi kota-kota yang ada di Tokyo. Di sana saya mengunjungi Akihabara untuk pertama kalinya. Akihabara merupakan tempat perbelanjaan yang terletak di Stasiun Akihabara, Tokyo, Jepang. Di tempat tersebut terdapat berbagai barang, seperti elektronik, anime, manga, dan doujinshi. Biasanya tempat ini dikenal dengan surga otaku. Selain itu, terdapat maid café dan theater AKB48. Dalam menuju perjalanan ke Akihabara saya membeli berbagai cenderamata sekaligus bermain arkade. Tidak kalah hal yang menarik lainnya, di Asobiba saya mencoba survival game. Survival game ini layaknya kita tentara yang berperang. Namun, untuk senjata yang digunakan aman untuk keselamatan.
Setelah berkeliling di Tokyo termasuk Akihabara, saya ingin mengunjungi desa-desa yang ada di Jepang. Alasan saya ingin pergi ke desa yang ada di Jepang karena nuansa di desa Jepang terasa asri, tenang dan nyaman. Pada hari kedua, pergi ke Prefektur Hokkaido yang merupakan pulau utama dan prefektur terbesar sekaligus paling utara di Jepang. Sebelum mengunjungi desa, saya mengunjungi sebuah kota yakni, Furano. Kota tersebut terletak di Subprefektur Kamikawa, di Hokkaidō, Jepang. Kota tersebut terkenal akan lavendernya dan berbagai produk alam. Salah satu tempat wisatanya yaitu Tomita. Disana akan melihat banyak sekali berbagai jenis bunga yang bermekaran dan tentunya bunga lavender. Tidak lengkap rasanya jika mengunjungi objek wisata tanpa mengabadikan momen yang hanya dapat dilihat sekali seumur hidup. Setelah itu, saya mencoba kuliner yang terkenal yakni Ice Cream Lavender. Ice Cream tersebut dibuat dengan produk susu berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
Untuk terakhir kali saya di Furano, saya mencoba menaiki “Kitanomine Gondola Station” untuk menantang adrenalin. Saat berada di gondola mencoba untuk mengabadikan momen pemandangan yang ada disekitarnya dengan kamera. Setelah saya mengunjungi Prefektur Hokkaido, pada hari berikutnya pergi ke Prefektur Yamanashi untuk melihat keindahan Gunung Fuji. Gunung Fuji sendiri merupakan gunung tertinggi di Jepang dengan tinggi sekitar 3.776 meter dari atas permukaan laut. Pada tahun 2014, Gunung Fuji terpilih sebagai UNESCO World Culture Heritage Site (Situs Warisan Budaya Dunia). Namun, disana saya tidak mendaki gunung melainkan hanya menikmati keindahannya saja dengan mengabadikan momen melalui jepretan kamera. Rencana perjalanan selanjutnya ialah kota Hayakawa. Kota Hayakawa bisa disebut dengan desa karena berpenduduk paling sedikit di Jepang. Kota yang terletak di Prefektur Yamanashi ini memiliki wilayah yang luas dan dikelilingi oleh puncak- puncak Pegunungan Alpen. Di tempat ini, saya mengunjungi onsen seperti Nishiyama Onsen. Salah satu hal yang membuatku terkejut ialah penginapan tersebut tidak menyediakan akses internet dan televisi. Biasanya, di kota-kota besar bisa mengakses internet dimana pun dan kapan pun. Selain itu, penginapan tersebut berusia lebih dari 1000 tahun.
ADVERTISEMENT
Rencana selanjutnya adalah Desa Kamikatsu yang terletak di Prefektur Tokushima. Kota ini terkenal dengan kota bebas sampah. Dengan menaiki transportasi kereta api menuju desa tersebut dapat menghemat pengeluaran meskipun menempuh waktu yang cukup lama sekaligus menikmati momen-momen pedesaan Jepang. Selain mengunjungi desa tersebut, saya juga berencana untuk mengunjungi tempat-tempat yang ada di Prefektur Tokushima. Tempat-tempat yang ada di Prefektur Tokushima, seperti menyebrangi Valley dengan Vine Bridge (Jembatan Tanaman Rambat) merupakan salah satu spot favorit turis jika berkunjung ke tempat tersebut. Meskipun jembatan dengan panjang 45 meter ini memiliki sejarah yang sedikit kelam (jalur pengungsian sisa Klan Taira setelah kalah di Perang Gempei). Jembatan ini ditautkan ke 2 pohon cemara tinggi di setiap ujungnya. Setalah itu, terdapat pusaran air Naruto yang mana tempat tersebut terletak di timur laut Tokushima. Pusaran tersebut bisa berputar dengan kecepatan mencapai 20 km/jam di musim semi atau gugur.
ADVERTISEMENT
Tidak kalah lain dengan menonton teater Boneka di Rural Community Theaters. Sebelum menjadi teater boneka, teater ini merupakan sebuah festival di mana para petani menampilkan lagu dan tari-tarian sebagai rasa syukur atas hasil panen yang baik. Lama kelamaan, festival ini berganti menjadi pertunjukan boneka. Akhirnya, para petani membangun sebuah teater untuk berlatih memainkan boneka di sekitar kuil di desa mereka.
Tidak lengkap jika tidak menyantap makanan khas Tokushima. Makanan khas ialah Iya Soba khas Tokushima. Mie soba tersebut dibuat menggunakan 100 persen tepung terigu tanpa menggunakan pengikat. Karena itu, soba tebal dengan ukuran pendek ini muda sekali putus sehingga tidak akan bisa ditemukan di pesta pernikahan. Setelah makan khas makanan Tokushima, tentunya melihat festival harian Awa Odori. Festival ini diadakan selama periode liburan Obon pada bulan Agustus. Namun, prefektur yang terletak di pojok timur Shikoku ini menawarkan alam yang indah dan aktivitas di ruang terbuka sepanjang tahun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, berencana berwisata di Prefektur Nagasaki. Prefektur tersebut memiliki banyak wisata. Salah satu tempat wisata yang ingin saya kunjungi di Prefektur Nagasaki adalah Kuil Sofukuji. Kuil tersebut dibangun pada tahun 1629 untuk penduduk Tiongkok dan dibangun dengan gaya Tiongkok yang mengingatkan pada arsitektur kuil dalam film Spirited Away yang membuatnya menonjol diantara kuil-kuil Jepang lainnya. Bahkan, lebih istimewa karena beberapa bangunannya dibangun di Tiongkok dibongkor dan dipasang kembali di Nagasaki. Salah satu fitur paling mengesankan dari kuil ini adalah gerbang masuk dua lantai berwarna merah, Ryugumon yang secara harfiah berarti “gerbang istana naga”.
Rencana perjalanan terakhir ialah mengunjungi Fushimi Inari Taisha. Kuil tersebut terletak di Fushimi-ku, Kyoto, Jepang. Kuil ini merupakan kuil pusat bagi sekitar 40.000 kuil Inari yang memuliakan Inari. Kuil utama (honden) terletak di kaki Gunung Inari, dan tanah milik kuil mencakup gunung yang tingginya 233 meter. Saat saya mengunjungi kuil tersebut, terlihat orang-orang dari segala usia berkumpul di kuil tersebut untuk berdoa. Tidak hanya itu saja, Fushimi Inari terkenal dengan Senbon Toriinya atau bisa disebut dengan Torii seribu gerbang. Terlihat banyak gerbang-gerbang yang bertuliskan nama penyumbang dari berbagai kalangan individu atau bisnis Jepang. Selanjutnya, saya berjalan menyusuri gerbang tersebut sekitar 45 menit sampai di Persimpangan Yotsutsuji. Pemandangannya pun sangat menakjubkan dan memanjakan mata sekaligus dengan mengabadikan momen dengan kamera agar kenangan tersebut tidak pernah terlupakan.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Moet. (2019, November Sabtu). 12 Aktivitas Seru yang Sayang Dilewatkan Jika ke Prefektur Yamanashi! Preektur Yamanashi, Japan.
Wikipedia. (2022, Oktober Senin). Retrieved from Wikipedia Japan: https://id.wikipedia.org/wiki/Jepang