Konten dari Pengguna

Fiat Justitia Ruat Caelum: Tegakkan Keadilan Meski Langit Runtuh

Irman Ichandri
Guru SMK Unggul Negeri 2 Banyuasin III, Ketua Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di SMK Unggul Negeri 2 Banyuasin III, Alumni S1 PPKn Universitas Sriwijaya, Alumni S2 Magister Hukum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda Palembang.
18 Juni 2024 7:08 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irman Ichandri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh : Irman Ichandri, S.Pd., M.H.
Guru SMK Unggul Negeri 2 Banyuasin III, Ketua Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di SMK Unggul Negeri 2 Banyuasin III, Alumni S1 PPKn Universitas Sriwijaya, Alumni S2 Magister Hukum Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda Palembang.
Sumber : Dokumen Pribadi
Adagium hukum "Fiat Justitia Ruat Caelum" yang berarti "Biarlah keadilan ditegakkan, meskipun langit runtuh," merupakan prinsip fundamental yang menekankan pentingnya keadilan di atas segala-galanya. Dalam praktik hukum, adagium ini menggarisbawahi bahwa penegakan hukum harus dilakukan tanpa memandang konsekuensi atau dampak yang mungkin timbul. Prinsip ini mencerminkan keyakinan bahwa keadilan adalah landasan utama dari tatanan sosial dan harus dijaga meskipun menghadapi tantangan yang berat.
ADVERTISEMENT
Asal Usul dan Makna Filosofis
Adagium ini berasal dari tradisi hukum Romawi dan telah menjadi bagian integral dari filsafat hukum Barat. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Lucius Calpurnius Piso Caesoninus, seorang senator Romawi, dan kemudian dipopulerkan oleh Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman. Kant menggunakan adagium ini untuk menekankan bahwa keadilan harus ditegakkan dengan tegas dan tanpa kompromi.
Makna filosofis dari "Fiat Justitia Ruat Caelum" sangat mendalam. Ia mencerminkan pandangan bahwa hukum dan keadilan adalah pilar utama dalam menjaga ketertiban dan keadilan sosial. Keadilan yang sejati tidak boleh dikorbankan demi kepentingan lain, baik itu politik, ekonomi, atau sosial. Prinsip ini menuntut integritas moral yang tinggi dari para penegak hukum dan pelaku keadilan, mengharuskan mereka untuk berdiri teguh pada prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan meskipun menghadapi tekanan yang besar.
ADVERTISEMENT
Implementasi dalam Praktik Hukum
Implementasi dari prinsip ini dalam praktik hukum tidaklah mudah. Pada kenyataannya, sering kali penegak hukum dihadapkan pada situasi yang kompleks dan penuh dilema. Ada banyak kasus di mana penegakan hukum yang ketat bisa menimbulkan dampak sosial yang signifikan. Misalnya, dalam kasus korupsi besar yang melibatkan pejabat tinggi, penegakan hukum yang tegas mungkin akan mengguncang stabilitas politik dan ekonomi. Namun, menurut prinsip "Fiat Justitia Ruat Caelum," keadilan harus tetap ditegakkan tanpa pandang bulu.
Contoh nyata dari penerapan prinsip ini adalah kasus-kasus yang melibatkan pelanggaran hak asasi manusia. Meskipun ada tekanan politik atau ancaman terhadap keamanan nasional, para penegak hukum harus tetap memproses pelanggaran tersebut dan memastikan bahwa para pelaku dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Kegagalan untuk melakukannya akan merusak integritas sistem hukum dan menciptakan ketidakpercayaan publik terhadap lembaga hukum.
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam Penegakan Adagium
Namun, penerapan "Fiat Justitia Ruat Caelum" tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah adanya konflik kepentingan dan tekanan eksternal yang bisa mempengaruhi keputusan hukum. Tekanan politik, ekonomi, dan sosial sering kali membuat para penegak hukum berada dalam posisi yang sulit. Mereka harus mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan mereka, tidak hanya dalam kerangka hukum, tetapi juga dalam konteks dampak yang lebih luas terhadap masyarakat.
Selain itu, adagium ini juga menimbulkan pertanyaan tentang fleksibilitas dalam penegakan hukum. Apakah benar bahwa hukum harus ditegakkan secara kaku tanpa mempertimbangkan konteks atau kondisi tertentu? Dalam beberapa kasus, mungkin ada alasan yang sah untuk mempertimbangkan mitigasi atau penyesuaian terhadap penegakan hukum demi kepentingan yang lebih besar. Namun, hal ini bisa berpotensi merusak prinsip keadilan yang diusung oleh adagium tersebut.
ADVERTISEMENT
Dampak Sosial dan Etis
Dari perspektif sosial, penerapan adagium ini bisa memberikan dampak yang signifikan. Di satu sisi, penegakan hukum yang tegas dan tidak memihak akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap sistem hukum dan keadilan. Masyarakat akan merasa bahwa tidak ada yang kebal terhadap hukum dan bahwa keadilan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali.
Di sisi lain, penegakan hukum yang keras dan tanpa kompromi juga bisa menimbulkan ketidakpuasan dan resistensi dari berbagai pihak yang merasa dirugikan. Hal ini bisa memicu ketegangan sosial dan bahkan konflik. Oleh karena itu, penting bagi para penegak hukum untuk tidak hanya berpegang pada prinsip keadilan, tetapi juga mempertimbangkan pendekatan yang bijaksana dan berimbang dalam menerapkan hukum.
ADVERTISEMENT
Refleksi Terhadap Sistem Hukum Indonesia
Di Indonesia, prinsip "Fiat Justitia Ruat Caelum" masih relevan dan penting untuk diterapkan dalam berbagai aspek penegakan hukum. Kasus-kasus korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan ketidakadilan sosial adalah contoh di mana prinsip ini harus menjadi landasan utama. Penegak hukum harus berani menegakkan keadilan meskipun menghadapi tekanan politik atau sosial yang besar.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh sistem hukum di Indonesia juga tidak kalah besar. Masalah korupsi, lemahnya penegakan hukum, dan intervensi politik adalah hambatan-hambatan yang sering kali merusak integritas sistem hukum. Dalam konteks ini, prinsip "Fiat Justitia Ruat Caelum" menjadi sangat penting sebagai panduan moral dan etis bagi para penegak hukum.
Kesimpulan
Adagium "Fiat Justitia Ruat Caelum" adalah prinsip yang menekankan pentingnya menegakkan keadilan di atas segala-galanya. Meskipun penerapannya tidak selalu mudah dan penuh dengan tantangan, prinsip ini tetap relevan sebagai landasan moral dan etis dalam sistem hukum. Dalam menghadapi tekanan dan dilema, para penegak hukum harus tetap berpegang pada prinsip keadilan yang sejati, memastikan bahwa hukum ditegakkan dengan tegas dan tanpa kompromi.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, penerapan prinsip ini sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan hukum dan sosial. Para penegak hukum harus berani menegakkan keadilan meskipun menghadapi berbagai tekanan dan hambatan. Hanya dengan demikian, sistem hukum dapat menjaga integritasnya dan mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat. Keadilan yang sejati harus tetap menjadi tujuan utama, meskipun langit harus runtuh.