Tips Mengatur Keuangan Keluarga Untuk Pasangan Yang Baru Menikah

Irra Octaviany
Seorang ibu yang gemar memasak dan menulis. Mengelola website pribadi yang berisi banyak hal.
Konten dari Pengguna
30 Juli 2019 14:19 WIB
Tulisan dari Irra Octaviany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hai Moms, diawal pernikahan dulu pernah gak mengalami masa-masa sulit mengatur keuangan? Kalau pernah, mari kita bergandengan tangan.
ADVERTISEMENT
Saya baru menikah 2 tahun lalu, tahun pertama menurut saya merupakan masa-masa tersulit di pernikahan kami. Pasalnya, saat itu hanya saya yang bekerja kantoran, suami saya masih bekerja sebagai konsultan teknik yang waktu kerjanya tidak menentu. Semua masih berjalan normal meski kami hidup pas-pasan, hingga akhirnya dibulan kedua pernikahan kami saya hamil anak pertama. Kondisi kandungan yang lemah mengharuskan saya berhenti bekerja. Disinilah tantangan kehidupan yang sebenarnya dimulai. Dengan penghasilan seadanya kami harus mengatur keuangan dengan benar agar cukup. Penghasilan suami yang tidak menentu, kadang sebulan, kadang tiga bulan kemudian dibayar, kadang juga hanya diberikan ucapan terima kasih, membuat tahun pertama kami tidak dapat menabung untuk masa depan. Untuk biaya persalinan Alhamdulillah banyak yang membantu meski saya melahirkan secara premature, semua biaya ditanggung.
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah lagi, setelah saya melahirkan suami saya mendapatkan pekerjaan kantoran dengan gaji tetap setiap bulannya. Ditahun kedua ini kami berusaha bangkit lagi hingga akhirnya kami punya sedikit tabungan untuk masa depan.
Saya pikir ketika sudah ada pemasukan tetap setiap bulannya, keuangan keluarga akan mudah untuk diatur, ternyata mengatur keuangan keluarga gak semudah itu loh. Sering kali keuangan kami masih minus seperti saat penghasilan suami saya tidak tetap. Tabungan yang kami persiapkan untuk masa depan masih suka terpakai, sepertinya cara saya mengatur keuangan masih salah. Hingga hari Sabtu, 27 Juli 2019 kemarin saya menghadiri acara Mom As Guardian Of The Family yang diselenggarakan oleh Sun Life Indonesia dan KumparanMOM di Hotel Santika Depok.
ADVERTISEMENT

Sekilas mengenai Sun Life Indonesia

Sun Life Indonesia merupakan perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan beragam produk asuransi serta solusi pengelolaan kekayaan dan asset, baik untuk individu maupun korporat.
Perusahaan asuransi dari Kanada ini telah hadir sejak 25 tahun lalu di Indonesia. Memiliki pangsa pasar di seluruh dunia menjadikan Sun Life sebagai sebagai salah satu perusahaan asuransi dan asset manajemen terbaik di dunia dengan membantu para nasabah meraih kemapanan financial dan menjalani hidup yang lebih sehat.
Narasumber Mom As Guardian Of The Family #LiveHealthierLives #MomsMingle
Di sini saya belajar banyak mengenai cara mengatur keuangan keluarga yang sehat. Ternyata apa yang sudah saya lakukan sedikit melenceng, masih banyak yang harus diperbaiki lagi agar keuangan keluarga lebih sehat, stabil dan gak minus lagi. Berikut adalah tips mengatur keuangan keluarga yang diberikan oleh Aidil Akbar Majid sebagai Senior Financial Planner.
Aidil Akbar Majid (Senior Fanancial Planner)
1. Financial check up
ADVERTISEMENT
Hal paling mendasar sebelum melakukan perencanaan keuangan adalah dengan melakukan financial check up. Mas Aidil mengatakan kondisi keuangan baik ketika Aset dikurangi Hutang hasilnya positif. Ayoo dicek lagi keuangannya, hutangnya udah bikin minus belum? Kalau minus, sudah saatnya konsultasi dengan ahlinya.
2. Ketahui pemasukan dan pengeluaran
Setelah melakukan financial check up, kita sebagai istri harus mengetahui jumlah pemasukan. Pemasukan bisa berupa penghasilan suami ditambah penghasilan istri, atau penghasilan yang hanya diberikan oleh suami saja. Semua pemasukan bisa didiskusikan bersama suami.
Untuk pengeluaran Mas Aidil memberikan rumusan sebagai berikut:
- 15%-20% disisihkan untuk masa depan.
- Cicilan maksimal 30% dari penghasilan suami. Sebagai ibu rumah tangga yang memiliki penghasilan tidak tetap, jumlah cicilan harus mengikuti penghasilan tetap suami.
ADVERTISEMENT
- 10% untuk tabungan investasi.
- 20% untuk investasi masa depan.
- 40% untuk biaya hidup
3. Management cashflow
Disini aka nada kesepakatan antara suami dan istri mengenai cashflow yang akan digunakan didalam keluarga. Mas Aidil menguraikan ada 3 jenis cashflow yang bisa dijadikan pilihan, diantaranya:
- Pemasukan suami dan istri semua digabungkan, membuat rekening bersama. Hal ini lumrah dilakukan di Indonesia.
- Suami transfer sebagian. Misal penghasilan suami setiap bulannya adalah Rp7.000.000, suami hanya transfer Rp5.000.000 untuk keluarga.
- Uang suami dan uang istri dipisahkan. Metode ini biasanya dilakukan oleh orang barat.
4. Dana darurat!
Dana darurat yang harus disisihkan setiap bulannya itu sebesar 10% dari penghasilan. Minimal setiap keluarga memiliki total 3 bulan pengeluaran untuk dana darurat disetiap bulannya. Dana darurat ini hanya boleh digunakan ketika kondisi darurat. Seperti anak sakit, mobil atau motor mogok, kecelakaan, hp hilang, kebakaran, kebanjiran, dll.
ADVERTISEMENT
5. Hutang
Hutang terbagi menjadi dua, yaitu hutang produktif dan hutang konsumtif. Hutang produktif dapat berupa meminjam dana ke bank untuk modal usaha. Sedangkan hutang konsumtif merupakan hutang yang digunakan untuk memenuhi hasrat keinginan, makan diresto bayar menggunakan kartu kredit.
6. Perlindungan
Zaman sekarang yang namanya perlindungan itu wajib hukumnya. Setiap keluarga harus memiliki minimal perlindungan kesehatan. Perlindungan ini berguna ketika keluarga terserang sakit tiba-tiba. Selain perlindungan kesehatan, ada juga perlindungan jiwa dan asset.
7. Masa depan
Masa depan merupakan hal yang harus diperhatikan juga, terutama menyangkut masa depan anak dan hari tua. Hal biasa yang disiapkan untuk masa depan seperti: Sekolah anak, liburan keluarga, membeli rumah dan kendaraan, pensiun.
ADVERTISEMENT
Itu adalah tips yang diberikan Mas Aidil untuk mengatur keuangan keluarga. Sebanyak 72% wanita percaya diri bisa mengatur cashflow dan 28% sisanya merasa bisa memilih produk investasi. Tapi apakah benar demikian? Ternyata menurut data yang dihimpun oleh Sunlife Indonesia, hanya 30% saja yang benar-benar bisa mengatur cashflow, sisanya? Mungkin hanya ‘merasa bisa’ saja seperti saya ini yang ternyata masih banyak salahnya. Haha!
Lalu, bagaimana caranya supaya keuangan keluarga bisa selamat? Menurut Mas Aidil tidak ada kata terlambat! Kita bisa menyelamatkan keuangan keluarga dengan mengikuti setiap langkah yang sudah dijelaskan sebelumnya. Buat rencana keuangan jangka pendek (< 1 tahun), jangka menengah (1-5 tahun) dan jangka panjang (> 5 tahun).
ADVERTISEMENT
Saat ini yang menjadi fokus utama saya dalam menyusun rencana masa depan keluarga adalah dengan menyiapkan investasi untuk pendidikan anak saya 5 tahun dari sekarang. Lalu bagaimana cara memilih investasi yang tepat?
Pertama, kenali diri sendiri dan profil resiko. Kedua, datangi penyedia jasa keuangan terpercaya, lalu pilih produk berdasarkan kebutuhan kita dan keluarga, tentukan profil resiko, jangka waktu dan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan. Terakhir, ACTION!! Karena rencana tanpa aksi sama saja bohong.
Saya dan Baby Kippo
Menjadi seorang istri sekaligus menteri keuangan di keluarga itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memastikan keluarga tetap sehat secara fisik dan financial merupakan program kerja paling utama. Bersyukur sekali diberi kesempatan untuk hadir dan belajar tentang rencana keuangan dengan senior financial planner juga dapat tips sehat dari Brand Ambassador Sun Life, Kelly Tandiono dan tips berbisnis dari Mompreneur sekaligus adik dari Zaskia Adya Mecca, Tania Ray Mina. Semoga informasi yang saya sampaikan dapat membantu para ibu muda yang sedang kebingungan dalam mengatur keuangan keluarga ya! Jangan lupa untuk selalu mendiskusikan keuangan keluarga dengan suami! Happy investing!!
ADVERTISEMENT
xoxo
#LiveHealthierLives #MomsMingle