Konten dari Pengguna

Dituding Dalang Serangan Hamas, Siapakah El Deif 'Che Guevara' Jalur Gaza?

Irsad Irawan
Seniman Gerpolek Gerilya Politik Ekonomi
16 Oktober 2023 10:00 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irsad Irawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Asap mengepul di atas gedung-gedung selama serangan udara Israel, di Kota Gaza, Senin (9/10/2023).  Foto: MAHMUD HAMS / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Asap mengepul di atas gedung-gedung selama serangan udara Israel, di Kota Gaza, Senin (9/10/2023). Foto: MAHMUD HAMS / AFP
ADVERTISEMENT
Serangan yang dilakukan oleh kelompok pejuang Palestina Hamas ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10) disebut mengejutkan Israel dan banyak pihak. Hal ini disebabkan oleh reputasi Israel yang dikenal memiliki sistem pertahanan (termasuk Iron Dome) dan intelijen (Mossad) yang baik, sehingga membuatnya sulit untuk ditembus.
ADVERTISEMENT
Taktik yang digunakan oleh Hamas dalam serangan mereka terhadap Israel pada Sabtu lalu merupakan taktik yang sangat canggih. Kelompok ini menggunakan udara, laut, dan darat dalam istilah militer yang dikenal sebagai operasi multi-domain.
Pada tahap awal, mereka melakukan serangan awal terhadap pos pengamatan Israel menggunakan drone sebelum serangan roket besar-besaran berhasil melumpuhkan pertahanan Iron Dome Israel. Setelah berhasil, pasukan Hamas kemudian masuk secara fisik ke dalam wilayah Israel.
Kemudian Hamas menyerang instalasi militer dan pemukiman sipil. Sebagai hasilnya, Hamas berhasil menewaskan dan menculik tentara dan warga sipil Israel. Para tawanan itu kemudian oleh Hamas dibawa ke wilayah Jalur Gaza.
Pasca serangan itu, El Deif, komandan tertinggi Al Qassam, disebut-sebut menjadi dalang di balik penyerangan kelompok Hamas terhadap Israel. Keterlibatannya dalam Badai Al Aqsa mencuat setelah kemunculan rekaman video yang dirilis beberapa jam setelah terjadi serangan Hamas terhadap Palestina.
ADVERTISEMENT
Mohammed Diab Ibrahim al-Masri, dikenal sebagai El Deif (Tamu), karena, selama beberapa dekade dia bertamu dan tinggal di rumah yang berbeda setiap malam untuk menghindari dilacak dan dibunuh oleh Israel.
Dia sekarang memimpin sayap militer Hamas, Brigade Al Qassem. Menurut Mukhaimar Abusada, profesor ilmu politik di Universitas Al Azah di Gaza, El Deif diperkirakan lahir pada tahun 1960-an, dan pada umumnnya ia tidak banyak diketahui oleh masyarakat Palestina. “Dia seperti hantu bagi sebagian besar warga Palestina.”
Brigade Al Qassam menentang proses perdamaian yang diambil oleh Yassir Arafat, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization-PLO) saat itu, dan Oslo Accrods (Perjanjian Oslo) tahun 1993 yang seharusnya membuka jalan bagi solusi dua negara untuk Palestina baru yang hidup berdampingan secara damai.
Bill Clinton, Yasir Arafat, dan Yitzhak Rabin dalam seremoni penandatangana Oslo Accord, Sumber: Editing tangkapan layar https://history.state.gov/
Menurut surat kabar Asharq Al-Awsat, Deif berasal dari keluarga miskin dan tumbuh besar di kamp pengungsi Palestina di Khan Younis di Gaza. Pada waktu tertentu, ia harus tidak dapat duduk di bangku sekolah karena harus mencari membantu keluarganya mencari nafkah. Deif menghabiskan masa mudanya dengan menjalani berbagai profesi pekerjaan mulai dari menjadi sopir hingga menjadi tukang pelapis kain pelapis di peternakan unggah.
ADVERTISEMENT
Ketika Hamas berdiri pada akhir tahun 1980-an dengan tujuan memerangi pendudukan Israel di Gaza, Deif sudah berusia 20-an. Harian Asharq Al-Awsat melaporkan Deif bergabung dengan Hamas pada akhir tahun 1987. Setelah kembali bersekolah, ia mendapatkan gelar sarjananya pada tahun 1988 setelah lulus dari Universitas Islam Gaza.
Setelah itu, Deif berkomitmen penuh pada alasan didirikannya Hamas, yaitu untuk menghancurkan Israel dan mendirikan negara Palestina. Deif dengan cepat mampu naik pangkat sebagai anak didik pemimpin pembuat bom Yehya Ayyash, yang dikenal sebagai The Engineer.
The Engineer adalah sosok yang dianggap bertanggung jawab atas serangkaian pemboman bus yang matikan di Israel pada awal tahun 1990-an. Setelah Israel membunuhnya pada tahun 1996, terjadi lagi pemboman bus. Kali ini, Deif dituduh mendalangi serangan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1996 El Deif, seorang pembuat bom ulung, berada di balik gelombang empat serangan bunuh diri yang menewaskan 65 orang di Yerusalem dan Tel Aviv dan serangan lainnya yang dimaksudkan untuk menggagalkan proses perdamaian, tulis laporan CNN.
Selain itu, Deif juga terlibat dalam pembuatan roket pertama Hamas dan dianggap telah berjasa merancang roket Qassam. Roket Qassam sendiri ditembakkan lebih dari 3.000 ditembakkan pada serangan Sabtu minggu lalu. Menurut Financial Times, jumlah persenjataan roket Hamas kini mencapai puluhan ribu.
Sesungguhnya, Hamas tidak sendirian dalam mengembangkan persenjataan roket. Rezim Teokrasi di Teheran, yang juga berdedikasi pada penghancuran negara Zionis, melatih para insinyur, mengatur transfer teknologi, dan memandu pengembangan untuk menciptakan roket yang mampu menghantam Yerusalem dan Tel Aviv.
ADVERTISEMENT
Deif juga dikenal sebagai otak di balik terowongan di bawah Gaza, Terowongan itu digunakan oleh Hamas untuk menyelundupkan senjata, bahan bakar dan barang-barang lainnya ke seluruh Mesir. Menurut tulisan BBC International, Deif diperkirakan menghabiskan sebagian besar waktunya di terowongan ini. Ia tinggal di terowongan ini untuk menghindari militer Israel dan mengarahkan operasi Hamas.

Israel Memburu El Deif

Ratusan orang mengibarkan bendera Israel dalam acara pawai bendera memperingati Hari Yerusalem di alun-alun di luar Kota Tua Yerusalem, Minggu (29/5/2022). Foto: Gil Cohen-MAGEN/AFP
Orang seperti Deif, ahli bom dan pengambil keputusan (decision taker) tentu saja diburu oleh Israel. Negara Zionis itu telah memburu dan mencoba membunuh Deif setidaknya lima kali. Dalam laporan kantor berita Newsweek, Deif telah menderita berbagai luka dalam upaya pembunuhan yang dilakukan Israel, dia kehilangan satu mata, sebagian lengan dan kakinya.
ADVERTISEMENT
Dia juga kehilangan istrinya, putranya yang berusia 7 bulan, dan putrinya yang berusia 3 tahun dalam serangan udara selama perang total terakhir di Gaza pada tahun 2014.
Laporan baru menuliskan bahwa kampanye IDF yang sedang berlangsung kini telah menewaskan lebih banyak kerabatnya, termasuk saudara laki-laki dan putranya. Mungkin hal ini mengindikasikan kampanye intensif Israel untuk menyingkirkan Deif untuk selamanya.

Che Guevara dari Jalur Gaza

Mural Che Guevara di tepi jalan. Sumber: istockphoto.com
Khaled Hroub, profesor di Universitas Northwestern di Qatar yang telah menulis buku tentang cara kerja Hamas, mengatakan bahwa orang seperti Deif dengan legalisnya, nama dan kedudukannya, serta dengan budaya ketabahan dan kesyahidan, tidak akan meninggalkan medang perang dan tanah airnya. Jika Israel menyerangnya, Deif akan melawan sampai titik darah penghabisan.
ADVERTISEMENT
Jika Israel berhasil membunuh Deif, mungkin kematiannya memiliki dampak jangka pendek terhadap kemampuan militer Hamas. Dengan kematiannya, Deif dapat mencapai status syahid, seseorang yang sangat dihormati oleh para pendukungnya—dan dicerca oleh para pengkritiknya—pada saat yang sama sebenarnya gugurnya Deif dapat meningkatkan status dan prestise Hamas.
Apa yang membedakan Deif dari para pemimpin senior Hamas lainnya, seperti pemimpin Gaza Yahya Sinwar dan pemimpin politik Ismail Haniyeh? menurut Yossi Kuperwasser, mantan kepala Divisi Penelitian Korps Intelijen IDF, Deif adalah simbol lebih dari siapa pun, dia sudah menjadi mitos.
Ayman al-Rafati, seorang peneliti yang juga dewan direksi Pusat Studi Regional di Gaza, mengatakan bahwa “Deif telah menjadi simbol perlawanan Palestina dan sangat populer di kalangan warga Palestina." Saat ini, Deif dianggap sebagai inspirasi bagi generasi baru Palestina di mana pun di Palestina, terbukti dari nyanyian yang selalu menyanjung-nyanjung namanya di namanya.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Deif dapat menjadi “Che Guevara” Jalur Gaza. Che Guevara adalah Simbol Perlawanan Tanpa Akhir dari Amerika Latin. Che Guevara merupakan aktivis politik legendaris, yang mengabdikan hidupnya untuk menghancurkan imperialisme dan mendirikan sosialisme. Perlawanan tiada henti yang dia lakukan, menjadikannya simbol pemberontakan dan revolusi.
Hal ini juga hampir serupa Deif, di mana ia telah mengabdikan hidunya untuk merobohkan kekuasaan Negara Zionis Isreael dan mendirik Negara Palestina. Berkat kegigihannya dalam melawan Israel, ia telah menjadi simbol dan mitos di seantero Palestina. Dan tentu saja, banyak orang menyanjung nama Che Guevara dan Deif.