Mengunjungi Kera Pantai Bama di Baluran National Park

Irvanuddin Rahman
I write therefore I am
Konten dari Pengguna
14 Februari 2018 2:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irvanuddin Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari kedua Road Trip kumparan with All New Toyota Rush dimulai dengan sarapan pada pukul 07:30 (yang seharusnya) namun ada saja yang baru mulai pukul 08:00, contohnya saya. Bukan tanpa alasan, memang malam tadi tidur saya benar-benar seperti orang mati, maklum baru bisa tidur proper semenjak 2 hari lalu. Sekitar pukul 09:15 kami meninggalkan hotel mengarah ke utara sejauh 49,7 kilometer menuju Taman Nasional Baluran atau yang biasa dikenal sebagai "Little Africa" Kali ini giliran Fitra yang kebagian menjajal All New Toyota Rush.
Road Trip Day 1 (Foto: Aditia Noviansyah / Kumparan)
ADVERTISEMENT
Bukan road trip namanya jika semua berjalan sesuai rencana blass persis mirip plek-plekan dengan yang sudah direncanakan. Improvisasi terhadap "kejutan-kejutan" yang muncul justru membuat road trip lebih hidup, kelewatan pintu masuk sehingga harus putbal alias putar balik di tengah hutan misalnya (hehe.) Singkat cerita, sekitar pukul 12:00 kami tiba di Taman Nasional Baluran. Taman Nasional yang semenjak zaman pendudukan Belanda sudah menjadi kawasan yang dilindungi karena kekayaan habitat hewan dan vegetasi hutan di dalamnya.
Dari depan pintu masuk Taman Nasional Baluran diperlukan sekitar 12 kilometer perjalanan melewati berbagai macam hutan untuk sampai di Savana Bekol, hutan musim, hutan pantai, hutan rawa, hutan evergreen, dan juga hutan bakau adalah beberapa di antaranya. Hujan yang mengguyur kawasan Baluran siang itu cukup menyulitkan rombongan untuk bisa cepat sampai di tujuan, karena memang medannya yang berbatu dan berlumpur. Memasuki Savana Bekol, kami disambut oleh kawanan kera yang amat sangat banyak jumlahnya dan berada sangat dekat sekali dengan mobil-mobil yang berlalu lalang, beraktivitas di pinggir jalan, dan akan menghampiri jika ditawari makanan, kalau melihat ini jadinya tipis sekali perbedaannya dengan manusia.
Kawanan Rusa Di Savana Bekol (Foto: Aditia Noviansyah / kumparan)
ADVERTISEMENT
Berhubung waktu kami berkunjung ke tempat ini ialah saat musim penghujan, savana ini pun berubah menjadi hijau. Hamparan rumput hijau yang sangat luas ini membuat saya berhasrat berguling-guling di atasnya. Namun lumpur dan becekan dibalik rumput tersebut berhasil menciutkan hasrat saya. Kawasan Taman Nasional Baluran ini mempunyai luas total sekitar 25.000 ha (sekitar 78 kali lebih luas dari kampus saya di Depok yang saya kira udah luas banget) dan 40% nya adalah kawasan Savana Bekol ini. Jika ada yang berharap mendapati savana yang sedang menguning, datanglah ke savana ini saat musim kemarau.
Sesampainya di Savana Bekol, kami langsung gerak cepat alias gercep untuk mengabadikan panorama yang menjadi salah satu primadona destinasi travel kelas dunia ini. Maklum waktu kami tidak lama di sini. Beberapa hewan yang berhasil saya tangkap baik dengan mata lensa atau mata kepala ketika berada di sini ialah kera, rusa, kerbau dan ayam merak. Sayang sekali tidak ada seekor banteng pun yang memunculkan batang hidungnya (ada kan ya batangnya?) Setelah puas menghabiskan waktu yang sebenarnya sudah habis sejak 15 menit lalu, kami bergegas menuju Pantai Bama untuk acara selanjutnya.
Menanam Bakau di Pantai Bama (Foto: Fitra Aria)
ADVERTISEMENT
Letak Pantai Bama tidak jauh dari Savana Bekol, sedikit masuk lebih dalam, sampai deh. Di Pantai Bama kami menyantap makan siang ala anak Sultan (lagi), namun yang rada bikin pusing adalah keberadaan kera-kera yang katanya jauh lebih nakal dibanding kera-kera yang ada di Savana Bekol. Ya, mereka tidak segan buat nyolong ayam goreng ketika kami lengah. Saya rasa mereka sudah masak nasi dan ngulek sambal di suatu tempat, lalu kurang lauk supaya makan siangnya lebih berenergi dibanding makan paginya tadi. Bama punya pantai yang cukup baik, dengan bibir pantai yang agak luas dan air yang jernih (simpan dulu untuk pantai yang kami sambangi di hari terakhir.)
Setelah menyantap makan siang dan menikmati Pantai Bama ditemani kera-kera yang sangat berisik, (persis manusia yang suka ngumpul-ngumpul nutupin jalan umum untuk kepentingan pribadinya) kami segera melanjutkan kegiatan menanam bibit bakau. Jujur, ini adalah pertama kali rasanya saya betulan menanam pohon yang nantinya akan berguna bagi nusa bangsa dan negara, haha. Saya sungguh sangat berharap bibit yang kami tanam sore itu benar-benar bisa tumbuh dengan baik dan juga bijak (lah?)
ADVERTISEMENT