Konten dari Pengguna

Buku, Waktu, dan Hadiah Ulang Tahun

Irwan Bajang
Juru tulis dan juru masak (tidak selalu) serba bisa. Juru kunci @indiebookcorner.
26 Februari 2018 0:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irwan Bajang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buku, Waktu, dan Hadiah Ulang Tahun
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu saya dapat hadiah sepaket buku serial Hercule Poirot, Aghata Christie dari Anindra Saraswati, plus Dayat, sebuah komik yang kalau tidak salah diambil dari salah satu cerita Pidi Baiq dalam Drunken Monster. Lalu Wayan G. Darma Putra tiba-tiba jadi baik dan memberi saya dua buku juga, satunya Etgar Keret, dan satu lagi Biografi Dan Brown. Mereka bilang, itu hadiah ulang tahun. Ya sudah, saya senang-senang saja menerimanya. Dan tentu saja saya ingin mengucapkan terima kasih.
ADVERTISEMENT
Buku lagi-buku lagi. Saya setiap hari berurusan dengan buku, tapi mendapat hadiah buku bagi saya selalu menyenangkan. Pertama, tentu saya senang karena buku adalah bagian tak terpisahkan dari saya. Di dunianya saya bekerja dan menghidupi diri bersama keluarga.
Kedua, mendapat hadiah buku dari seseorang bagi saya seolah memberi tanda bahwa si pemberi menginginkan saya memiliki sesuatu yang 'ingin bertahan lama'. Saya menengok rak buku saya, dan saya masih menemukan beberapa buku awal-awal yang saya beli dan baca. Ketika saya membukanya, saya bukan hanya menemukan memori membaca itu lagi, tetapi juga sebuah perasaan dan sejarah saat saya memilikinya; siapa yang memberi, di mana saya beli atau dapatkan, momen apa yang terjadi saat saya mendapatkanya, apa isinya, dan beberapa ingatan lain datang tanpa diundang. Bagimu mungkin ini agak lebay, beberapa barang tentu punya sejarah dan kenangannya masing-masing, lebay sih, ya nggak apa-apa. Saya menikmatinya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya saya tidak pernah begitu terobsesi dengan ulang tahun. Saya bahkan cenderung menganggapnya sebuah kesedihan. Melewati usia 25 tahun dan masuk usia 30 tahun, tentu banyak hal telah dilalui, banyak hal yang belum terlaksana dan menjadi utang bagi diri sendiri. Momen itulah yang membuat saya sering kali merenung--meskipun tidak serius-serius amat--,bahwa waktu begitu cepat berlalu. Baru kemarin rasanya mendapatkan ucapan selamat, baru kemarin rasanya tahun baru, baru kemarin rasanya menempati sebuah tempat, melaksanakan sebuah hajatan, tapi kemudian waktu berlalu dengan sendirinya. Dan usia bertambah dengan segera, jatah hidup berkurang begitu derasnya. Tanggalan kembali sampai pada waktu yang terasa baru saja berlalu.
Hadiah buku menjadi pengingat bagi saya. Di rak buku sana, di folder unduhan ebook, masih banyak buku baru yang belum terbaca, begitu sedikit yang sudah selesai dan dipahami. Ia menjadi alarm bagi hidup, begitu banyak waktu berlalu, begitu banyak keinginan dan rencana, tapi alangkah sedikit yang terlaksana dan selesai dengan baik. Usia mendesak kita, memaksa segera menjadi dewasa, membuat kita tidak bisa mencegah diri sendiri untuk segera menjadi tua. Kemudian waktu tetap berjalan sementara saya seringkali bermalasan dan menunda.
ADVERTISEMENT
Buku-buku yang dihadiakan ini pernah saya baca, ada yang tuntas dan ada yang hanya saya baca sekilas dan tidak saya lanjutkan. Ada yang saya ingat betul, ada yang saya lupa sama sekali. Begitulah, ada waktu yang dihabiskan dengan baik dan sempurna, ada yang berlalu begitu saja dan seolah tidak membuat sesuatu yang penting dan berarti bagi saya.
Btw, terima kasih banyak atas hadiahnya. Terima kasih atas doa baik banyak teman yang tidak sempat saya balas satu-satu, tentu saja saya aminkan :D