Antara Identitas Politik dan Politik Identitas

M Irwan P Ratu Bangsawan
Prodi Hukum Fakultas Bisnis dan Humaniora Universitas Siber Muhammadiyah, Yogyakarta
Konten dari Pengguna
19 Maret 2023 13:09 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Irwan P Ratu Bangsawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi politik identitas. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pada saat menghadiri wisuda ke-84 Sarjana UIN Raden Fatah Palembang Sabtu (18/3), ada yang menggelitik terkait orasi ilmiah yang disampaikan Staf Ahli Menteri Agama bidang Hukum dan HAM, Prof. Dr. Abu Rohmad, M. Ag.
ADVERTISEMENT
Dalam orasi ilmiah tersebut, dibahas tentang identitas politik dan politik identitas.Tidak semua yang dibahas Abu Rohmad dapat saya terima dalam perspektif keberagaman sebab pembahasannya cenderung stereotipe ala-ala Menteri Agama Yaqut C. Qoumas.
Pada artikel ini penulis mencoba untuk melihat kedua istilah tersebut secara lebih netral. Identitas politik dan politik identitas memang telah menjadi topik yang semakin populer dalam debat publik dalam beberapa tahun terakhir.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang kepentingan identitas dalam politik, pertanyaan yang muncul adalah apakah identitas politik membentuk pandangan politik seseorang atau sebaliknya? Apakah pandangan politik seseorang membentuk identitas politik mereka?
Namun, apa pun pandangan kita tentang identitas politik dan politik identitas, satu hal yang pasti adalah bahwa keduanya saling terkait dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan politik kita.
ADVERTISEMENT
Melalui artikel ini, kita akan mencoba memahami lebih dalam tentang hubungan antara keduanya dan mencari tahu bagaimana kita dapat menyeimbangkan kepentingan identitas politik dengan kebutuhan untuk mencapai kesepakatan dan keadilan dalam kebijakan publik.

Hubungan Identitas Politik dan Politik Identitas

Identitas politik dan politik identitas saling terkait dalam cara yang kompleks dan terkadang rumit. Identitas politik mengacu pada cara di mana seseorang mengidentifikasi dirinya secara politik, termasuk partai politik, pandangan politik, dan posisi politik.
Sementara itu, politik identitas berkaitan dengan cara di mana kelompok-kelompok sosial yang berbeda mengorganisasi diri mereka sendiri dan memperjuangkan hak-hak mereka, berdasarkan faktor-faktor seperti agama, etnis, gender, dan orientasi seksual.
Dalam politik identitas, identitas kelompok menjadi titik fokus yang penting dalam pengambilan keputusan politik. Kelompok identitas seringkali mengidentifikasi diri mereka sebagai korban atau tertindas oleh kelompok identitas lain, sehingga membuat mereka merasa perlu untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan mereka.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, politik identitas bertujuan untuk mengatasi diskriminasi atau ketidakadilan yang dianggap terjadi terhadap kelompok identitas tertentu.
Salah satu karakteristik utama dari politik identitas adalah bahwa kepentingan kelompok identitas menjadi prioritas utama. Hal ini dapat menyebabkan perdebatan politik menjadi lebih polarisasi dan seringkali sulit untuk mencapai kesepakatan di antara kelompok identitas yang berbeda.
Politik identitas juga dapat berdampak pada dinamika kekuasaan politik dan pembentukan kebijakan publik. Kelompok identitas tertentu dapat menggunakan kekuatan politik mereka untuk mempengaruhi pembuat kebijakan dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kelompok mereka.
Namun, politik identitas juga memiliki dampak positif. Dalam beberapa kasus, politik identitas dapat menjadi sarana untuk memperjuangkan hak-hak kelompok yang terpinggirkan dan mempromosikan kesetaraan dalam masyarakat. Selain itu, politik identitas juga dapat memperkaya keberagaman budaya dan meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu sosial yang penting.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, hubungan antara identitas politik dan politik identitas dapat dilihat dalam cara di mana identitas politik seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor identitas lainnya, seperti agama atau etnis.
Sebaliknya, politik identitas dapat memengaruhi cara seseorang memandang dan mengartikulasikan identitas politik mereka. Misalnya, seseorang mungkin menjadi lebih cenderung untuk mendukung partai politik tertentu atau memiliki pandangan politik tertentu karena faktor-faktor identitas seperti agama atau etnis yang mempengaruhi pengalaman hidup mereka.
Namun, ketika identitas politik dan politik identitas bertentangan atau bertabrakan, hal ini dapat menyebabkan konflik dan ketegangan dalam kehidupan politik.
Misalnya, ketika kelompok-kelompok identitas tertentu merasa tidak diwakili atau diabaikan dalam politik, mereka mungkin mengorganisir diri mereka sendiri dan memperjuangkan hak-hak mereka secara lebih eksklusif, yang dapat memperlebar kesenjangan politik antara kelompok-kelompok identitas yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kasus, politik identitas juga dapat menjadi alat bagi politisi dan partai politik untuk memperoleh kekuasaan atau dukungan dalam pemilihan umum. Hal ini dapat mengarah pada politik identitas yang tidak sehat dan pembakaran sentimen anti-kelompok lain, yang berpotensi memecah-belah masyarakat dan memperburuk ketegangan politik.
Akhirnya, hubungan antara identitas politik dan politik identitas adalah kompleks dan terkadang rumit, dan sangat bergantung pada konteks politik dan sosial tertentu.
Penting untuk mencari cara untuk mengelola konflik dan kesenjangan politik yang muncul akibat perbedaan identitas politik dan politik identitas, sambil memastikan bahwa hak-hak dan kepentingan semua kelompok identitas dipertimbangkan secara adil dalam kebijakan publik.

Menyeimbangkan Kepentingan

Menyeimbangkan kepentingan antara identitas politik dan politik identitas dengan kebutuhan untuk mencapai kesepakatan dan keadilan dalam kebijakan publik adalah sebuah tantangan kompleks. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
ADVERTISEMENT
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mempertimbangkan kepentingan semua kelompok identitas dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, penting untuk memperhatikan pandangan dan pengalaman kelompok identitas yang berbeda-beda.
Selain itu, penting juga untuk membangun dialog antarkelompok identitas yang berbeda. Dengan cara ini, kita dapat menciptakan kesepahaman dan memperkuat jaringan kerja sama antar kelompok identitas yang berbeda.
Selain itu, kita juga perlu menghindari politik identitas yang eksklusif. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan bahwa kelompok identitas yang berbeda bukanlah musuh, melainkan partner yang perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Kita juga perlu mempertimbangkan ulang bagaimana kita mengukur keberhasilan kebijakan publik. Sebab, fokus yang terlalu berlebihan pada tujuan kebijakan yang sangat spesifik dapat mengabaikan pentingnya kebutuhan dan kepentingan kelompok identitas yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, melibatkan semua pihak yang terkait dalam proses pengambilan keputusan, termasuk kelompok identitas yang berbeda, dapat membantu kita mencapai kesepakatan yang lebih baik. Sehingga, kebijakan yang dihasilkan mencerminkan kepentingan semua pihak.
Selain itu, penting untuk mempromosikan literasi politik dan pengertian yang lebih baik tentang identitas politik dan politik identitas. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya memperhatikan kepentingan semua kelompok identitas dalam kebijakan publik.
Terakhir, kita perlu menghindari kesalahan kognitif yang dapat memperkuat polarisasi dan kebencian antar kelompok identitas. Misalnya, bias konfirmasi dapat memperkuat keyakinan kita sendiri dan mengurangi kemauan untuk mempertimbangkan perspektif kelompok identitas yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan bukti dan pendapat yang berbeda-beda dengan terbuka dan kritis.
ADVERTISEMENT