Angkot Merah Muda

Irwan Aulian Mulyana
Content Writer
Konten dari Pengguna
28 Desember 2021 10:32 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Irwan Aulian Mulyana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by <a href="https://unsplash.com/@aples?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Alex Plesovskich</a> on <a href="https://unsplash.com/s/photos/pink-bus?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a>
zoom-in-whitePerbesar
Photo by <a href="https://unsplash.com/@aples?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Alex Plesovskich</a> on <a href="https://unsplash.com/s/photos/pink-bus?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditCopyText">Unsplash</a>
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada bulan juni 2011, tepatnya pada saat seluruh sekolah memulai kembali semua aktifitas pembelajaran setelah liburan akhir semester. Di pinggir jalan, ada seorang gadis SMA yang sedang menunggu kendaraan umum pada saat itu. Dia adalah Claudya, siswi baru yang akan masuk ke salah satu SMA swasta di Bekasi. Tubuhnya tinggi semampai, memiliki lesung pipi, berponi depan, dan rambut belakangnya dikuncir dua. Dia hanya tinggal berdua bersama adik dari ibunya di kota tersebut. Sebelumnya dia menetap di Palembang bersama dengan ibu dan ayahnya. Demi meneruskan sekolahnya, dia pun rela pindah ke Bekasi dan tinggal bersama dengan adik dari ibunya.
ADVERTISEMENT
Setelah menunggu sekitar 5 menit, akhirnya angkot yang ditunggu-tunggu pun muncul dari kejauhan. Seketika, dia melambaikan tangannya seraya memberi isyarat kepada sopir angkot tersebut untuk berhenti. Angkot tersebut langsung berhenti tepat di depannya dan dia pun langsung bergegas untuk menaiki angkot tersebut.
Sama seperti biasanya, semua penumpang angkot tersebut berasal dari semua kalangan. Mulai dari orang-orang yang membawa barang dagangan, orang kantoran, ibu-ibu yang membawa barang belanjaannya, maupun para anak sekolah sama seperti Claudya.
Dari sekian banyaknya orang-orang yang menaiki angkot tersebut, Claudya selalu melirik ke depan, tepatnya melihat ke arah tempat duduk di sebelah sopir angkot itu. Bukan tanpa alasan, di sana ada seorang remaja laki-laki seusianya dan memakai pakaian SMA yang sama seperti dirinya. Remaja laki-laki itu memiliki rambut pendek, kulitnya berwarna kuning langsat, dan memiliki bulu mata yang lentik. Dia sedang memakai headset di telinganya, mungkin dirinya sedang mendengarkan sebuah musik atau justru audio mengenai materi pelajaran.
ADVERTISEMENT
Ketika Claudya sedang asik memandangi remaja tersebut, tiba-tiba remaja itu menoleh ke arah Claudya dengan cepat, sembari memberikan senyum manisnya. Ketika itu, jantung Claudya seperti ingin meledak, wajahnya memerah seketika dan badannya gemetar. Dia tidak bisa berbuat apa-apa selain membalas senyuman remaja itu, dengan wajah yang terlihat sedikit tersipu malu.
Sesaat mereka sedang bertatap-tatapan satu sama lain, angkot yang mereka tumpangi itu tiba-tiba berhenti. Ternyata ada seorang wanita tua yang ingin menaiki angkot tersebut. Melihat semua tempat duduk sudah dipenuhi oleh para penumpang, remaja yang sedang duduk di depan tadi mengalah dan membiarkan wanita tua itu untuk duduk di tempatnya. Akhirnya, pria itu bergelantungan pada pintu angkot bersama kernet angkot tersebut.
ADVERTISEMENT
Melihat kejadian tersebut, Claudya semakin kagum pada remaja itu. Dia berharap agar mereka berdua bersekolah di tempat yang sama agar dirinya bisa berkenalan dengan remaja tersebut. Tak hanya sampai di situ saja, Claudya tetap memandanginya sesaat remaja itu masih bergelantungan di pintu angkot. Tiba-tiba, kernet angkot yang berada di samping remaja itu mengira jika Claudya sedang memandangi kernet tersebut. Lalu kernet itu berbicara, “Neng, jika sedang memandangi saya, jangan terlalu lama ya. Nanti jika kamu suka sama saya bagaimana? Pasti akan jadi repot.” Ucapnya dengan nada bercanda.
Claudya kaget, dia pun langsung membalas, “tidak kok, Bang. Siapa juga yang sedang memandangi Abang. Saya cuma sedang melihat orang yang berada di samping Abang.” Dengan nada sedikit kesal.
ADVERTISEMENT
Seluruh penumpang langsung tertawa seketika mendengar ucapan dari kedua orang itu. Suasana di angkot tersebut semakin hidup. Kernet itu juga membalas ucapan Claudya, “Wah.. Kamu sedang dipandangi oleh si Eneng yang cantik itu tuh.” Berbicara sambil mencolek remaja yang berada di sampingnya. Remaja itu hanya tersenyum dan tersipu malu setelah mendengar ucapan kernet angkot tersebut.
Para penumpang lainnya pun menyoraki mereka berdua, “cie.. cie..” Bersorak secara bersamaan. Pipi keduanya memerah, terlihat senyuman manis terlukis di bibir mereka setelah mendengar semua penumpang menyoraki mereka berdua.
Tidak berapa lama, remaja itu menyuruh sopir angkot tersebut untuk memberhentikan angkotnya. Ternyata dirinya sudah sampai di lokasi tujuannya, SMA yang berbeda dengan Claudya. Sebelum angkot tersebut kembali berangkat, remaja itu berkata, “semuanya, saya turun terlebih dahulu ya.” Sambil melambaikan tangannya dan tersenyum kepada Claudya.
ADVERTISEMENT
Claudya merasa sedih, setelah mengetahui jika mereka berdua ternyata berbeda sekolah. Tetapi, dia tetap optimis jika suatu hari nanti mereka berdua akan kembali bertemu, walaupun mereka belum sempat berkenalan. “Tidak apa-apa, siapa tahu saja suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi, mungkin di angkot ini ataupun di tempat lain.” Ucapnya dalam hati.
Setelah kejadian tersebut, angkot itu kembali melaju bersamaan dengan kenangan manis di dalamnya. Claudya sangat senang karena bisa bertemu dengan remaja tersebut pada hari itu di dalam angkot yang dia tumpangi.
Keesokan hari maupun hari-hari berikutnya, Claudya tidak pernah bertemu lagi dengan remaja tersebut. Pada saat dia berangkat ke sekolah ataupun pulang sekolah, saat menaiki angkot yang sama pada hari selanjutnya, maupun angkot lainnya.
ADVERTISEMENT
Itulah sedikit kisah yang dialami oleh Claudya pada hari itu. Bagaimana pengalaman hidupnya pada saat itu di sebuah angkot biasa yang di dalamnya terdapat kenangan manis dirinya bersama dengan para penumpang angkot lainnya.