Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Timnas Italia yang Dibayangi Rekor Buruk Saat Bertemu dengan Spanyol
6 Juli 2021 22:44 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:49 WIB
Tulisan dari Isa Anshar Jusuf tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pertemuan terakhir kedua tim terjadi pada tahun 2017, saat babak kualifikasi Piala Dunia 2018, di mana Italia yang masih dilatih Giampiero Ventura, dicukur tim matador , tiga gol tanpa balas. Italia sendiri akhirnya tak berhasil lolos ke Putaran Final Piala Dunia di Rusia. Seharusnya saat itu, Pemain Italia biar kuat minum Kuku Bima, Roso!
Sementara, jika dilihat dari lima pertemuan di kompetisi resmi EURO, Italia dan Spanyol sama kuat, di mana Italia berhasil dua kali menang di EURO 1988 dan 2016, begitu juga dengan Spanyol yang menang dua kali di EURO 2008 serta EURO 2021. Laga lainnya berakhir imbang.
Namun, walaupun sama kuat di kompetisi resmi EURO, Spanyol tetap unggul jika dilihat dari esensi kemenangan yang didapat. Itu karena satu kemenangan Spanyol di EURO 2012, adalah kemenangan di final yang membuatnya menjadi back to back champion, karena empat tahun sebelumnya, mereka juga berhasil meraih juara.
Tentu kita tidak lupa, ketika di final EURO 2012, Timnas Italia berhasil dilibas 4 gol tanpa balas. Padahal, di pertemuan perdana keduanya di fase grup, berakhir imbang 1-1 dengan Italia lebih dulu mencuri gol lewat kaki Antonio Di Natale sebelum disamakan oleh Cesc Fabregas.
ADVERTISEMENT
Nah, Ada empat pemain yang bermain pada malam final tersebut akan kembali berjumpa dini hari nanti. Jordi Alba dan Sergio Busquets dari tim matador dan Giorgio Chiellini serta Leonardo Bonucci di sisi Gli Azzuri. Jordi Alba bahkan menyumbangkan gol pada laga final tersebut. Artinya, memori malam final di stadion NSC Olimpiyskiy, Ukraina, masih akan menjadi bumbu pada pertandingan nanti.
Italia yang Revolusioner
Italia sendiri di EURO 2020 ini, memiliki asa yang tinggi untuk bisa menjadi juara, di mana ada satu sosok kontroversi namun revolusioner yang bisa membawa Italia ke prestasi yang direngkuh terakhir kali pada tahun 1968, atau di edisi ketiga sejak EURO pertama kali digelar.
Sosok itu adalah pelatih Roberto Mancini , si penulis tesis 'trequartista', posisi yang dimainkannya saat jadi pesepakbola, sebagai syarat kelulusannya di akademi pelatih.
Mancini, pemain flamboyan yang semasa pemain pernah menjadi punggawa Samdoria dan Lazio ini, memang benar-benar melakukan revolusi permainan Italia, sehingga tampil menyerang dan selalu mampu mencetak gol banyak. Hal yang kadung jarang dilakukan Italia di masa-masa lampau, karena menggunakan pakem Catenaccio, dengan pertahanan yang sangat kuat.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan meninggalkan pakem lama itu, justru Mancini mampu memberikan bukti, di mana anak asuhnya kini sudah menjalani 32 laga tanpa terkalahkan. Lima di antaranya dibuat di ajang EURO 2020, termasuk ketika meluluh lantahkan 'generasi emas' sepak bola Belgia di babak perempatfinal.
Sayangnya, Italia harus kehilangan Leonardo Spinazzola yang mengalami cedera parah saat berjumpa dengan Belgia. Padahal, pemain asal AS Roma ini, adalah pemain tercepat yang dimiliki oleh Italia. Hal ini, tentu akan menjadi faktor lemah, mengingat Emerson Palmieri tak seeksplosif Spinazzola.
Semoga saja Emerson, si 'oriundi' ini, biar kuat minum Kuku Bima, Roso!, sehingga bisa menggantikan posisi yang ditinggalkan Spinazzola, si pemain tercepat Italia serta turnamen EURO 2020, serta membawa kemenangan untuk timnas Italia atas Spanyol, dan berhak melaju ke babak Final.
ADVERTISEMENT
Dan untuk para penggemar sepak bola di Indonesia, karena jadwal pertandingan akan berlangsung dini hari nanti, jangan lupa biar kuat minum Kuku Bima, Roso!.
isa anshar jusuf
Fans Italia