Konten dari Pengguna

Kasus Pelecehan Seksual di Indonesia Meningkat, Apa Penyebabnya ?

Ishlah Meisar zein
Mahasiswa Semester 3 Universitas Muhammadiyah Tangerang Program Studi Ilmu Komunikasi
17 Desember 2021 10:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ishlah Meisar zein tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh Rebcenter-moscow dari pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh Rebcenter-moscow dari pixabay
ADVERTISEMENT
Pelecehan seksual adalah perilaku meremehkan atau merendahkan orang lain yang berkaitan dengan seks, termasuk perilaku verbal atau fisik serta permintaan-permintaan lainnya yang merujuk pada seks. Meski pada umumnya perempuan yang sering menjadi korban pelecehan seksual, tetapi tidak menutup kemungkinan laki-laki juga bisa menjadi korbannya.
ADVERTISEMENT
Menurut komisioner tim pemantau Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi, pelecehan seksual juga merupakan salah satu bentuk tindakan kekerasan seksual.
Kekerasan seksual ialah aktivitas seksual yang dilakukan tanpa persetujuan korban. Bentuk kekerasan seksual dapat berupa pemerkosaan terhadap orang asing, pemerkosaan dalam pernikahan atau pacaran, pelecehan seksual secara mental atau fisik, aborsi paksa, dan pelecehan seksual terhadap anak.
Lantas, apa yang menjadi penyebab meningkatnya kasus pelecehan seksual di Indonesia.?
Dilihat dari data yang dipaparkan oleh CNN Indonesia pada tanggal 19 agustus 2021. Dari data tersebut Komnas Perempuan mencatat telah terjadi sebanyak 2.500 kasus kekerasan terhadap perempuan pada periode Januari hingga Juli 2021.
Kasus kekerasan terhadap perempuan pada tahun 2021, melebihi rekor tahun 2020 yang hanya tercatat sebanyak 2.400 kasus. Dilansir dari CNNIndonesia. Andi Yetriyani, ketua Komnas Perempuan mengatakan selama pandemi COVID-19 kasus kekerasan terhadap perempuan meningkat hanya dalam waktu enam bulan pada tahun 2021, jumlah kasus telah melebih total tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, total kasus pada 2020 tersebut meningkat menjadi 68 persen dibandingkan 2019. Umumnya, orang berpikir bahwa pelecehan seksual biasa terjadi pada perempuan di tempat sepi dengan busana yang minim, padahal faktanya pelecehan seksual banyak terjadi di ruang publik, seperti jalan umum, angkutan umum, sekolah dan kampus.
Pelecehan seksual dapat terjadi di mana saja dan kepada siapa saja, bahkan dalam ruang lingkup keluarga sekalipun. Pakaian juga tidak dapat dijadikan sebagai alasan seseorang menjadi korban pelecehan seksual, karena dari hasil survei yang dipaparkan oleh Koalisi Ruang Publik Aman terdapat 17 persen responden hijab yang telah menjadi korban pelecehan seksual.
Pelecehan seksual bukan hanya sekadar sentuhan, tetapi juga apa yang disebut sebagai catcalling, siulan, sindiran, hingga pelecehan seksual melalui dunia maya seperti komentar-komentar bernada seksual yang tidak sepatutnya.
ADVERTISEMENT
Seperti contoh kasus yang baru-baru ini terjadi, yaitu kasus kekerasan seksual hingga kehamilan yang dialami oleh Novia Widyasari, tak hanya itu dia juga dipaksa melakukan aborsi oleh sang pacar. Lalu saat keluarganya mengetahuinya, apakah dia mendapat perlindungan? tidak, dia malah mendapat hinaan dan cacian yang dilontarkan oleh om nya.
Contoh kasus lainnya, yaitu 2 orang anak di padang yang diperkosa bergilir oleh anggota keluarganya. bahkan saat mereka melapor ke tetangganya, tetangganya malah ikut memperkosanya. Bahkan ada juga kasus seorang pemilik yayasan yang memperkosa 13 santrinya hingga ada beberapa yang sampai melahirkan.
Dari beberapa contoh kasus di atas maka dapat saya simpulkan. Yang mana menurut saya ada beberapa penyebab kasus pelecehan seksual di Indonesia meningkat ialah dikarenakan kebanyakan orang memilih diam saat mengalami pelecehan seksual baik di sosial media ataupun secara fisik di mana korban berpikir bahwa itu adalah sebuah aib bagi dirinya sehingga dia merasa malu dan enggan untuk melaporkannya.
ADVERTISEMENT
Hal inilah yang membuat pelaku merasa aman sehingga dapat terus menerus melakukannya atau terkadang pelaku mengancamnya dengan ancaman yang membuat korban tak dapat melaporkannya Selain itu, korban pelecehan seksual juga tak sedikit yang mendapat hinaan bahkan hingga di jauhkan oleh masyarakat sekitar.
Rumah yang seharusnya bisa menjadi tempat berlindung yang aman bagi mereka, tetapi malah sebaliknya. lalu keluarga yang seharusnya dapat membantu, tetapi malah menjatuhkan mental korban.
Lantas ke mana lagi para korban harus berlindung dan mengadu? saat orang yang dipercaya dapat membantu korban, tetapi malah memperparah keadaan. Hal seperti inilah yang terkadang membuat korban memilih diam dan enggan mengungkapkan permasalahan-permasalahan pelecehan seksual yang dialaminya.
Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat sudah seharusnya memiliki kepekaan dan toleransi yang tinggi. kita juga harus dapat membantu dan menolong korban bukan malah menghindar atau menghina, karena korban sangat membutuhkan support dari orang-orang terdekatnya, terutama keluarganya. karena sejatinya, korban pelecehan seksual sama halnya seperti orang lain, memiliki hak untuk dihormati dan dihargai.
ADVERTISEMENT
"Jangan hanya didik anak perempuan mu, tetapi ajarkan juga anak laki-lakimu."