Konten dari Pengguna

Puasa di Tengah Pandemi dan Spirit Kemanusiaan

Islam Syarifur Rahman
Peneliti PUSAD UMSurabaya
29 April 2021 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Islam Syarifur Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Era pandemi tentunya menjadikan puasa ini sangat berbeda dengan puasa di tahun-tahun sebelumnya karena mengakibatkan dampak di setiap aspek kehidupan manusia. Situasi pandemi sampai hari ini telah memasuki pertengahan bulan ramadhan. Tapi, apakah dengan kondisi seperti ini kepekaan kita terhadap aktivitas-aktivitas sosial akan hilang?
ADVERTISEMENT
Mungkin kejadian alam saat ini membawa dampak negatif dengan waktu yang cepat dan singkat terhadap lingkungan, baik keadaan alam ataupun keadaan sosial di bumi ini. Biasanya, spirit kemanusiaan di bulan suci ramadhan ini pasti meningkat, umat muslim ber-Fastabiqul Khoirot untuk menggapai pahala yang jelas akan dilipatgandakan selama bulan ramadhan ini.
Dalam pesan agama, bencana telah menjadi ketetapan oleh Allah, sebagaimana dalam QS. Al-Hadid: 22-23, isinya terdapat pesan berupa hiburan dari Allah agar kita tidak terlalu berduka cita menghadapi musibah, dan menjadi peringatan bagi mereka orang yang sombong dengan kenikmatan yang berupa kesenangan duniawi.
Dalam Al-quran surah al-Baqarah ayat 148, Allah SWT berfirman, yang artinya, “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.
ADVERTISEMENT
Jika orang yang bertakwa yakni mereka yang tidak mengotori jiwa lahirnya dengan hal-hal yang berlawanan. Pula tidak mengotori jiwa batinnya dengan interaksi sosial. Sehingga, orang tersebut hendak senantiasa berupaya untuk tetap menjalankan ikatan dengan Allah, serta bisa berinteraksi secara sosial.
Dalam prinsip ketakwaan juga dijelaskan Seperti di dalam surah Ali-Imran ayat 134: "(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
Masyarakat harus mampu “bergandeng tangan” untuk dapat meringankan beban satu dengan yang lain, sifat tolong menolong akan menjadi jalan keluar disetiap permasalahan dan jangan sampai membeda-bedakan satu dengan yang lain seperti agama, golongan, ras, ataupun yang lainnya. Pada akhirnya spirit kemanusiaan ini menjadi visi kemanusiaan atas dasar kepekaan dan keikhlasan.
ADVERTISEMENT
Pandemi dan spirit pengorbanan
Menguraikan spirit pengorbanan yang luar biasa dilakukan oleh Nabi Ibrahim, di mana Nabi Ibrahim sudah lama menunggu untuk diberi keturunan akhirnya Allah SWT berkenan memberikannya seseorang anak lak-laki. Namun, ketika anak itu sudah mulai berkembang dan sedang lucu-lucunya, justru mendapat perintah dari Allah SWT lewat mimpi untuk menyembelih si buah hati tersebut.
Luar biasanya, setelah perintah itu di komunikasikan kepada si anak yang tidak lain adalah Nabi Ismail, akhirnya si anak pun dengan sangat tabah bersedia untuk disembelih oleh bapaknya sendiri
Bulan ramadhan ini merupakan masa di mana kita bisa melakukan refleksi pada diri kita dan juga kehidupan spiritual kita. Ramadhan juga mengajarkan kita untuk jauh lebih dekat dengan Tuhan, atau pun dengan sesama.
ADVERTISEMENT
Islam telah menetapkan konsep kemanusiaan sebagai prioritas untuk mewujudkan tatanan masyarakat yang sempurna dengan menanamkan hubungan kebersamaan serta membangun solidaritas di masa pandemi sebagai bentuk penerapan misi kemanusiaan dengan kepekaan atas keadaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan primernya.
Melihat kondisi COVID-19 ini kita harus menyikapinya dengan ikhlas dan sebagai sesuatu yang lumrah, ini menjelaskan bahwa kondisi manusia tidak bisa selalu berada di posisi yang selalu nyaman dan tenang. Banyak ujian yang akan dialami oleh setiap manusia mulai dari kehilangan pekerjaan, kehilangan anak, kehilangan harta benda serta cobaan sakit ataupun pandemi saat ini. Cobaan atau ujian tersebut tidak hanya dialami oleh manusia, kondisi tersebut juga banyak dialami oleh Nabi dan Rasul.
Ramadhan menjadi momen untuk umat Islam dapat mengaplikasikan pesan-pesan Allah SWT untuk tetap menyeimbangkan dimensi personal dan dimensi sosial, tetap meningkatkan hubungan dan interaksi yang kuat antar manusia karena kondisi ini adalah tanggung jawab kita semua dalam dimensi sosial.
ADVERTISEMENT
Islam dan kemanusiaan
Dewasa ini, di tengah wabah corona yang sampai hari ini belum mereda krisis sosial dan krisis kemanusiaan telah terjadi dan beragam bentuknya. Kejadian ini sangat memprihatinkan dan harus segera diakhiri. Gerakan-gerakan humanisme harus digalakkan untuk memperjuangkan kepentingan manusia, baik dalam hubungannya dengan kepentingan fisik-material maupun kepentingan mental-spiritual.
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin bisa dimaknai dengan bentuk gerakan kasih sayang untuk kebaikan sesama manusia ataupun dengan alam, serta dapat memberikan ketentraman dan kesejukan bagi kehidupan seluruh manusia.
Islam rahmatan lil ‘alamin ini merupakan pesan al-Qur’an surat Al-Ambiya, (21) ayat 107: “Tidaklah Kami utus engkau (Muhammad) melainkan agar menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Ramadhan bulan persaudaraan (Syahru al-Ukhuwwah). Pada bulan ini Allah mendidik kaum muslimin untuk lebih mencintai, menghargai dan peduli terhadap saudara-saudaranya. Rasulullah SAW mengajarkan dengan ringan untuk bersedekah di bulan ini, memberi makanan bagi orang yang berpuasa, menunaikan zakat, dan membuang dengki dan sifat-sifat buruk terhadap saudaranya.
ADVERTISEMENT
Dalam gerakan humanisme yang dikemas dengan rahmatan lil ‘alamin inilah kita mampu memberikan kontribusi kemanusiaan di tengah pandemi walaupun kita sedang disibukkan menjalankan kegiatan-kegiatan ibadah di bulan puasa ini. Apabila kesadaran manusia terhadap ajaran welas asih diaplikasikan dengan baik, insyallah sudah jelas problem-problem sosial yang terjadi di masyarakat selama pandemi bisa teratasi dengan baik.
Islam rahmatan lil alamin mempunyai sumber normatif serta historis yang cukup kokoh. Secara normatif Islam rahmatan lil alamin bisa ditemukan pada misi pokok ajaran Islam tentang Iman, Islam serta Ihsan. Iman yang terdapat dalam dada serta kepercayaan tidak hanya suatu pengakuan dalam hati serta diucapkan dengan kata-kata, melainkan wajib diiringi dengan pengalaman serta praktiknya.