news-card-video
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Rokok, Sahabat yang Menghancurkan Paru-paru

Islam Syarifur Rahman
Peneliti PUSAD UMSurabaya
15 Maret 2025 18:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Islam Syarifur Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi foto pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi foto pixabay.com
ADVERTISEMENT
Merokok sering dianggap sebagai kebiasaan yang sulit dilepaskan, bahkan bagi sebagian orang, rokok menjadi 'sahabat' dalam berbagai situasi. Namun, di balik kepulan asap yang menemani, tersembunyi ancaman serius yang merusak organ penting dalam tubuh, terutama paru-paru. Salah satu penyakit yang erat kaitannya dengan rokok adalah pneumonia, infeksi paru-paru yang dapat mengancam nyawa.
ADVERTISEMENT
Menurut data terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merokok menjadi penyebab utama dari lebih dari 8 juta kematian setiap tahun, dan hampir 1,3 juta di antaranya adalah perokok pasif yang terkena dampak meskipun tidak merokok secara langsung.
Salah satu dampak nyata dari kebiasaan merokok adalah meningkatnya risiko terkena pneumonia, yaitu infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di alveoli (kantung udara dalam paru-paru)
Pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan pada alveoli, kantung udara kecil di dalam paru-paru, yang kemudian dapat terisi oleh cairan atau nanah. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, tetapi lebih berisiko bagi bayi, lansia, serta individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Rokok dan Penghancuran Paru-paru: Fakta yang Tak Terbantahkan
ADVERTISEMENT
Setiap batang rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia, di mana 69 di antaranya bersifat karsinogenik atau memicu kanker dan pneumonia. Ketika asap rokok masuk ke dalam paru-paru, ia merusak lapisan pelindung yang seharusnya menjaga sistem pernapasan dari infeksi. Akibatnya, paru-paru menjadi lebih rentan terhadap serangan bakteri, virus, dan zat beracun lainnya
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko lebih dari 20 kali lipat terkena kanker paru-paru dibandingkan dengan non-perokok. Selain itu, mereka juga berisiko lebih tinggi mengalami Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, bronkitis kronis, dan pneumonia. Merokok juga mengurangi kapasitas paru-paru, membuat seseorang lebih mudah mengalami sesak napas bahkan saat melakukan aktivitas ringan.
Bahaya rokok tidak hanya mengintai perokok aktif, tetapi juga perokok pasif. Paparan asap rokok di lingkungan dapat meningkatkan risiko infeksi paru-paru pada anak-anak, memperburuk kondisi penderita asma, dan bahkan meningkatkan kemungkinan terkena kanker paru-paru bagi mereka yang tidak pernah merokok sekalipun.
ADVERTISEMENT
Asap Rokok: Pembunuh Senyap bagi Bayi
Bagi sebagian orang, merokok sudah menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Namun, di balik setiap kepulan asap yang tampak sepele, ada ancaman serius yang mengintai, terutama bagi bayi yang belum memiliki perlindungan tubuh sekuat orang dewasa. Asap rokok yang terhirup oleh bayi bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius, bahkan meningkatkan risiko kematian mendadak.
Ketika seseorang merokok di dalam rumah atau dekat bayi, asap rokok tidak hanya menghilang begitu saja. Partikel beracun yang terkandung dalam asap rokok dapat menempel di pakaian, rambut kursi, sofa, dan udara dalam waktu lama. Ini berarti bayi tetap menghirup zat beracun bahkan setelah rokok dimatikan.
Bayi yang sering terpapar asap rokok lebih rentan terkena pneumonia, bronkitis, dan infeksi telinga berulang yang bisa mengganggu pendengarannya. Asap rokok juga bisa menyebabkan bayi mengalami gangguan pernapasan kronis, memperparah kondisi asma, dan meningkatkan risiko alergi sejak dini.
ADVERTISEMENT
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tinggal dengan perokok memiliki risiko dua hingga tiga kali lebih tinggi mengalami sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS dibandingkan bayi yang tumbuh di lingkungan bebas asap rokok.
Pneumonia merupakan penyakit serius yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Mengenali gejala sejak dini, menerapkan langkah pencegahan, dan menjalani pengobatan yang tepat adalah kunci untuk mengurangi dampak penyakit ini. Oleh karena itu, menjaga kesehatan paru-paru dengan menghindari faktor risiko seperti merokok dan polusi udara sangat penting untuk mencegah pneumonia dan menjaga kualitas hidup.