Konten dari Pengguna

Varian Baru Covid-19, Masyarakat Tidak Boleh Lengah

Islam Syarifur Rahman
Peneliti PUSAD UMSurabaya
1 Oktober 2021 10:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Islam Syarifur Rahman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dunia masih dalam belenggu pandemic Covid-19 dan virus ini belum berhenti untuk bermutasi, setelah semua negara berjuang untuk lepas dari belenggu dari setiap varian yang muncul. Setelah varian delta, disusul varian MU dan varian R.1 yang lebih menakutkan dan lebih menular disbanding dengan virus corona lainnya, sekitar 50 persen lebih menular sehingga ini membuat masyarakat semakin khawatir dan cemas.
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia atau yang disebut WHO menyebutkan bahwa orang yang yang sudah terinveksi varian delta ini akan beresiko tinggi mengalami gejala-gejala yang berat dan membutuhkan perawatan dirumah sakit. Namun, menurut WHO vaksin yang sudah tersedia saat ini tetap efektif varian baru virus corona.
Berbicara varian MU yang menjadi perhatian khusus oleh WHO memiliki kumpulan mutasi yang berpotensi lolos dari kekebalan namun varian ini masih belum menunjukkan kekhawatiran kasus seperti Delta. Yang perlu diketahui dari varian ini adalah resiko penularan tergantung pada pertumbuhan kasusnya, sehingga masyarakat banyak yang khawatir bisa menembus pertahanan kekebalan tubuh.
Varian MU menjadi lebih menghawatirkan karena diketahui mempunyai sekelompok mutasi yang membuat lebih tahan terhadap vaksin dilansir theguardian.com. Masyarakat harus tetap wasapada walaupun varian MU ini belum terdeteksi penularannya lebih banyak seperti varian yang lain.
ADVERTISEMENT
dengan cara tetap ikuti protocol kesehatan walaupun sudah divaksin, selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, selalu menggunakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain.
Masyarakat masih banyak yang abai terhadap protokol kesehatan bahkan masih banyak tidak percaya terhadap vaksin, dalam hasil Survei Lembaga Indonesia (LSI) menunjukkan ada sekitar 36,4 persen masyarakat tidak bersedia divaksin. Banyak masyarakat yang menganggap dirinya sehat sehingga tidak membutuhkan vaksin.
Memerangi covid yang sampai saat ini belum selesai, bahkan sudah ada varian-varian baru yang membuat virus ini semakin mengkhawatirkan. Peran masyarakat menjadi bagian penting dalam penanganan Covid-19, masyarakat harus mempunyai inisiatif dan kesadaran diri dalam melaksanakan protokol kesehatan.
Walaupun kasus corona di Indonesia menunjukkan tren menurun, kita tetap harus mewasapadai gelombang-gelombang berikutnya. Indonesia sudah mencoba melakukan pembelajaran tatap muka pada anak sekolah yang akhirnya ribuan siswa terinfeksi Covid-19. Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengkhawatirkan terjadinya penularan pada anak apalagi mereka adalah kelompok yang belum mendapatkan vaksin.
ADVERTISEMENT
Belum lama pemberitaan banyak orang yang terkonfirmasi Covid berkeliaran di jalan dan pergi ke mall yang ditemukan pemerintah pada evaluasi penerapan Aplikasi Peduli Lindungi. Jangan sampai masyarakat yang terus abai dan menganggap remeh covid membuat pandemi ini seakan tiada akhir.
Pandemi Tiada Akhir?
Akhir tahun 2020 sudah tinggal menghitung hari dan kita belum tau kapan pandemic ini berakhir dan sudah banyak kekacauan yang terjadi selama pandemic. Tak hanya kesehatan, ekonomi mempunyai dampak yang serius akibat virus corona. Pembatasan aktivitas masyarakat menjadi terhambat yang berpengaruh pada bisnis kemudian berimbas pada perekonomian
Vaksin yang alhamdulillah disediakan gratis untuk masyarakat Indonesia ternyata masih banyak yang enggan untuk divaksin, protokol kesehatan yang selalu digaungkan agar masyarakat tidak terpapar virus corona masih banyak yang melanggar. Pada akhirnya banyak pertanyaan yang muncul sampai kapan kita berperang melawan virus ini?, sampai saat ini belum ada yang bisa menjawab kapan perang ini berakhir.
ADVERTISEMENT
Meski para ahli telah memprediksi berakhirnya pandemic Covid-19, nyataya sampai hingga akhir juli 2020 belum juga berakhir. Kehidupan New Normal ternyata hanya menjadi wacana belaka karena virus ini masih merajalela dan terus bermutasi, ketidakpastian ini membuat masyarakat menjadi stress, cemas serta mengalami kebingungan atas arah hidup yang sudah ditentukan
Pikiran-pikiran negative selalu muncul dikepala sehingga terjebak dalam pemikiran yang tidak berujung, ini tentu menguras habis emosi seseorang. Belum lagi berita hoaks yang terjadi di masyarakat bahwa vaksin akan menyebabkan kelumpuhan sampai pada kematian, virus corona bisa sembuh dengan bawang putih, telor bisa menangkal corona.
Akhirnya, masyarakat lelah dengan ketidakpastian ini dan banyak dari mereka yang berhenti berperang melawan Covid-19. Secara psikologis setiap manusia memiliki ketahanan dan toleransi terhadap stres yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
ADVERTISEMENT