Konten dari Pengguna

Sudahkah Salat Kita Diterima?

Ahmad Ismail
Mahasiswa Sastra Inggris UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
28 November 2022 10:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Ismail tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/illustrations/pria-muslim-salat-doa-agama-islam-7252539/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/illustrations/pria-muslim-salat-doa-agama-islam-7252539/
ADVERTISEMENT
“Sesungguhnya, salat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar” (QS. Al-‘Ankabut [29]: 45). Inilah firman Allah yang secara gamblang menjelaskan bahwa ibadah salat dapat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar.
ADVERTISEMENT
Nah, dari ayat di atas, marilah sejenak kita merenungi salat kita. Sudahkah salat kita mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar? Atau setelah melaksanakan salat, kita masih saja menggunjing orang lain? Sehingga firman Allah tersebut seakan tidak sesuai dengan realita yang terjadi pada salat kita. Dengan demikian, salat kita masih dipertanyakan. Apa yang salah dengan salat kita? Sudahkah salat kita diterima oleh Allah SWT? Karena meskipun kita telah melaksanakan salat. Akan tetapi mengapa kita masih melakukan perbuatan keji dan mungkar?
Hukum Kewajiban Salat
Sebagai seorang muslim, salat merupakan ibadah wajib mahdhah yang kewajibannya sudah tidak terbantahkan. Apapun golongan mazhab yang dianut, kewajiban solat sudah mutlak 5 waktu dalam sehari. Nabi SAW menjelaskan bahwa sebaik-baiknya amal adalah salat. Amal perbuatan manusia yang pertama kali akan dihisab adalah salat. Kemudian, jika salat kita terhitung baik, maka amal selainnya pun akan tergolong baik pula. Begitulah kiranya keistimewaan ibadah yang satu ini.
ADVERTISEMENT
Perintah wajibnya salat sudah tertuang jelas dalam Alqur’an surah Al-Baqarah ayat 43, yang berbunyi “wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta warka'ụ ma'ar-rāki'īn”(Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'). Ayat ini menjadi dasar hukum wajibnya salat. Ibadah salat ini merupakan tiang agama Islam. Seperti sabda nabi “Sholat adalah tiang agama, barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya dan barangsiapa yang merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya”.
Definisi Salat
Kemudian secara harfiah, salat berarti doa. Doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba yang rendah kepada sang pencipta yang maha tinggi. Sedangkan menurut syarak, para ulama madzhab syafi’i mendefinisikan salat sebagai serangkaian ucapan dan perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Dalam salat, terdapat pula syarat-syarat sah salat beserta rukun-rukunnya yang harus dipenuhi. Supaya salat yang dilakukan dapat terhitung sah.
ADVERTISEMENT
Kemudian terdapat pula kesunahan-kesunahan salat yang dilakukan sebagai penyempurna salat. Dan semua hal tersebut telah dijelaskan dan diatur dalam tatanan ilmu fiqih. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan salat, penting kiranya bagi setiap muslim untuk mempelajari tata cara sholat yang benar. Serta mempelajari beberapa syarat dan ketentuan salat supaya dapat mendirikan salat secara sempurna.
Mengapa salat kita tidak mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar?
Selanjutnya, mari kita kembali kepada pertanyaan di awal. Mengapa salat kita tidak mampu mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar? Untuk menjawab pertanyaan ini, terdapat hadis nabi yang berbunyi “ Man lam tanhahu ‘anil fahsya’i wal munkari falahu la shalata lahu” (Siapa yang (salat tapi) shalatnya tidak mencegah dari kekejian dan kemungkaran, maka baginya tak dihitung sebagai telah melakukan salat).
ADVERTISEMENT
Dari hadis ini dapat kita pahami, ketika salat yang kita laksanakan tidak mampu mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar, maka dapat disimpulkan bahwa salat kita tidak terhitung atau dengan kata lain masih tertolak.
Menjelaskan lebih jauh terkait salat yang tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, imam Ja’far Al Shadiq menyatakan:
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya salat merupakan anugerah Allah SWT untuk manusia, sebagai penghalang dan pemisah (dari keburukan). Oleh karena itu, barang siapa yang ingin mengetahui sejauh mana manfaat salatnya, hendaklah ia memperhatikan apakah salatnya mampu menjadi penghalang dan pemisah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar. Salat yang diterima (oleh Allah) adalah hanya sejauh yang mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar.”
ADVERTISEMENT
Nah, dari peryataan imam Ja’far Al Shadiq di atas, lantas muncul kembali pertanyaan di benak kita. Mengapa salat kita tertolak? Tentu ada beberapa faktor yang menyebabkan salat kita tidak diterima oleh Allah SWT. Adapun salah satu faktornya adalah kekhusyukan (kehadiran hati) dalam melaksanakan salat. Nabi SAW bersabda “Salat yang diterima adalah sekadar hadirnya hati”. Sehingga salat tidak sekedar melakukan gerakan fisik belaka, melainkan juga menghadirkan hati dalam proses pelaksanaaannya.
Nabi juga mengatakan “ Tak akan diterima shalat sesorang yang dilakukan bagai seekor burung yang mematuk-matuk makanannya.” Haidar bagir dalam bukunya “Buat Apa Salat?” menjelaskan bahwa gambaran burung dalam hadis tersebut adalah hewan yang tidak memiliki hati. Burung mematuk-matuk makanannya secara instigtif, sebagai bagian dari keharusan untuk berahan hidup. Berbeda halnya dengan manusia. Manusia memiliki hati dan perasaan. Sehingga apalah guna ketika manusia menghadap tuhan-Nya tanpa menghadirkan hatinya?
ADVERTISEMENT
Khusyuk Dalam Salat
Berbicara tentang khusyuk, Allah SWT berfirman “Sesungguhnya salat itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (QS. Al-Baqarah [2]: 45). Ayat ini mengisyaratkan bahwa khusyuk tidaklah mudah untuk diraih. Khusyuk dapat kita raih apabila kita terus melatihnya. Melatih hati kita untuk selalu hadir dalam salat. Tentu tidak cukup hanya sekali, kemudian hati kita langsung bisa khusyuk. Melainkan dengan melatihnya berulang kali serta bersabar dalam melaksanakannya.
Semoga kita semua mampu meraih kekhusyukan dalam salat kita. Hingga pada akhirnya, salat kita kita diterima oleh Allah SWT, serta mampu mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar.
Amin…