Konten dari Pengguna

Benarkah Kita Tak Akan Pernah Kehabisan Energi?

ISMANADIA MAJID
Saya merupakan mahasiswa aktif Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Psikologi Universitas Brawijaya
9 Mei 2024 13:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
clock
Diperbarui 23 Mei 2024 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ISMANADIA MAJID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di sepanjang sejarah, umat manusia telah memanfaatkan berbagai macam energi untuk bertahan hidup dan berkembang. Sedari dulu umat manusia telah mengetahui banyak cara efisien untuk memanfaatkan energi, hal ini membawa umat manusia pada banyak revolusi, misalnya revolusi industri. Revolusi revolusi tersebut telah memberi bukti bahwa tidak ada jumlah batas energi yang bisa kita manfaatkan. Sehingga ditemukan bahwa sebenarnya, penggunaan bahan mentah oleh manusia telah meningkat seiringan dengan meningkatnya ketersediaan bahan eksploitasi.
Sumber: iStock, ilustrai sumber energi yang melimpah
Sebelum revolusi industri, umat manusia memiliki pengetahuan yang terbatas terkait bagaimana cara mengubah satu jenis energi menjadi jenis energi lain. Umat manusia tidak menyadari bahwa sebenarnya alat pengubah tersebut ada dekat dengan kita. Tubuh manusia bermetabolisme dengan membakar bahan bakar organik berupa makanan dan mengubahnya menjadi energi yang dilepaskan dalam gerak otot, ini merupakan alat pengubah energi satu-satunya yang tersedia kala itu.
Sumber: iStock
Tubuh manusia mendapatkan energi yang bersumber dari tumbuhan, tumbuhan memperoleh energi dari matahari, sehingga di sepanjang sejarahnya aktivitas manusia memperoleh bahan bakar dari energi surya yang ditangkap tumbuhan dan diubah menjadi tenaga otot. Jelaslah dunia tidak kekurangan energi, hanya sebagian kecil energi yang matahari pancarkan setiap hari, dan itu gratis. Semua aktivitas dan industri manusia hanya mengkonsumsi sekitar 500 eksa joule setiap tahunnya, ini setara dengan jumlah energi yang bumi terima dari matahari dalam hanya sembilan puluh menit saja, dan ini hanya bersumber dari energi surya.
ADVERTISEMENT
Melihat kembali pada 300 tahun terakhir, umat manusia telah berhasil membuat miliaran kendaraan yang pastinya membutuhkan dan telah menghabiskan sumber-sumber energi dan bahan mentah yang tersedia dalam jumlah yang tak sedikit. Fakta yang terjadi justru berbanding terbalik, kenyataanya para kapitalis tidak kehilangan akal dalam menyiasati energi yang bisa dimanfaatkan, mereka berinvestasi pada laba produksi juga pada penelitian sains dan teknologi untuk menemukan cara-cara yang lebih efisien memanfaatkan sumber daya dan menemukan sumber energi yang sepenuhnya baru.
Berbagai penelitian di bidang sains dan teknologi telah menemukan banyak cara dan energi baru yang bisa dimanfaatkan. Semenjak umat manusia mengetahui cara mengubah satu jenis energi menjadi energi jenis lain, kita menjadi terobsesi dengan gagasan bahwa berbagai teknologi dapat digunakan untuk mengubah satu jenis energi menjadi jenis lain. Energi apapun bisa digunakan ketika ada teknologi dan mesin yang tepat untuk memanfaatkannya. Misalnya, pada saat ditemukan mesin uap di tambang Britania, umat manusia membawa mesin uap ini keluar dari tambang dan mulai menghubungkannya dengan berbagai jenis mesin yang berbeda. Umat manusia menghubungkannya dengan mesin pintal dan mesin pemisah bijih kapas yang berhasil merevolusi produksi kain, selain itu umat manusia menghubungkan mesin uap pada rangkaian gerbong yang berhasil melahirkan lokomotif.
ADVERTISEMENT
Lantas mengapa kita takut akan kehabisan energi? Mengapa kita takut akan sesuatu yang berlimpah ruah?
Sumber: iStock, ilustari ekspresi khawatir akan kehabisan energi
Menurut penulis, ketakutan ini berakar dari beberapa hal:
Daripada fokus akan kekhawatiran kekurangan energi, kita lebih baik fokus akan upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola energi secara efisien. Upaya ini mencakup investasi pada penelitian dan pengembangan teknologi, serta mengedukasi masyarakat terkait penggunaan energi yang bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Jelaslah kita tidak kekurangan energi, yang kurang dari kita umat manusia adalah pengetahuan. Pengetahuan untuk mencari dan mengelola energi yang tersedia. Menurut penulis, untuk meningkatkan pengetahuan umat manusia dapat dilakukan dengan beberapa langkah ini:
ADVERTISEMENT
Referensi
Harari, Y. N. (2015). Sapiens: A Brief History of Humankind. New York, NY: HarperCollins.